sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
Senin, 04 Okt 2021 13:57 WIB

Donald Trump masih berupaya kembalikan akun Twitter

Dalam sebuah laporan terbaru, Donald Trump masih belum menyerah untuk mendapatkan kembali akun Twitter miliknya.

Donald Trump masih berupaya kembalikan akun Twitter

Lebih dari satu tahun yang lalu akun Twitter mantan presiden Amerika, Donald Trump diblokir. Mereka melakukan hal tersebut setelah Trump banyak melontarkan posting-an yang meresahkan banyak orang.

Pemblokiran yang terjadi dengan akun tersebut bersifat permanen. Oleh karena itu, Trump benar-benar tidak lagi bisa mendapatkan akun miliknya meski telah memiliki sangat banyak pengikut.

Tapi, tampaknya Trump masih belum menyerah untuk mendapatkan akun Twitternya kembali. Dia mengajukan gugatan di Florida untuk meminta alasan pasti mengapa dirinya dilarang ada di platform tersebut.

Trump berargumen, larangan itu tidak hanya melanggar hak Amandemen Pertamanya, tetapi juga undang-undang media sosial baru Florida yang ditandatangani oleh Gubernur Ron DeSantis awal tahun ini.

Namun, pengadilan telah menghentikan undang-undang tersebut agar tidak berlaku dengan alasan bahwa itu kemungkinan melanggar kebebasan berbicara.

Gugatan itu membuat banyak argumen yang sesuai dengan karakter Trump. Dia menyebut bahwa Twitter adalah "jalan utama wacana publik" dan "melaksanakan tingkat kekuasaan dan kontrol atas wacana politik di negara ini yang tidak terukur, belum pernah terjadi sebelumnya secara historis, dan sangat berbahaya untuk membuka debat demokratis”.

Tentu saja, larangan Trump di Twitter serta di platform lain seperti Facebook dan Snap dilakukan karena menyimpang dari pedoman media sosial. Posting-an mantan presiden Amerika ke-45 itu sering menjadi sumber kontroversi.

Bukan hanya karena ia sering menggunakannya untuk menggertak lawan politik dan mengumumkan pergantian personel, tetapi karena ia juga terus-menerus menyebarkan informasi yang salah, konten rasis, dan mendorong kekerasan. 

Gugatan terbaru Trump mengklaim bahwa bahkan pelabelan tweet-nya sebagai "menyesatkan" memenuhi syarat sebagai bentuk penyensoran, meskipun tweet yang jelas dan sengaja dibuat palsu (lainnya) diizinkan untuk tetap berada di platform tersebut.

Share
×
tekid
back to top