sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
Kamis, 14 Mar 2019 20:10 WIB

Akibat Facebook tumbang, Telegram dapat tiga juta pengguna baru

Selama tumbangnya layanan Facebook, Instagram dan WhatsApp, Telegram mengklaim mendapat tiga juta pengguna baru.

Akibat Facebook tumbang, Telegram dapat tiga juta pengguna baru
Source: Google

Tumbangnya layanan Facebook, Instagram dan WhatsApp yang terjadi secara bersamaan ternyata mendatangkan buah manis bagi Telegram. Aplikasi perpsanan ini mengklaim bahwa selama periode tumbangnya ketiga layanan tersebut, Telegram mengklaim telah mendapatkan peningkatan jumlah pengguna baru.

Hal tersebut diungkapkan oleh founder Telegram, Pavel Durov dalam saluran resminya. Sayangnya, Durov tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai klaim yang ia berikan dalam saluran Telegram tersebut.

“Saya melihat tiga juta pengguna baru yang mendaftarkan diri di Telegram selama 24 jam terakhir.” tulis Pavel Durov.

Pernyataan mengenai privasi tersebut menyasar pada klaim Mark Zuckerberg yang menyatakan akan mulai mengubah orientasi platform Facebook, dari iklan menjadi lebih menjamin privasi. Pernyataan tersebut juga seolah dibuat untuk menyambut 3 juta pengguna baru di platform itu.

Dilansir dari TechCrunch (14/3), seorang juru bicara dari Telegram menyatakan bahwa tumbangnya aplikasi Facebook disinyalir menjadi penyebab melonjaknya jumlah pendaftar aplikasi pesan tersebut.

Untuk diketahui, tahun lalu Telegram mengumumkan jumlah pengguna aktif bulanannya yang melebihi 200 juta pengguna. Kendati begitu, aplikasi ini dilarang di beberapa negara, antara lain China, Iran dan bahkan negara asalnya, Rusia. Pemblokiran tersebut terjadi lantaran Telegram menolak untuk membuka percakapan yang dilakukan penggunanya.

Di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika pernah melakukan pemblokiran terhadap aplikasi Telegram. Hal tersebut terjadi karena aplikasi Telegram digunakan untuk menyebarkan seruan terorisme dan radikalisme. Namun hanya dalam tempo satu bulan, blokir tersebut dibuka setelah Telegram menyetujui permintaan pemerintah untuk menerapkan sensor di aplikasinya.

Share
×
tekid
back to top