Microsoft dan Intel tetap dukung laptop Huawei
Baik Microsoft dan Intel mengatakan bahwa mereka akan tetap memberikan dukungan untuk menangkal serangan malware dan virus di masa depan.
Presiden Amerika Donald Trump telah memasukkan Huawei dalam blacklist perdagangan mereka. Hal ini membuat beberapa perusahaan asal Amerika yang bekerja sama dengan Huawei menarik diri terkait putusan tersebut.
Salah satunya adalah Google, yang tidak lagi akan memberikan update terhadap smartphone Huawei. Namun, beberapa perusahaan dikabarkan masih ‘galau’. Dua contoh perusahaan tersebut adalah Microsoft dan Intel.
Awalnya, kedua perusahaan tersebut dikabarkan akan memblokir dukungan mereka terhadap perusahaan tersebut. Namun, baru-baru ini dikabarkan bahwa kedua perusahaan tersebut akan kembali mendukung perangkat laptop milik Huawei.
Pihak Microsoft dalam wawancara belum lama ini menegaskan bahwa mereka akan tetap memberikan update Windows 10 ke laptop Huawei. “Kami tetap berkomitmen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang luar biasa,” kata perwakilan Huawei, seperti dikutip dari laman Techradar (26/6/2019).
“Evaluasi awal kami terhadap keputusan Departemen Perdagangan AS tentang Huawei telah mengindikasikan bahwa kami dapat terus menawarkan pembaruan perangkat lunak Microsoft kepada pelanggan dengan perangkat Huawei.”
Hal ini merupakan sebuah kabar yang sangat menggembirakan. Hal ini dikarenakan, saat Microsoft memutuskan untuk tidak memberikan update, laptop tersebut tidak akan dapat dipakai lagi, terutama karena tidak ada proteksi terhadap malware dan virus di masa depan.
Meskipun akan tetap mendukung Huawei dalam hal pembaruan Windows 10, namun dukungan lain seperti menjual laptop Huawei di Microsoft Store tidak lagi dilakukan. Semua laptop Huawei sudah ditarik dari toko mereka.
Di sisi lain, Intel juga telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan terus memberikan pembaruan keamanan dan driver untuk laptop Huawei. Fakta bahwa kedua perusahaan ini terus menambal laptop Huawei berarti bahwa pemilik perangkat tersebut tidak perlu khawatir bahwa mereka akan rentan terhadap risiko keamanan di masa depan.
