sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
Sabtu, 04 Agst 2018 02:26 WIB

Melihat 4 jam tangan vintage Casio G-Shock dan fiturnya

Saya adalah penggemar jam tangan Casio G-Shock. Di sini saya akan menerangkan beberapa dari koleksi saya beserta keunikannya

Melihat 4 jam tangan vintage Casio G-Shock dan fiturnya
Father of G-Shock, Kikuo Ibe (kanan)

Jam tangan G-Shock pertama kali diciptakan oleh seorang karyawan Casio, Kikuo Ibe. Idenya menciptakan G-Shock berawal dari jam tangan Ibe yang hancur karena tidak sengaja terbentur. Mulai dari situlah dirinya memiliki ide untuk membuat jam tangan yang sangat kuat. Sekarang, Kikuo Ibe sudah lebih dikenal sebagai “Father of G-Shock.”

Seri pertama Casio G-Shock adalah DW-5000C yang hadir pada tahun 1983. Semenjak itu, Casio terus memproduksi G-Shock dengan beberapa model khusus seperti yang pertama dengan sensor termometer digital, yang pertama dengan grafik pasang/surut air laut, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jam tangan G-Shock dengan model khusus, saya memiliki beberapa diantaranya. Inilah beberapa dari koleksi Casio G-Shock saya dengan predikat “pertama kali” dalam sejarah jam tangan Casio (sekalian saya pamer boleh ya).

Casio G-Shock DW-6100 (produksi tahun 1992)

Diproduksi pertama kali pada tahun 1992, model ini adalah G-Shock pertama yang dilengkapi sensor termometer digital. Layar pada G-Shock DW-6100 dilengkapi dengan 4 segmen yang masing-masing menampilkan hari dan suhu, grafik temperatur yang menyimpan memori suhu hingga 5 jam ke belakang, grafik matahari terbit dan terbenam, dan segmen layar yang paling bawah adalah waktu.

Jam tangan dilengkapi dengan memori data temperatur hingga 30 buah. Untuk melihat data tersebut, saya harus masuk ke mode Temperature Data Recall Mode dan melihat histori keadaan suhu udara selama 30 jam terakhir. Untuk grafik matahari terbit dan terbenam, saya merasa data yang ada di jam tangan ini cukup akurat dengan syarat harus mamasukkan koordinat garis lintang / garis bujur (latitude/longitude) pada kota yang dimaksud dengan benar. Bagaimana cara mendapatkan koordinat kota? Gampang, tinggal cari di Google.

Oiya, G-Shock DW-6100 diproduksi ulang pada tahun 2000. Namun, dapat saya pastikan, DW-6100 yang saya punya itu produsi tahun 1992 karena memiliki nomor modul 3 angka dibandingkan pada produksi tahun 2000 dengan nomor modul 4 angka.

Casio G-Shock Fisherman DW-8600 (produksi tahun 1996)

Model G-Shock model “pertama kali” yang selanjutnya saya miliki adalah DW-8600 alias Fisherman. Ya, sesuai namanya, jam tangan G-Shock ini dikhususkan untuk para nelayan. Sebelum saya menjelaskan lebih lanjut, Casio memiliki seri “Master of G” yang dibuat khusus untuk orang para profesional. Seri Master of G memiliki nama tambahan selain nomor model. Nama seri itu biasanya dilengkapi dengan akhir "–Man" atau "–Master", misalnya: Fisherman, Riseman, Mudmaster, Gulfmaster, dan masih banyak lagi.

Oke, kita kembali lagi ke G-Shock Fisherman. Jam tangan ini adalah G-Shock pertama yang dilengkapi dengan grafis pasang surut air laut. Tentu saja, fitur tersebut sangat berguna untuk para nelayan yang ingin menangkap ikan di laut lepas. Selain itu, G-Shock yang sangat susah saya dapatkan ini dilengkapi dengan informasi fase bulan dan azimuth bulan.

Kedua fungsi mengenai bulan tersebut juga bermanfaat untuk para nelayan agar salah satunya mengetahui apakah malam pada hari yang bersangkutan akan diterangi oleh sinar bulan atau tidak. Karena digunakan untuk di laut, G-Shock Fisherman menggunakan bahan titanium di pelat bagian belakang, di bagian logam depan di bawah bezel resin, dan baut-bautnya. Dengan demikian, G-Shock Fisherman akan lebih tahan karat dibandingkan dengan jam tangan berbahan stainless steel. Sama seperti DW-6100, DW-8600 juga dilengkapi dengan sensor temperatur digital dan informasi matahari terbit atau terbenam.

G-Shock Fisherman pertama kali diproduksi pada tahun 1996. Namun yang saya punya adalah produksi tahun 1998. Berarti tahun ini Casio Fisherman milik saya sudah berumur 20 tahun.

Casio G-Shock Riseman DW-9100 (produksi tahun 1997)

Model ini adalah G-Shock pertama kali yang dilengkapi dengan fitur Auto Light. Menggunakan fitur tersebut, saya dapat mengaktifkan lampu layar (electroluminescence) tanpa menekan tombol Light yang terletak di sebelah kanan atas. Jadi saya cuma harus memiringkan pergelangan tangan sekitar 40 derajat ke arah wajah saya. Perlu diingat bahwa fitur tersebut dapat diakses dengan cara menekan dan menahan tombol kanan bawah sekitar dua detik. Penanda bahwa fitur tersebut aktif akan terlihat di layar. Namun setelah mengaktifkannya, Auto Light akan mati secara otomatis setelah beberapa jam pengaktifan demi efisiensi baterai.

Jam tangan dengan awal produksi tahun 1997 tersebut dilengkapi pula dengan fitur Twin Sensor. Artinya, Riseman DW-9100 dilengkapi dengan dua sensor (barometer dan termometer). Tidak ketinggalan pula fitur altimeter yang bermanfaat untuk mengukur ketinggian ketika sedang mendaki gunung. Angka yang ada pada altimeter berbasiskan data dari tekanan udara berkat sensor altimeter. Sistem altimeter pada Riseman DW-9100 mampu mendeteksi ketinggian dari 0 hingga 6.000 meter.

Salah satu hal yang saya suka dari G-Shock ini adalah bentuknya yang unik, malahan ada beberapa orang menyebutnya mirip dengan bintang laut, dan saya setuju akan hal tersebut. Meski tidak sesulit ketika berburu G-Shock Fisherman, saya merasa agak susah untuk mendapatkan G-Shock Riseman DW-9100 dengan konsidi yang masih mulus.

Setelah bertahun-tahun berburu, akhirnya saya mendapatkan G-Shock tersebut! Dengan model lengkap DW-9100MS-8T, berarti saya memiliki versi Japan Domestic Maket (JDM) dengan tahun produksi 1998. Ya! Saya merasa beruntung mendapatkan model JDM! Perbedaan yang paling mencolok antara model standar dan model JDM adalah penggunaan bahan pelat bagian belakangnya, yang mana versi JDM menggunakan material titanium sedangkan versi standar menggunakan bahan stainless steel. Asik bukan?

Casio G-Shock Rangeman GW-9400 (produksi tahun 2013)

Menjadi jam tangan yang paling saya sayang, Rangeman GW-9400 adalah G-Shock pertama yang menggunakan fitur Triple Sensor. Dengan demikian, G-Shock yang pertama kali produksi tahun 2013 tersebut dilengkapi dengan tiga sensor, yaitu kompas, barometer, dan termometer. Tidak ketinggian pula fitur altimeter yang mengambil data berdasarkan tekanan udara. Sebagai informasi, semakin tinggi sebuah tempat, semakin rendah tekanan udaranya.

Sebenarnya dari dahulu saya sangat menginginkan G-Shock dengan fitur Triple Sensor. Fitur tersebut bukanlah hal yang baru dari Casio, lantaran telah diterapkan pertama kali di jam tangan Casio ATC-1100 pada tahun 1994. Selama 18 tahun, Casio hanya melengkapi fitur Triple Sensor pada model Pro Trek. Hal tersebut kemungkinan agar tidak terjadi kanibalisme antara Pro Trek dan G-Shock. Saya berasumsi keputusan Casio untuk menyematkan fitur Triple Sensor ke dalam G-Shock adalah baik Pro Trek dan G-Shock kini telah memiliki pasar masing-masing, atau telah mendengar masukan dari para penggemar G-Shock.

Meski demikian, kecanggihan fitur Triple Sensor pada Rangeman GW-9400 berbeda secara signifikan dibandingkan dengan ATC-1100. Salah satu perbedaannya adalah kini Rangeman GW-9400 mampu mendeteksi ketinggian hingga 10.000 meter dari atas permukaan laut dan memiliki akurasi perhitungan altimeter hingga 1 meter. Artinya, Rangeman GW-9400 dilengkapi dengan teknologi Triple Sensor generasi ketiga yang pertama kali hadir di Casio Pro trek PRW-3000 dengan tahun produksi 2013.

Selain Triple Sensor, Rangeman GW-9400 juga dilengkapi dengan fitur Tough Solar sehingga memungkinkannya mengisi ulang baterai hanya menggunakan sinar. Ini adalah fitur yang sangat praktis mengingat saya tidak perlu mengganti baterainya ketika kehabisan daya, cukup dikenakan sinar matahari atau sinar lain. Baterai isi ulang yang digunakannya adalah Panasonic CTL-1616.

Ketika membeli Rangeman GW-9400, saya memilih layar dengan tipe negatif. Maksudnya adalah angka-angka dan grafik pada jam tersebut berwarna gelap dibandingkan dengan jam tangan biasanya. Keputusan saya memilih layar negatif adalah ingin terlihat beda dibandingkan jam tangan G-Shock yang lainnya. Menurut saya, layar negatif menjadikan kesan lebih macho. Namun kekurangannya adalah layar jam tangan menjadi agak sulit terlihat jika malam hari. Saya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut lantaran Rangeman GW-9400 dilengkapi dengan fitur Auto Light.

Bezel-nya yang tebal membuat kaca terlindung dari benturan dan tombolnya yang berukuran besar memudahkan saya mengaksesnya ketika menggunakan sarung tangan tebal. Intinya, jam tangan ini sangat praktis ketika saya gunakan untuk mendaki gunung. Oiya, ada cerita unik ketika awal-awal saya membeli G-Shock Rangeman GW-9400. Saking terpesonanya dengan jam tangan ini, kaki saya pernah terperosok selokan gara-gara saya lebih memperhatikan Rangeman GW-9400 yang saya kenakan ketimbang memperhatikan jalanan.

Itulah cerita dari beberapa koleksi G-Shock saya. Saya memang lebih suka mengumpulkan G-Shock vintage alias lawas dibandingkan dengan G-Shock terbaru. Pasalnya, saya merasa lebih eksklusif jika mengenakan G-Shock yang sudah tidak diproduksi. Satu lagi, alasan saya mengukai jam tangan Casio G-Shock adalah karena jam ini sangat kuat dan memiliki fitur unit seperti saya jelaskan di atas.

Tag
Share
×
tekid
back to top