sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
Kamis, 25 Jun 2020 19:34 WIB

Belajar online jadi alternatif terbaik selama pandemi Covid-19

Melakukan pembelajaran melalui online dianggap menjadi alternatif bagi anak sekolah selama pandemi Covid-19.

Belajar online jadi alternatif terbaik selama pandemi Covid-19
Source: Pexels

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri telah mengeluarkan panduan pembelajaran tahun ajaran baru di masa pandemi Covid-19. Salah satu poin dalam panduan tersebut adalah larangan melakukan Kegiatan Belajar Mengajar tatap muka di 94% wilayah Indonesia yang berada di zona merah, orange, dan kuning. Di wilayah tersebut pembelajaran hanya boleh dilakukan secara online

Inilah mengapa tahun ajaran baru 2020 tak lagi sama dengan tahun tahun sebelumnya. Pasalnya tidak ada lagi tawa dan tangis siswa yang baru kali pertama menginjakkan kakinya di sekolah. Tak ada lagi interaksi guru, murid dan orang tua dalam satu ruang yang sama. Sementara sekolah, tetiba harus meng-orkestrasi ekosistem pendidikan dari dunia maya.

Kerumitan serupa juga dialami oleh para pemangku kebijakan, yang terpaksa menarik maju sistem pendidikan yang baru, 10 atau bahkan 20 tahun lebih awal. Di saat transformasi pendidikan masih terkendala oleh kesiapan infrastruktur dan serapan teknologi.

"Dimasa pandemi Covid-19, kesehatan dan keselamatan stake holder pendidikan harus diutamakan. Pun demikian dengan pendidikan yang tidak boleh dihentikan. Untuk itu, kita perlu duduk bersama guna merumuskan solusi ideal untuk dunia pendidikan di era new normal," kata CEO Telset.id dalam acara online talkshow bertema "Sistem Pendidikan Ideal di Era New Normal", Hamzah. 

Melalui acara online talkshow bertema "Sistem Pendidikan Ideal di Era New Normal". Rahmat Effendi selaku Walikota Bekasi, telah menegaskan kesiapan Kota Bekasi menjalankan tahun ajaran baru 2020 menggunakan sistem pembelajaran online. Meski menurutnya, ada beberapa tantangan yang mesti dihadapi, mulai dari akses internet yang belum merata, keterbatasan infrastruktur pembelajaran online, hingga penguasaan terhadap teknologi di lingkup ekosistem pendidikan sekolah.

"Ini memang bukan hal yang mudah. Butuh banyak penyesuaian diri. Tapi saya percaya bahwa beradaptasi bisa menjadi langkah awal bagi kita untuk menapaki masa depan dunia pendidikan," kata Rahmat Effendi.

Hal senada disampaikan oleh Founder Kelas Pintar, Fernando Uffie. Menurutnya, pandemi Covid-19 bisa menjadi momen bagi dunia pendidikan untuk mempercepat proses transformasi ke pendidikan berbasis teknologi.

"Transformasi dunia pendidikan bukan tentang menegasikan peran tenaga pendidik dan sekolah, tapi justru menguatkan peran masing-masing stake holder tersebut," kata Uffie.

Menurutnya, pembelajaran online ataupun pendidikan berbasis teknologi sejatinya harus bisa mengakomodir peran guru, sekolah, dan orang tua dalam proses pendidikan siswa. Pembelajaran online juga harus bisa menghadirkan interaksi diantara mereka, untuk memastikan pendidikan karakter tetap berjalan meski dilakukan secara virtual.

Bicara tentang kesiapan menggelar pembelajaran jarak jauh di tengah pandemi Covid-19, pihak sekolah sebagai yang berkaitan langsung juga tak menampik adanya sejumlah tantangan yang harus dilalui. Apalagi, ini juga kali pertama sistem pembelajaran online secara penuh diterapkan di tanah air.

“Sekolah itu ibarat sebuah orkestra, di mana banyak unsur-unsur di dalamnya. Kita tidak bisa memaksakan satu unsur sangat berperan, sementara unsur yang lain dihilangkan. Karenanya, semua harus saling mendukung. Alhamdulillah, kami di Al Azhar mendapat dukungan penuh dari Yayasan, disamping juga SDM. Dimana kami memiliki guru-guru yang sudah siap secara kemapuan IT,” kata Kepala Sekolah SMPI AL Azhar 8 Kemang Pratama, Kanya Muawanah. 

Sementara itu, Febriati Nadira selaku Perwakilan Orang Tua Murid menyebutkan bahwa selain masalah kedisiplinan, mempertahankan kualitas Pendidikan ke depan juga menjadi tantangan lainnya. Apalagi tidak semua orang tua memiliki perangkat atau pemahaman digital yang sama. 

“Mungkin kita di Jakarta secara sarana dan prasarana mendukung, tapi di tempat lain belum tentu. Jadi PR-nya lebih ke bagaimana dengan sistem pembelajaran saat ini semuanya bisa mendapatkan kualitas pendidikan yang sama," kata Febriati Nadira. 

Tag
Share
×
tekid
back to top