sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id realme
Selasa, 29 Sep 2020 13:46 WIB

Review Vivo V20: Segini yang pas!

Vivo V20 hadir sebagai generasi penerus dari seri V. Lantas, apakah perangkat ini memang bisa menjawab kebutuhan penggunanya dengan baik?

Review Vivo V20: Segini yang pas!

Sampai saat ini, smartphone sudah tampil dengan berbagai rupa. Dari desain, kamera hingga kekayaan fitur banyak ditawarkan dan dijanjikan akan meningkatkan pengalaman penggunaan. Tentu saja, masing-masing punya keunggulan. Harus dimaklumi juga kalau masing-masing, pasti punya celah kekurangan. 

Bicara soal desain, banyak vendor yang mencoba menawarkan desain baru. Dari finishing cover belakang, penempatan tombol, peletakan kamera depan hingga susunan kamera belakang. Salah satu yang kini menghadirkan smartphone dengan desain berbeda adalah Vivo. Ya, perangkat terbarunya, yakni Vivo V20 tampil beda dari seri V lainnya. 

Lantas apa perbedaan itu sebatas penampilannya saja? Atau sampai ke level fitur dan pengalaman penggunaannya? Simak selengkapnya dalam review kali ini!

Desainnya cakep
Jujur saja, setiap kali vivo meluncurkan smartphone, desainnya pasti selalu berbeda. Baik dari susunan kamera atau efek-efek ciamik yang biasanya muncul ketika panel belakangnya terkena cahaya. Nah, di vivo V20 pun demikian. 

Kalau boleh dibilang, rasanya seri ini mengadopsi beberapa desain yang sebelumnya sudah digunakan vivo untuk produk lain, tentunya bukan dari keluarga V. Finishing cover belakangnya, yang a la matte tapi halus mengingatkan saya pada vivo X50 Series. Demikian juga dengan bentuk kameranya. Desain yang seolah-olah terdiri dari dua bingkai bertumpuk dengan warna berbeda. Vivo menyebut desain ini dengan Dual Tone dan pertama kali dicetuskan kala perusahaan ini meluncurkan X50 Series.

Kamera belakang vivo V20

Sementara dimensinya yang pas digenggaman tampaknya diambil dari vivo S1 Series. Ya, saat pertama kali menggenggam seri ini, ingatan saya langsung melayang ke vivo S1 Pro. Kontur belakangnya yang datar, lekukan pada sudut-sudutnya, semua menggambarkan seri itu. 

Bodi belakang vivo V20

Tapi yang membuat kesan baru dari perangkat ini justru ada di pewarnaannya. Vivo yang biasanya menggunakan satu warna solid pada produknya kini menggunakan gradasi cantik di bagian belakangnya. Ya, produk yang kami terima hadir dengan warna Sunset Melody. Ini merupakan gabungan gradasi ungu, oranye dan pink yang akan muncul bergantian ketika tertimpa cahaya. 

Tidak hanya itu, finishing matte halus di bagian belakang ini juga tidak membuat cap jari menempel. Ini akan memberikan kesan bersih ketika menggunakan ponsel ini. Jadi pada dasarnya, tak perlu repot-repot membersihkan bagian belakang dari bekas jari yang menempel. 

Di bagian kanan, ada tombol power dan volume. Standar lah untuk ponsel yang ada saat ini. Tapi tombol powernya diberikan pola bergerigi yang membuatnya semakin mudah dikenali. Sementara di sisi kiri, terdapat SIM Tray, yang sudah mendukung penggunaan dua SIM sekaligus, ditambah dengan slot ruang untuk MicroSD. 

Vivo V20 masih menggunakan port jack 3.5mm

Untungnya, vivo masih mempertahankan jack 3,5mm untuk perangkat ini. Membuatnya lebih fleksibel untuk dicolokkan dengan earphone apa saja. Ada pula port USB Type C untuk pengisian daya dan grill speaker di sebelahnya. 

Layarnya sendiri berukuran 6,44 inci dengan resolusi FullHD+. Panelnya sudah AMOLED sehingga sistem penguncian dengan menggunakan sidik jari di layar sudah bisa dilakukan di perangkat ini. Layarnya mampu menampilkan konten dengan sangat baik. Kecerahan layarnya sudah cukup terang, kontras gambar juga bisa ditampilkan dengan baik. Tidak hanya itu, layarnya juga sanggup menampilkan warna dengan cukup akurat. 

Bagian depan vivo V20

Sayangnya dalam beberapa kondisi, layar ini tampak kurang prima. Misalnya ketika saya gunakan ketika matahari sedang terik-teriknya. Butuh sedikit usaha lebih agar bisa melihat tampilan layar dengan baik. Ini sebenarnya masih tergolong wajar. 

Bobotnya cukup ringan, yakni 172 gram. Ini sudah lebih ringan daripada V19 yang memiliki bobot 186 gram atau bahkan V17 Pro yang memiliki bobot hampir 202 gram. Dibandingkan dengan X50 Pro saja, bobotnya sudah lebih ringan V20. 
 

Bikin eksplorasi foto jadi menyenangkan
Seperti biasa, kamera menjadi salah satu sektor yang menjadi andalan vivo di produk-produknya, termasuk juga di V20 ini. Jika melihat dari jumlahnya, seri ini memiliki kamera yang kalah banyak dibandingkan pendahulunya. Meski begitu, belum tentu dengan kualitasnya. 

Seri ini hadir dengan kamera utama 64MP, 8MP yang akan menangani mode Super Wide Angle, Depth camera, hingga Makro dan 2MP kamera monokrom. Sementara di bagian depan, terdapat kamera 44MP untuk menjawab kebutuhan selfie penggunanya. 

Resolusi besar sudah pasti akan menggunakan teknik pixel binning pada kamera utamanya. Karena itu, dalam mode biasa, gambar akan diambil dengan resolusi 16MP. Jika ingin menggunakan resolusi 64MP, ada menu khusus di bagian More >> High Resolution. 

Hasil foto 16MP

Dalam foto standar, hasil foto tampak menjanjikan. Warna bisa ditampilkan, demikian pula dengan detail objek. Namun, pada beberapa area yang teksturnya tampak berkurang. Hal ini terjadi di helai daun kelapa dan rumput yang ada di sebelah patung. Tidak hanya itu, detail semakin berkurang ketika sampai pada daun di seberang jalan. 

Tidak lepas dari itu, foto kamera utamanya sudah berhasil menampilkan eksposur yang baik. Walaupun tekstur pada bagian tanaman dekat patung tampak berkurang, namun kamera ponsel ini masih mampu merekam dan menghasilkan warna yang terbilang baik. 

Hasil foto 64MP

Sementara pada foto 64MP, ukuran gambar menjadi lebih besar. Detail yang ditangkap pun menjadi lebih baik. Hasilnya akan terlihat kalau dilakukan zoom maksimal pada hasil foto kedua mode ini. Hasil foto 64MP akan menampilkan detail yang jauh lebih baik ketimbang hasil foto 16MP-nya. Namun, hal ini memiliki konsekuensi tersendiri, yakni ukuran file foto yang lebih besar. Sebagai perbandingan, dengan foto yang sama, hasil foto 16MP memiliki ukuran file 4,7MB. Sementara ukuran file untuk hasil foto 64MP adalah 16,4MB atau hampir empat kali lipatnya. 

Beralih ke hasil foto wide, saya sendiri cukup terkesan bagaimana fitur Super Wide Angle Correction-nya bekerja. Gambar yang cenderung miring dan terdistorsi bisa diatasi dengan baik jika mengaktifkan fitur ini. Lihat saja pada kedua foto wide angle yang saya ambil. Foto atas (tanpa super wide angle correction) menampilkan marka jalan yang terdistorsi di area kiri bawah foto, melengkung ke arah yang tidak semestinya. Demikian juga pembatas jalan yang ada di kanan bawah area foto. 

Hasil foto Wide Angle tanpa correction

Hasil foto Wide Angle Correction

Hasil melengkung ini bisa diatasi dengan mudah ketika saya mengaktifkan fitur koreksi tadi. Lengkungan gambar menjadi lebih tertata dan mengarah ke arah yang benar. Memang sih masih terlihat adanya sedikit blur pada bagian sudut gambar. Misalnya pada tiang lampu di sebelah kiri, badan pemotor di pojok kanan dan pembatas jalan yang sebelumnya melengkung. 

Performa foto HDR-nya tidak menjadi salah satu yang istimewa di perangkat ini. Dalam percobaan yang saya lakukan, HDR tampak terlalu agresif. Misalnya pada foto di bawah ini. Dalam foto HDR, beberapa area yang sebelumnya tampak terang kini justru tampil lebih gelap. Detail dan tekstur gambar memang berhasil terlihat dengan baik, demikian pula dengan matahari di balik awan. Namun, untuk beberapa area gelap HDR-nya agak terlalu agresif.

Foto tanpa HDR

Foto HDR

Pada foto portrait, vivo memungkinkan saya untuk mengubah aperture dengan rentang f16 hingga f0.95 di kamera belakang. Semakin kecil aperturenya, efek bokeh akan semakin terasa. Hasil foto portrait di vivo V20 ini bisa diandalkan. Efek buram mampu dikemas dengan cukup rapi. Baik di F/0.95, F/2.0 ataupun di F/16. Namun, di beberapa titik pada F/2.0, ada beberapa area subjek yang diburamkan.

Hasil foto F/0.95

Beralih ke foto makro, vivo V20 mengandalkan lensa super wide anglenya untuk memotret makro. Kemampuan makro ini sudah ditingkatkan untuk jarak fokus yang lebih dekat, yakni hingga 2,5cm. Dan benar saja, saya bisa mengambil gambar dengan jarak dekat. Hasilnya cukup memuaskan. Detail gambar bisa ditangkap dengan baik. Demikian juga dengan reproduksi warnanya. Yang penting cahayanya mencukupi. Guratan bunga pada foto yang saya ambil juga bisa ditampilkan dengan jelas. 

Hasil foto makro

Kemampuan pengambilan gambar juga terbukti baik saat dilakukan malam hari. Vivo menyematkan dua mode pengambilan gambar malam, tanpa tripod dan mode tripod. Perbedaannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan gambarnya. Mode tanpa tripod biasanya akan berlangsung selama 5 detik. Sementara mode tripod bisa memakan waktu lebih lama, tergantung seberapa gelap lingkungan yang dipotret. 

Hasilnya tentu berbeda. Mode tripod memberikan hasil lebih baik ketimbang tanpa menggunakan tripod, karena ada lebih banyak cahaya yang ditangkap oleh kamera. Perbedaan itu bisa terlihat di area langit. Mode tripod menawarkan langit malam yang lebih cerah ketimbang tanpa menggunakan tripod. Tidak hanya itu, area yang tampak sedikit lebih gelap pun berhasil ditingkatkan kecerahannya, yang membuat detailnya lebih terlihat, misalnya di area lapangan bulu tangkis dan dedaunan. 

Foto malam tanpa mode tripod

Foto malam dengan mode tripod

Sayangnya, perbedaan keduanya tidaklah terlalu mencolok. Memang, noise berhasil diatasi dengan baik. Namun mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mengambil gambar semestinya mode menggunakan tripod menawarkan hasil yang jauh lebih baik. Terlebih lagi, mode tanpa tripod tampak lebih baik meredam cahaya lampu ketimbang ketika menggunakan mode tripod. 

Berpindah ke kamera depan, vivo juga memberikan opsi untuk menentukan aperture saat melakukan portrait selfie. Bedanya, di kamera depan, aperture paling kecil adalah F/1.0. Sayangnya kualitas bokeh di kamera depan ini tidak secakap bokeh menggunakan kamera belakang. Di F/1.0 misalnya, masih terdapat celah di pinggiran leher saja. Hal ini mengesankan efek bokeh yang seperti tempelan saja. Namun hasilnya harus diapresiasi karena berhasil memisahkan rambut saja dan latar belakang dengan cukup baik. 

Selfie portrait F/1.0
 

Performanya oke
Vivo V20 dibekali dengan prosesor Snapdragon 720G, RAM 8GB dan memori internal 128GB. Ini merupakan chipset kelas menengah yang dirilis Qualcomm awal tahun ini. Huruf G di belakang serinya menunjukkan kalau chipset ini sudah dioptimasi untuk kebutuhan bermain gim. 

Untuk mengetahui performanya, saya melakukan beberapa benchmark di smartphone ini, antara lain 3DMark, PCMark, Geekbench, AIMark dan AIBenchmark. Semuanya dibutuhkan untuk mengetahui performa, baik mesin maupun AI di perangkat ini. 

3DMark digunakan untuk mengetahui seberapa baik ponsel menangai kerja grafis. Umumnya kerja grafis berat akan terjadi ketika bermain gim. Karena itu, semakin tinggi angka benchmarknya, maka akan semakin tinggi pula kemampuan smartphone dalam menjalankan gim.

Berikut adalah pengujian vivo V20 menggunakan 3DMark. Sebagai gambaran, saya tampilkan juga hasil pengujian 3DMark pada Vivo V19 yang menggunakan chipset 675, untuk menunjukkan seberapa jauh peningkatan yang ditawarkan di seri terbaru ini. 

Hasil pengujian 3DMark vivo V20

Sementara itu, pengujian menggunakan PCMark dilakukan untuk melihat seberapa baik performa vivo V20 dalam menjalankan tugas sehari-hari, misalnya browsing, edit foto hingga edit video. Tidak hanya itu, pengujian kecepatan memori juga dilakukan untuk melihat seberapa gesit perangkat ini. Terakhir, pengujian PCMark Computer Vision dilakukan untuk menilai seberapa baik performa AI yang ditawarkan. 

Hasil pengujian PCMark Work vivo V20

Hasil pengujian PCMark Storage vivo V20

Secara khusus, AIMark 3 dan AIBenchmark juga digunakan untuk melihat performa kecerdasan buatan di vivo V20 ini. Ini akan menggambarkan seberapa cepat AI mampu mengenai gambar, atau bahkan skema pemotretan yang akan mengenali lanskap foto apa yang hendak diambil penggunanya. Dari sini, AI akan mengambil alih untuk meningkatkan beberapa parameter dalam pengambilan gambar tersebut, seperti eksposure hingga pengaturan warna. 

Hasil pengujian performa AI Vivo V20

Selanjutnya adalah pengujian langsung menggunakan beberapa gim. Ada tiga gim yang saya mainkan, yakni PUBG Mobile, Call of Duty Mobile dan Arena of Valor. Pengujian ini dimaksudkan untuk merasakan langsung bagaimana vivo V20 dapat menjalankan ketiganya. 

Di PUBG Mobile, pengaturan default yang ditawarkan ketika baru membuka aplikasi ini adalah HD High. Itu juga sudah termasuk pengaturan maksimalnya. Sementara frame rate maksimal yang bisa didapatkan adalah Ultra, dengan catatan grafis diturunkan ke Smooth. 

Pengalaman bermain PUBG Mobile menggunakan vivo V20 terbilang menyenangkan. Gim bisa dimainkan dengan sangat baik. Saya juga tidak mendapati adanya panas berlebih ketika menjalankan gim ini. Tidak ada lag atau kendala-kendala lain selama bermain. Dalam beberapa skenario, misalnya bergerak cepat dengan kendaraan atau berhadapan dengan banyak musuh, frame rate nya masih terjaga dengan baik. 

Dalam 30 menit bermain dengan kecerahan maksimal, koneksi Wifi dan pengaturan Smooth Ultra, kapasitas baterai berkurang sebanyak 7 persen. Cukup irit, mengingat beberapa smartphone bisa berkurang rata-rata 9% dalam durasi yang sama. 

Sama halnya dengan Call of Duty Mobile. Di gim ini, pengaturan default yang diberikan adalah High dengan frame rate High. Pengaturan paling tinggi yang bisa dicapai smartphone ini adalah Very High dengan frame rate Very High. Saya menetapkan pengaturan di Medium dan frame rate Max untuk mendapatkan hasil maksimal. 

Seperti halnya dengan PUBG Mobile, COD Mobile juga dapat dimainkan dengan lancar. Respon layar terbilang baik saat bermain. Suhu sedikit mengalami peningkatan. Bisa jadi ini merupakan akumulasi dari gim PUBG Mobile sebelumnya. Meski begitu, kenaikan suhu ini belum mengganggu permainan. 

Dalam 30 menit bermain Call of Duty Mobile, kapasitas baterai vivo V20 berkurang sebanyak 9 persen. Persentase ini sedikit lebih banyak dari ketika saya bermain PUBG Mobile. Meski begitu, di gim ini saya tidak menemui kendala sama sekali. Frame rate juga terbilang stabil. 

Gim ketiga adalah Arena of Valor. Nah di gim ini, pengaturan maksimal yang bisa saya dapatkan adalah Display Quality Max, HD Display Ultra dan mode High Frame Rate. Gim ini pun dapat berjalan dengan lancar. Suhu juga masih terjaga dengan baik. Dalam 30 menit permainan, kapasitas baterai yang berkurang adalah 7 persen. 

Secara umum, vivo V20 dapat menjalankan gim dengan sangat baik, terutama untuk gim yang membutuhkan kinerja grafis lumayan berat. Frame rate gim dan suhu yang terjaga menjadi keunggulan yang ditawarkan kala membutuhkan hiburan. Konsumsi baterai pun terbilang irit. 

Yang menarik lainnya dari vivo V20
Kalau sebatas foto dan bermain gim vivo sudah cukup menarik, nyatanya masih ada hal lain yang ditawarkan di smartphone ini, yakni fitur editing foto dan video. Di perangkat ini, vivo memungkinkan editing dengan mengandalkan AI untuk mendapatkan hasil terbaik. 

Di foto misalnya, ada opsi AI Image Matting. Fitur ini akan mengenali sejumlah subjek dalam foto yang nantinya bisa diedit secara mandiri. Misalnya, Sky, Building atau background. Salah satu fungsi fitur ini adalah mengganti langit dengan beberapa preset yang ditawarkan. Nantinya eksposur dalam gambar pun akan mengikuti preset yang dipilih pengguna. 

Foto yang langitnya sudah diganti

Hasilnya cukup baik untuk beberapa background langit terang. Namun, ketika diperhatikan dengan lebih seksama, bagian pinggiran gambar yang berbatasan dengan langit akan tampak blur. Sepertinya ini upaya untuk menyatukan langit dengan foreground-nya. Blur ini akan semakin terlihat ketika memilih background langit berwarna gelap. 

Saya juga dapat mengubah membuat awan bergerak dengan efek Dynamic Sky. Ada beberapa opsi yang ditawarkan, menggunakan gesture path atau mengandalkan jalur yang sudah dipilih oleh smartphone ini. Outputnya akan berbentuk video dengan durasi 8 detik untuk menampilkan gerakan awan tersebut. 

Hal sama juga berlaku di video. Vivo memberikan sejumlah fitur edit, mulai dari AI Editor, Theme, Trim, Music, Text, hingga mengubah orientasi rasio layar. Di AI Editor, kecerdasan buatan ini akan menentukan tema yang cocok untuk digunakan pada video yang diedit. Menarik juga menggunakan fitur ini untuk membuat video kece untuk diunggah di media sosial. Dalam beberapa kesempatan, AI-nya mampu merekomendasikan beberapa tema yang sekiranya cocok untuk video yang saya ambil. 

Selain itu, ada berbagai pilihan tema yang bisa saya pilih ketika hendak mengedit video. Sayangnya, teks dalam tema ini tidak bisa diubah sesuai dengan apa yang saya inginkan. Meski begitu, cukuplah untuk seru-seruan di media sosial. 

Kesimpulan
Vivo V20 akhirnya tampil sebagai sebuah smartphone yang pas lah. Tidak lebih dan tidak kekurangan juga. Semua yang dihadirkan di perangkat ini berada pada level “sebagaimana dibutuhkan penggunanya.” Hal ini menurut saya baik, karena memastikan semua fitur bisa dimanfaatkan oleh penggunanya dengan baik, tanpa ada satu fitur yang mungkin tidak akan tersentuh sama sekali oleh penggunanya. Secara pengalaman penggunaan, Vivo V20 sudah cukup menyenangkan. 
 

80
Vivo V20
 
Keunggulan
  • Desain bagus dan bobot ringan
  • Performa oke
  • Kamera bisa diandalkan
 
Kekurangan
  • Layar kurang terang di luar ruangan
  • Perbedaan mode night mode hanya sedikit
  •  
Share
×
tekid
back to top