Review vivo T1 5G, seri midrange vivo terbaru yang tahan lama
Berikut ulasan Tek.id setelah melakukan pengujian selama beberapa minggu menggunakan vivo T1 5G yang ditenagai MediaTek Dimensity 810 5G.
Tidak hanya kamera belakang, kamera depannya juga mampu menangkap foto selfie di malam hari dengan baik. Foto sendiri maupun foto bersama teman-teman dapat ditangkap dengan baik menggunakan kamera depan vivo T1 5G.
Fitur video pada smartphone ini cukup simpel, tidak ada stabilizer hanya ada mode tampilan ganda, efek dan kecantikan. Sementara itu, resolusinya mentok di 1080p dengan fps tertinggi 60fps. Di bawah ini hasil merekam video di malam hari dengan resolusi 1080p 30fps.
Performa
Bicara performa, vivo T1 5G merupakan versi MediaTek dari jajarannya. Sementara model Pro ditopang Snapdragon 778G, model satu ini ditenagai Dimensity 810 5G. Skor AnTuTu-nya mencetak 386.795, sebagaimana diklaim vivo sebagai yang tertinggi di kelasnya.
Prosesor juga dipadukan dengan RAM 8GB beserta fitur Extended RAM hingga 4GB. Fitur ini aktif secara default, sehingga pengguna tidak perlu mengaktifkannya sendiri ketika penyimpanan mulai penuh. Opsi ini dapat ditemukan di menu Pengaturan > RAM dan ruang penyimpanan, lalu menu RAM yang ada di paling atas. 
Seperti biasa, smartphone yang Tek.id ulas kami benchmark sendiri menggunakan aplikasi Geekbench 5, PCMark, dan 3DMark untuk mengetahui performa di setiap bidangnya. Dari segi CPU, skor single core dan multi core berdasarkan pengujian Geekbench 5 masing-masing yaitu, 576 dan 1692, hampir setara dengan seri V21 (2021) yang ditenagai Snapdragon 720G, dengan harga debut Rp5,7 jutaan.
Nah, berikut ini hasil benchmark menggunakan PC Mark untuk mengetahui performanya.
Diposisikan sebagai smartphone yang fokus pada kecepatan, vivo T1 5G dapat digunakan untuk mobile gaming dengan lancar. Meskipun grafis yang ditawarkan untuk main PUBG tidak terlalu tinggi dan refresh rate layar hanya sampai 90Hz, namun tidak terlalu mengurangi pengalaman gaming di smartphone ini.
Main PUBG selama berjam-jam terbilang lancar dan tidak ada lagging yang berarti. Pengaturan grafis tertingginya dapat diatur hingga HD dengan frame rate High. Sayang, speaker pada smartphone ini kurang ideal, karena Saya cukup terganggu dengan audionya yang terdengar terlalu nyaring alias treble terlalu mendominasi. Tidak hanya saat gaming, ketika nonton YouTube atau streaming di aplikasi pun juga sama, cukup mengganggu apabila didengar terlalu lama.
Baterai
Terakhir adalah penentu apakah smartphone ini layak untuk dibeli atau tidak. Yap, baterai atau daya tahannya. Dewasa ini, smartphone yang memiliki daya tahan lama sangat dicari-cari apalagi bagi pengguna mobile yang hampir seluruh aktivitasnya membutuhkan gawai.
Dibekali kapasitas 5.000 mAh, vivo mengklaim T1 5G dalam keadaan penuh dapat digunakan untuk menonton drakor selama 20 jam dan gaming intensif 9 jam nonstop.
Berdasarkan pengujian Tek.id, main PUBG selama 30 menit menguras 4% baterai, streaming drakor di Netflix selama 1 jam menguras 5%, sedangkan nonton YouTube 1 jam nonstop mengurangi daya baterai dari 20% menjadi 16%. Di samping itu, hasil pengujian Battery Life di PCMark menunjukkan 22 jam 52 menit.
Sayangnya untuk isi daya, vivo T1 5G hanya didukung pengisian cepat 18W untuk kapasitas lima ribuan. Sedangkan model Pro yang kapasitasnya 4.700 mAh saja dibekali 66W. Tapi mengingat perbedaan harga yang cukup signifikan, wajar vivo memberikan dukungan isi cepat yang berbeda pula. Untuk mengisi penuh daya dari kondisi 1%, membutuhkan waktu 2 jam 8 menit.
Kesimpulan
Seri vivo T adalah inovasi perusahaan untuk memberikan smartphone dengan performa unggul di pasar mid-range. Sebagai jajaran pertama dalam seri, vivo T1 5G cukup baik dari segi kecepatan maupun desain. Kameranya juga memberikan hasil jepretan yang bagus dengan kamera utama 50MP, sehingga dapat mengambil gambar dengan cahaya yang pas di kondisi gelap.
Meskipun suara speaker-nya cukup mengganggu, namun daya tahannya yang lama dapat membayar kekurangan ini. Dibanderol Rp3.399.000 untuk varian 8GB/12GB, vivo T1 5G cocok untuk kawula muda atau siswa menengah tinggi yang sudah mulai membutuhkan gawai sebagai alat penunjang produktivitas.
