sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id poco
Senin, 09 Okt 2017 07:05 WIB

Teknologi pada mobil, membantu atau malah mengganggu?

Hasil penelitian menyebutkan, mobil yang dilengkapi dengan teknologi justru mengurangi kewaspadaan pengemudi.

Mobil keluaran baru semakin dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih, salah satunya adalah panel informasi sampai berbagai sensor untuk menghindari kecelakaan . Pabrikan menyebutnya teknologi untuk mengedepankan sisi keamanan berkendara.

Hasil studi yang yang dilakukan seorang profesor dari Utah University, David Strayer, justru mengatakan sebaliknya. Ledakan teknologi memang membawa dampak besar untuk semua lini industri, termasuk otomotif. Namun hal itu tidak sepenuhnya memberikan jaminan keamanan.

Lucunya, beberapa pabrikan malah memasukkan kemampuan untuk mengakses media sosial, email dan pesan teks yang tidak mudah untuk dioperasikan. Imbasnya, sebuah mobil bisa saja memiliki 50 tombol yang tersebar mulai dari dashboard hingga kemudi. Teknologi layar sentuh pun juga mulai ramai diaplikasikan, disusul, perintah suara, sampai layar 3D.

“Teknologi justru membawa hal-hal yang kompleks hanya untuk sekadar menunjukkan informasi, yang terkadang tidak diperlukan dalam memberikan keselamatan berkendara,” ujar Strayer.

Industri otomotif terlihat semakin giat menanamkan teknologi baru. Mereka beralasan bahwa teknologi merupakan alternatif yang lebih baik untuk pengemudi dibanding sebuah ponsel dan perangkat navigasi. 

Wade Newton selaku juru bicara dari Alliance Automobile Manufacturers mengatakan, “Kendaraan yang terintegrasi dengan sebuah sistem dirancang untuk digunakan untuk beberapa kondisi mengemudi, seperti fitur Climate Control yang tetap membutuhkan perhatian dari pengemudi.”

Namun Jake Nelson selaku Director AAA yang bertugas meneliti keselamatan berkendara justru sangat menyayangkan dengan kehadiran teknologi pada kendaraan. Dari penelitian yang dia lakukan, hampir seluruh pengemudi pada 30 model kendaraan baru keluaran 2017 selalu memalingkan pandangan mereka ke panel informasi ketika ingin melalukan panggilan, pesan teks, mengatur radio atau mengatifkan navigasi selama mengemudi.

Dari hasil penelitian itu, dia menyimpulkan bahwa pabrikan otomotif belum memberikan sistem yang tepat untuk digunakan pada kendaraan. Ketika berkendara, kita tidak boleh mengalihkan pandangan dari jalan raya, walaupun hanya sebentar. Untuk itu, dibutuhkan sebuah sistem yang dapat bekerja dengan cepat dan mudah untuk digunakan.

Penelitian itu juga mendapati fakta bahwa 23 dari 30 model kendaraan baru membutuhkan perhatian khusus dari pengemudi, 7 sisanya memerlukan atensi lebih rendah.

Pengemudi membutuhkan sekitar 40 detik untuk mencari lokasi tujuan menggunakan navigasi GPS. Dengan kecepatan rata-rata 40km/h, sebuah mobil mampu menempuh jarak sejauh 4 lapangan bola. Padahal, risiko kecelakaan akan meningkat hingga dua kali lebih tinggi saat pengemudi mengalihkan pandangan hanya dalam waktu 2 detik saja.

National Highway Traffic Safety Administration sudah mengeluarkan panduan keselamatan untuk produsen mobil bahwa panel informasi pada dashboard bukanlah standar keamanan yang baik, pada tahun 2012 silam. Pedoman tersebut merekomendasikan agar produsen mobil mengunci sistem navigasi ketika mobil sedang bergerak.

Nyatanya, dalam penelitian, kemampuan navigasi tetap berfungsi pada 12 model kendaraan. Jumlah ini masih kalah banyak dari kemampuan berkirim pesan yang hampir bisa ditemukan pada 70% di pasaran. Padahal, berkirim pesan adalah aktivitas yang sangat mengganggu konsentrasi mengemudi.

AAA mengatakan bahwa teknologi yang disematkan pada kendaraan baiknya digunakan hanya pada saat-saat darurat saja. Mereka juga mendesak produsen mobil untuk memblokir kemampuan sistem navigasi atau berkirim pesan ketika kendaraan sedang berjalan. Intinya, produsen harus membuat sistem yang tidak menyita banyak perhatian pengemudi.

Share
×
tekid
back to top