Eksoskeleton ini lebih ringan untuk menolong para manula
Seperti halnya dengan eksokleleton bantu lainnya, model ini menggunakan motor terintegrasi yang memberikan dorongan listrik untuk gaya berjalan pemakai.
Beberapa jenis eksoskeleton diciptakan untuk membantu manusia dalam pekerjaan yang membutuhkan tenaga tambahan, seperti pabrik mobil. Namun, selain dapat memberikan bantuan tenaga, eksoskeleton juga dapat dimanfaatkan untuk membantu orang-orang cacat fisik yang kesulitan bergerak secara normal.
Dilansir dari New Atlas (17/12), versi terbaru dari eksoskeleton bisa dimanfaatkan untuk membantu orang cacat. Tipe eksoskeleton ini jauh lebih ringan dan lebih responsif.
Masih dalam bentuk purwarupa, eksoskeleton bagian bawah sedang dikembangkan melalui kolaborasi antara City University of New York, City College (CCNY) dan University of Texas Health Science Center di Houston (UTHealth). Perangkat ini awalnya ditemukan oleh Dr. Hao Su dari CCNY.
Eksoskeleton tersebut dimaksudkan untuk digunakan oleh para manula yang masih memiliki mobilitas, tetapi merasa sulit untuk berjalan dalam waktu lama. University of Texas menyatakan bahwa menurut laporan Journal of Public Health, 32 persen orang berusia 65 ke atas merasa sulit untuk berjalan jauh.
Seperti halnya dengan eksokleleton bantu lainnya, model ini menggunakan motor terintegrasi yang memberikan dorongan listrik untuk gaya berjalan pemakai. Model purwarupa baru ini dilaporkan tidak seberat model lain di kelasnya. Gerakan motornya berdasarkan oleh kaki, bukan berjalan secara diprogram.
“Purwarupa kami kira-kira 60 persen lebih ringan dibandingkan dengan eksoskeleton yang tersedia secara komersial. Selain itu, model kami dijalankan oleh pengguna, bukan robot. Pengguna tidak dipaksa untuk berjalan di jalur yang telah ditentukan,” kata ketua kedokteran dan rehabilitasi fisik, Dr. Gerard Francisco.
Rencana selanjutnya adalah menguji purwarupa pada manula yang mengalami kesulitan berjalan. Diharapkan versi final perangkat dapat dikenakan di bawah pakaian pengguna.
