sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
Jumat, 20 Okt 2017 19:35 WIB

ROG Gladius II: enak digenggam, performanya keren

Hadirnya tombol yang nyempil di ibu jari jadi makin mudah untuk ngeker kamu.

Banyak hal yang bisa kami lakukan untuk mengisi waktu luang, dari mengobrol sampai bermain gim. Nah, untuk pilihan terakhir, kami lebih sering melakukannya seusai jam kantor. Gim yang kami mainkan pun beragam, mulai RPG, MMORPG sampai FPS.

Kebetulan, kami menerima sebuah mouse ROG Gladius II, mouse gaming milik ASUS yang merupakan versi kedua dari seri pertama Gladius. Ini cocok buat dipakai main Ghost Recon. Kami sudah mencobanya dan begini menurut kami.

Desain

Gladius II tetap mengedepankan bentuk ergonomisnya. Tak ada perbedaan signifikan dibanding pendahulunya. Ukurannya medium, walau bagi kami ini tergolong besar.

Gladius II tampaknya dirancang untuk tangan kanan. Sisi kiri mouse melengkung untuk penempatan ibu jari. Gamer dengan gaya genggam Palm-rest tentu akan sangat nyaman menggunakan mouse ini. Meski begitu, gamer dengan gaya genggam Claw dan Fingertip rasanya juga akan tetap nyaman menggunakannya.

Salah satu hal yang membedakan tampilan Gladius II adalah hadirnya tombol DPI Target Button di bawah dua tombol yang ada di sisi kiri. Ini membuatnya mudah untuk ditekan ibu jari dalam berbagai situasi.

ASUS Gladius II tempil penuh warna karena sudah mendukung LED RGB. Efek LED yang ditambahkan pada Gladius II tersebar mulai dari tombol scroll, logo dan sisi bawah mouse. Hasilnya, ia terlihat lebih bling-bling.

Mengingat Gladius menawarkan opsi untuk mengganti switch, ASUS mengubah posisi baut untuk memudahkan penggantian switch. Untuk penggantian switch, akan kami bahas lebih dalam pada pengujian.

ROG Armoury

Sebelum mencoba Gladius II, kami teringat untuk memasang ROG Armoury terlebih dahulu. Software ini memang disiapkan untuk mendukung varian ROG. Kami tak banyak mengubahnya, selain mengatur efek LED dan tingkat DPI.

ASUS Gladius II memiliki dukungan yang cukup lengkap. Melalui ROG Armoury, gamer dapat mengatur fungsi tombol, fitur makro, tingkat DPI, pengaturan sensitivitas, pencahayaan sampai kalibrasi dengan mouse pad yang digunakan.

Pengujian

Daily Use

Mouse ini sejatinya cukup besar, baik untuk jari-jari seksi tangan panjang kami, juga untuk jari-jari pendek milik rekan reporter perempuan yang hanya mengenal gim The SIMS saja selama hidupnya. Impresi pertama saat menggunakannya mouse ini memang nyaman digenggam.

Gladius II memiliki bentuk ergonomis dan dimensi yang cukup panjang, ini mendukung gamer dengan berbagai gaya genggam yang berbeda.

Jika gamer gemar gaya genggam Palm-grip, mouse ini akan terasa sangat nyaman. Namun, untuk kami yang lebih menyukai gaya genggam Fingertip, mouse ini rasanya terasa sedikit berat untuk dingkat-angkat.

Ketika digunakan dan harus diangkat, mouse ini terasa lebih berat di sisi belakang. Sayangnya, di seri Gladius II ini, ASUS masih belum menawarkan pengaturan berat mouse. 

Mouse ini menawarkan 3 pengaturan profil berbeda. Tiap profil hanya menawarkan perpindahan 2 tingkat DPI saja. Untuk mengganti ke tingkat DPI kedua, cukup tekan sekali tombol yang terdapat di belakang tombol scroll, atau tekan dan tahan tombol DPI target button (DPI berubah selama tombol ditekan).

Ada dua jenis Switch Omron

Gladius II masih menawarkan penggantian switch, namun kali ini lebih mudah dilakukan. Jika pada Gladius terdahulu gamer harus membuka lapisan teflon untuk mendapatkan akses ke baut, Gladius II posisi baut tidak tertutup lapisan teflon lagi, melainkan bantalan karet.

ASUS Gladius II sudah menggunakan switch Omron dengan variasi warna biru, namun dalam paket penjualan, ASUS memberikan sepasang switch Omron dengan variasi warna abu-abu. Kedua karakter switch ini tentu berbeda, meski awalnya agak sulit membedakannya.

Switch berwarna biru menurut kami lebih clicky. Ketika ditekan, ia mengeluarkan suara ‘klik’. Saat ditekan, switch berwarna biru terasa sedikit lebih berat. Sementara switch berwarna abu terdengar lebih kalem, tidak terlalu ‘clicky’ dan terasa lebih ringan saat ditekan.

Buat main game

Melihat jumlah dan peletakan tombol, Gladius II tampaknya masih meneruskan DNA Gladius pertama yang dirancang untuk game bergenre FPS. Gladius masih menggunakan desain yang sama pada tombol klik kiri dan kanan. Ia cukup besar untuk digunakan berbagai ukuran tangan gamer.

Untuk penempatan tombol, kami sangat menyukai kehadiran tombol DPI target down. Tombol ini sangat membantu ketika kami harus membuat pergerakan kursor lebih kalem. Misalnya, melumpuhkan musuh menggunakan senapan jarak jauh yang membutuhkan pergerakan kursor yang lebih mudah dikendalikan.

Untuk gamer penggila game FPS, mobilitas Gladius II rasanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk bermain game dengan mobilitas mouse tinggi, rasanya agak kurang nyaman. Mouse ini cenderung berat, namun hal itu masih bisa ditolerir.

Performa Gladius II sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan berbagai game favorit kami. Pembaruan sensor Pixart PMW 3360 menawarkan tingkatan hingga 12.000 DPI, sudah jauh mencukupi kebutuhan DPI kami sehari-hari. Berbagai pengaturan juga bisa kami temukan di ROG Armoury mulai dari Makro, Polling Rate, Angle Snapping, Acceleration/Deceleration dan efek pendar LED.

Menurut Kami

Penilaian pertama kami untuk mouse gaming berbodi bongsor dan bling-bling ini  adalah Yes, tapi kami juga punya beberapa No untuknya.

Yes karena kami menyukai desainnya yang ergonomis. ASUS ROG Gladius II bisa mendukung berbagai gaya genggam. Tapi, buat yang suka angkat-angkat mouse, pasti agak kurang nyaman karena cukup terasa beratnya.

Kami suka dengan kehadiran tombol yang nyelempit di ibu jari. Tombol ini membawa perubahan yang sangat berarti dari sisi fungsionalitasnya, terutama untuk gamer yang membutuhkan fitur pengubah DPI secara cepat dan mudah.

Gladius II membawa peningkatan performa yang cukup signifikasn. Perubahan sensor menawarkan retang DPI makin tinggi lagi. Selain itu, fitur pengaturannya juga sangat lengkap. Semua itu bisa kamu lakukan melalui software ROG Armoury. Kamu bahkan bisa membuat efek pendar yang kompakan dengan perangkat ASUS lain yang sudah mengadopsi fitur Aura Sinc.

Dua jenis switch? Ya, kami suka ide dari kehadiran dua switch ini. Hanya saja, kami kurang membutuhkannya. Switch berwarna biru yang sudah lebih dulu terpasang memiliki karakter yang tidak begitu berbeda dengan switch cadangannya. Kami lebih menginginkan pengaturan berat mouse saja.

Jadi, garis besarnya, kami menyukai mouse ini, ukurannya cocok buat gamer berjari panjang. Namun untuk mendapat kenyamanan terbaik saat bermain, rasanya agak sulit kami dapatkan. 

Kami suka:

  • Tombol DPI target
  • Rentang DPI tinggi
  • Efek LED keren!

Kami enggak suka:

  • Tidak ada pilihan untuk pengaturan berat
  • Hanya menyediakan 3 profil
Tag
Share
×
tekid
back to top