sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Jumat, 23 Okt 2020 15:18 WIB

Review Huawei FreeLace Pro: Suara bagus, kedap bising

Sama seperti pendahulunya, Freelace Pro memilki form-factor neckband earphone, sehingga memilki bagian yang menjadi tumpuan di belakang leher.

Review Huawei FreeLace Pro: Suara bagus, kedap bising

Huawei tahun lalu meluncurkan earphone nirkabel berbasis teknologi Bluetooth yang diberi nama Huawei FreeLace. Meskipun bukan termasuk jenis true wireless stereo (TWS) yang saat ini sedang digandrungi, FreeLace dikabarkan menerima ulasan positif karena menghadirkan performa suara berperforma tinggi dan daya tahan baterai yang lama.

Oleh karena itu, Huawei kini menghadirkan earphone nirkabel FreeLace Pro yang merupakan versi penyempurnaan dari FreeLace versi standar. Salah satu peningkatan yang paling menonjol pada FreeLace Pro adalah hadirnya fitur Active Noise Cancellation (ANC) yang secara real-time memblokir suara bising sekitar sehingga menjanjikan suara musik yang lebih jelas tanpa gangguan.

Desain

Sama seperti pendahulunya, Freelace Pro memilki form-factor neckband earphone, sehingga memilki bagian yang menjadi tumpuan di belakang leher. Pada earphone nirkabel ini tumpuan tersebut terbuat dari bahan yang fleksibel yang dilapisi oleh karet. Meski memiliki bahan yang fleksibel, neckband tersebut tetap akan kembali ke bentuknya semula agar lebih mudah saat ingin digunakan.

Lapisan karet pada neckband membuatnya tetap berada di posisinya meski saya bergerak gerak dan bahkan berolahraga seperti bersepeda. Antara neckband dan unit driver kiri dan kanan, dihubungi dengan kabel disertai lapisan karet. Selama menggunakannya, saya tidak pernah mengalami kekusutan kabel.

Ada pula tombol kontrol yang ada di sisi kanan kabel earphone. Jumlah kabel ini ada empat buah yang menyertakan tombol volume (-/+), tombol Play/Pause, dan tombol daya. Semua tombol ini memiliki desain yang menonjol sehingga relatif mudah diakses meski tanpa melihatnya.

Ujung earphone kini memiliki desain yang cukup berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan FreeLace versi awal. Sekarang karet ujung earphone dilengkapi dengan pengait telinga sehingga membantunya tetap di tempatnya. Hal yang perlu diingat adalah kamu harus menyesuaikan ukuran ujung silikon earphone yang tersedia dalam paket penjualannya.

Dalam kemasan penjualan, Huawei melengkapi FreeLace Pro dengan dua pasang ujung karet silikon agar kamu dapat memiliki ukuran mana yang paling pas di telinga. Ukuran karet silikon yang cocok di lubang telinga juga akan membantu kualitas suara, karena dapat memblokir suara luar secara pasif. Ada pula kabel untuk mengisi ulang baterai di boks penjualannya.

Fitur

Seperti dijelaskan sebelumnya, FreeLace Pro dilengkapi dengan ANC. Pada earphone nirkabel terbaru buatannya, fitur ini diberi nama Dual Microphone Active Noise Cancellation. Seperti namanya, ANC di FreeLace Pro mengandalkan mikrofon ganda yang masing-masing menghadap ke luar dan ke arah dalam. Dengan demikian, perangkat ini mampu menangkap suara bising di sekitar dengan optimal.

Seperti pendahulunya, FreeLace Pro juga hadir dengan HiPair Plug. Ini memungkinkan kamu melakukan pairing dengan sangat mudah dan cepat. Caranya adalah lepaskan kabel yang ada di sebelah kanan earphone hingga terpisah dari modul tombol control. Setelah itu, hubungkan port USB-C earphone ke port ponsel. Tetapi fitur ini tidak dapat dilakukan di semua jenis ponsel.

Ketika ingin mengisi ulang baterainya, hubungkan colokan USB-C yang ada di earphone setelah dicabut dari modul tombol kontrol ke kabel charger. Kamu juga dapat menghubungkan colokan USB-C ke ponsel untuk mengisi ulang baterai FreeLace Pro yang mengambil daya dari baterai ponsel. Sebagai informasi, ponsel kamu harus mendukung reverse charging ketika ingin mengisi ulang baterai FreeLace Pro lewat ponsel.

Kapasitas baterai pada earphone yang berbobot 34 gram ini adalah 150 mAh. Waktu yang diperlukan untuk mengisi baterainya hingga penuh dari keadaan kosong adalah 60 menit. Sedangkan daya tahan baterai FreeLace Pro hingga 24 jam.

Kelengkapan fitur yang tidak kalah keren adalah bahwa FreeLace Pro memiliki sertifikasi IPX5 yang mana membuatnya tahan terhadap cipratan air. Ini berarti earphone buatan Huawei tersebut aman dikenakan saat berolah raga dan berkeringat. Kamu juga tidak perlu panik ketika hujan tiba-tiba turun ketika sedang mengenakannya.

Bagian belakang unit driver sebelah kiri dan kanan dilengkapi dengan magnet. Ini berguna untuk fungsi yang bernama Magnetic Switch. Fitur ini berguna ketika sedang tidak menggunakan earphone, dimana kamu dapat menempelkan kedua earphone kiri dan kanan. Ketika ini terjadi, daya FreeLace Pro akan mati dan memutuskan koneksi Bluetooth ke ponsel terhubung.

Fitur tersebut memang praktis, karena juga dapat menghemat daya baterai saat tidak digunakan tetapi masih berada di leher pengguna. Tetapi saya merasa ketika ingin lanjut mendengarkan musik dari keadaan Magnetic Switch terhubung, tingkat volume tidak sama seperti terakhir saya mendengarkan musik dan fitur ANC dalam keadaan tidak aktif.

Pengoperasian

Selain menjeda dan memainkan lagu, tombol Play/Pause yang ada di FreeLace Pro juga dapat berfungsi untuk mengaktifkan Google Assistant atau menolak panggilan telepon jika ditekan selama 2 detik. Ketika ada panggilan masuk, kamu dapat menekannya sebanyak satu kali untuk menerima panggilan telepon.

Fungsi lain untuk tombol Play/Pause adalah untuk memindahkan musik baik ke track selanjutnya (tekan 2x) atau lagu sebelumnya (tekan 3x). Dengan demikian, tombol ini dapat dikatakan pula sebagai tombol multifungsi agar pengoperasian benar-benar mudah tanpa harus lewat ponsel.

Respons ketika saya mengakses Google Assistant juga cepat, tidak memerlukan waktu lama hingga asisten digital tersebut aktif dan siap untuk mendengarkan perintah suara. Mikrofon yang ada di FreeLace Pro secara akurat mendengarkan suara saya sehingga mampu menampilkan jawaban yang terhubung.

Sebenarnya, masih ada lagi tombol kontrol selain keempat tombol yang ada di kabel sebelah kanan earphone. Tombol tersebut yang terletak di bagian belakang unit driver kiri yang berguna untuk mengontrol fungsi ANC. Huawei mendesain tombol ini dengan tipe kapasitif, sehingga sangat berbeda dari tombol lain di FreeLace Pro yang berbentuk fisik.

Tekan tombol kapasitif itu selama sekitar dua detik untuk mengaktifkan mode ANC, Awarness, dan mematikan keduanya. Mode Awarness sendiri berfungsi untuk mendengar suara lingkungan sekitar dengan bantuan mikrofon agar lebih aman ketika menggunakan FreeLace Pro ketika berolahraga di tempat banyak orang. Setiap menekan tombol kapasitif, maka siklus aksesnya adalah ANC aktif > Awarness > ANC mati; dan begitu seterusnya.

Jika kamu tidak memerlukan pilihan mode Awarness atau yang lainnya, kamu dapat melengkapi salah satu mode via aplikasi Huawei AI Life yang dapat diunduh secara gratis di toko aplikasi. Setelah menginstal dan terhubung ke FreeLace Pro, pergi ke pilihan Noise Control dan pilihlah mode mana yang ingin diaktifkan.

Sebenarnya aplikasi Huawei AI Life berguna bukan hanya untuk mengakses pilihan ANC. Ini juga berguna untuk melihat sisa daya baterai FreeLace Pro, mengatur jalan pintas tombol kapasitif dan tombol daya, serta melakukan update software.

Performa

Speaker driver yang ada di masing-masing earphone FreeLace Pro memiliki ukuran diameter 14 mm. Sebagai perbandingan, earphone nirkabel FreeLace versi lawas memiliki diameter driver yang lebih kecil pada 9 mm. Dengan demikian, frekuensi yang dihadirkan FreeLace Pro lebih dinamis.

Lagu pertama yang saya dengarkan menggunakan FreeLace Pro berjudul “Beautiful in White” dari Shane Filan. Nada berfrekuensi menengah yang diwakilkan oleh bunyi lonceng terdengar dengan jelas tanpa mendominasi suara alat musik gitar di awal-awal lagu dimulai. Bunyi lonceng yang ada di lagu ini bergerak-gerak dari channel kiri dan kanan. Namun sayangnya earphone nirkabel dari Huawei ini kurang menampilkan efek stereo yang lebar ketika mempresentasikan suara lonceng tersebut di channel kiri dan kanan.

Ketika suara vokal mulai masuk, hasilnya terdengar renyah karena digabungkan dengan porsi suara berfrekuensi tinggi. Suara nada lainnya juga terdengar dengan yang jelas, termasuk pada efek stereo di channel kiri dan kanan. Suara bass yang dihadirkan ketika memutar lagu beraliran pop ini dapat diacungi jempol karena menghasilkan suara berfrekuensi rendah dengan baik meski dipadukan dengan frekuensi tinggi.

Semua nada pada lagu tersebut terdengar dengan cukup jelas hingga volume sekitar 70%. Di atas tingkat volume tersebut, suara treble terdengar tidak stabil dan berpotensi menutupi instrumen alat musik lain dan vokal. Namun kabar baiknya adalah kualitas suara bass tidak terjadi distorsi dan relatif stabil.

Lagu kedua yang saya putar adalah “Stay the Same” yang dilantunkan oleh Joey McIntyre. Karakteristik awal-awal lagu ini memiliki musik dengan hentakan bass yang dibarengi dengan suara treble. Hasil yang ditawarkan oleh FreeLace Pro adalah komposisi yang sangat baik dengan porsi suara frekuensi rendah dan tinggi yang seimbang. Selain itu, saya mendengar tidak ada instrumen musik yang saling menutupi pada tingkat volume yang wajar.

Suara backing vokal pada channel kiri dan kanan terdengar baik tanpa tertutup bass. Efek stereo untuk suara berfrekuensi tinggi terdengar lebar ketimbang suara frekuensi menengah seperti lagu “Beautiful in White”. Meski demikian, suara bass tetap stabil meski saya tingkatkan ke volume tinggi. Pada volume ini, kualitas treble tidak lagi terdengar baik karena terdengar agak mendominasi frekuensi di bawahnya. Untuk kualitas vokal, tidak ada pada semua tingkat amplitudo.

Tidak lupa saya memutar lagu dengan tempo yang lebih cepat dan lebih banyak instrumen musik seperti “Jumpin’ Jumpin’” yang dinyanyikan oleh Destiny's Child. Seluruh instrumen pada musik ini terdengar jelas, tetapi terkadang suara treble terdengar terlalu agresif yang mengakibatkan suara vokal kurang alami. FreeLace Pro juga andal melantunkan efek stereo yang dicampur dengan suara vokal di channel tengah dengan jelas di lagu ini.

Ketika saya menaikan hingga ke volume tinggi, suara bass terdengar tidak bulat lagi dan suara treble yang semakin agresif hingga menutupi instrumen musik pada efek stereo. Penting untuk diingat, mendengarkan musik pada volume tinggi sangat tidak disarankan. Oh iya, saya menguji mendengarkan lagu menggunakan aplikasi Spotify dengan kualitas tertinggi.

Saya menyukai performa earphone nirkabel ini saat digunakan untuk bermain PUBG Mobile. Desingan dan dentuman senjata terdengar tegas, dan detail suara langkah kaki orang terdengar jelas. Selain itu, saya juga dapat dengan mudah menentukan arah datangnya langkah kaki tersebut. Ini berarti kualitas surround FreeLace cukup baik. Hal yang tidak kalah penting adalah tidak ada gangguan latensi.

Meskipun tidak sebaik ANC earphone nirkabel Sony WF-1000XM3, kualitas ANC yang ada di Huawei FreeLace Pro masih dapat diandalkan. Suara hujan dapat diredam dengan baik meskipun masih sayup-sayup terdengar. Suara mesin mobil yang stabil dan tidak terlalu kencang dapat diblokir secara baik. Tetapi suara klakson tidak dapat dihilangkan oleh earphone ini.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kualitas detail suara yang dihasilkan cukup baik dan jika perlu, kamu dapat mengatur equalizer untuk mengurangi intensitas frekuensi tinggi yang terlalu agresif. Bagi kamu penggemar dentuman bass, FreeLace Pro juga dapat diandalkan. Efek stereo yang dihasilkannya juga cukup lebar meski tidak terlalu istimewa.

Selain kualitas suara, saya juga menyukai akses kontrol yang diberikan earphone ini karena dapat melakukan akses playback dan mengendalikan panggilan masuk atau keluar. Dukungan tombol asisten digital seperti Google Assistant juga memudahkan ketika kamu ingin melakukan panggilan telepon tanpa harus mengeluarkan ponsel dari dalam saku, karena cukup menyebutkan nama yang ada di kontak.

Jika kamu tertarik membeli earphone nirkabel Huawei FreeLace Pro, maka siapkan uang Rp1.299.000.

80
Huawei FreeLace Pro
 
Keunggulan
  • Detail suara terdengar baik
  • ANC cukup memblokir suara sekitar
  • Akses kontrol intuitif
 
Kekurangan
  • Treble terkadang terlalu agresif
  • Fitur HiPair tidak mendukung semua jenis ponsel
Share
×
tekid
back to top