sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Rabu, 13 Sep 2017 10:01 WIB

Menguji Endless OS, seperti pakai Android dalam laptop

Sederhana, mudah digunakan, dan masih perlu dipoles lagi.

Setting

Saya ingat waktu pertama kali belajar komputer. Salah satu kendala yang sering saya dapati adalah Bahasa. Bahasa Inggris menjadi bahasa satu-satunya dalam OS Windows kala itu. Endless OS menawarkan setting Bahasa Indonesia. Setting Bahasa Indonesia memudahkan pengguna awal, apalagi anak-anak. Bila saja Bahasa Indonesianya sedikit lebih luwes, ini luar biasa. Saya yakin setting Bahasa Indonesia di Endless OS akan terus diperbaharui.

Pada awalnya, touchpad notebook Asus yang saya pakai sangat sensitif. Beberapa kali saya harus terpeleset mengetik di Endless OS karena kursor mouse berpindah sendiri. Terkadang, ada aplikasi yang tidak sengaja terpencet karena menyenggol sedikit permukaan touchpad. Akhirnya, saya pun bisa mengendalikan liarnya touchpad di dalam Endless OS lewat menu setting.

Saya juga bisa memodifikasi shortcut di atas keyboard sesuai kebutuhan saya. Setting lainnya meliputi volume suara, kecerahan layar, Bahasa, dan lain-lain juga mudah untuk diatur. Saya tidak lupa untuk mencoba menyambungkan Endless OS dengan koneksi WiFi dan Bluetooth. Tidak ada masalah atau bug dengan semua konektivitasnya.

Saya sebenarnya ingin agar setiap kali update, Endless OS memunculkan notifikasi kepada penggunanya, seperti update dalam Android. 

Aplikasi dan fitur

Aplikasi multimedia bawaannya lebih dari cukup untuk sebuah OS entry-level. Untuk pemutar video, Endless OS mempercayakannya pada VLC media player. Tentu, semua file audio dan video MP4, mkv, avi bisa dimainkan dengan baik. Saya mencobanya untuk memutar multimedia mkv dan MP4 lewat flash drive. Hasilnya luar biasa enteng dan lancar tanpa ada kendala.

Menariknya, beberapa aplikasi, seperti Ensiklopedia di dalam Endless OS ini bisa dijalankan secara offline. Tentu ini sangat berguna bagi siswa di daerah dengan akses internet yang terbatas. Ketika mendapatkan jaringan internet, aplikasi-aplikasi ini bisa diperbarui dan datanya bisa lebih diperkaya lagi.

Endless OS bisa menjalankan Steam. Oleh karena itu, OS ini bisa memainkan beberapa game lain yang bukan bawaannya. Hanya saja, beberapa model kartu grafis belum didukung oleh Endless OS seperti Nvidia. Seperti Android, OS ini juga menyediakan semacam Apps Store di dalamnya. Di sini, kita bisa mengunduh aneka aplikasi sesuai kebutuhan. Karena saya pikir segmentasinya untuk SD dan SMP, saya terkejut, melihat di bagian Dev Tools ada banyak aplikasi tingkat lanjut. Ada aplikasi seperti 3D CAD untuk desain, Arduino IDE untuk yang suka menulis sirkuit elektronik. Ada banyak aplikasi lain yang bisa dimanfaatkan adik-adik SMK.

Kesimpulan

Saya puas dengan Endless OS. Cocok untuk pemula, pelajar, maupun yang punya dana terbatas. Saya harap, Endless OS berkembang lebih jauh lagi dengan solusi-solusi yang lebih menarik di kemudian hari. Jangankan siswa, pekerja seperti saya juga tertarik punya OS gratisan yang bisa buat apa saja.

Share
×
tekid
back to top