TikTok bayar denda USD92 juta atas gugatan privasi
Meski tidak mengakui klaim gugatan, TikTok lebih memilih untuk membayar USD 92 juta karena tidak ingin memperpanjang masalah di pengadilan.
Beberapa waktu lalu, TikTok digugat atas dugaan pelanggaran privasi, yang mengklaim telah mengumpulkan data pribadi yang sangat sensitif untuk melacak pengguna dan menargetkan iklan kepada mereka. Menanggapi tudingan ini, perusahaan justru setuju membayar gugatan class action tersebut sebesar USD 92 juta.
Dilaporkan oleh The Verge (26/2), TikTok tidak mengakui kalau gugatan itu benar. Tapi, perusahaan tidak ingin memperpanjang masalah dan tidak ingin menghabiskan waktu dengan terlibat di pengadilan lebih jauh.
“Meskipun kami tidak setuju dengan pernyataan tersebut (klaim gugatan), daripada melalui proses pengadilan yang panjang, kami ingin memfokuskan upaya kami untuk membangun pengalaman yang aman dan menyenangkan bagi komunitas TikTok,” kata juru bicara TikTok dalam sebuah pernyataan.
Adapun penyelesaian ini akan menggabungkan 21 gugatan class action yang ditujukan terhadap TikTok atas bermacam-macam dugaan pelanggaran privasi. Gugatan tersebut di antaranya menganalisis wajah pengguna untuk menentukan etnis, jenis kelamin, dan usia serta pelanggaran terhadap Undang-Undang Peniupan dan Penyalahgunaan Komputer atas transmisi data pribadi.
Selain itu, perusahaan juga setuju untuk menghindari beberapa perilaku yang dapat membahayakan privasi pengguna, seperti menyimpan informasi biometrik, mengumpulkan data GPS, dan mengirim atau menyimpan data pengguna ke luar negeri.
Langkah ini bukan pertama kalinya diambil perusahaan. Saat dituding atas dugaan pelanggaran privasi anak pada 2019 lalu, TikTok juga lebih memilih membayar USD5,7 juta kepada Federal Trade Commision. USD92 juta mungkin bukan angka yang besar bagi perusahaan sebesar TikTok untuk saat ini, mengingat perusahaan juga tidak ingin repot membuang waktu di pengadilan.
