×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

OpenAI diprediksi garap jejaring sosial berbasis AI generasi gambar

Oleh: Erlan - Senin, 21 April 2025 13:02

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT dan DALL-E, dikabarkan sedang mengembangkan platform jejaring sosial yang dipadukan dengan teknologi generasi gambar berbasis AI.

OpenAI diprediksi garap medsos berbasis AI generasi gambar

OpenAI, perusahaan di balik ChatGPT dan DALL-E, dikabarkan sedang mengembangkan platform jejaring sosial yang dipadukan dengan teknologi generasi gambar berbasis AI. Bocoran ini memicu spekulasi bahwa raksasa AI tersebut ingin memperluas dominasinya ke ranah interaksi sosial digital, menawarkan pengalaman baru yang mengintegrasikan konten visual kreatif dengan komunikasi real-time. Jika terbukti benar, langkah ini bisa mengubah lanskap media sosial konvensional.

Dilansir dari Hardwarezone, platform tersebut akan memanfaatkan kemampuan AI generatif seperti DALL-E 3 atau model terbaru untuk memungkinkan pengguna membuat gambar, ilustrasi, atau bahkan meme secara instan langsung di dalam aplikasi. Fitur ini diyakini akan menjadi daya tarik utama, terutama bagi kreator konten, desainer, atau pengguna biasa yang ingin mengekspresikan ide visual tanpa keahlian teknis. Konsepnya mirip gabungan antara Instagram dan Midjourney, tetapi dengan interaktivitas berbasis AI yang lebih canggih.

Laporan juga menyebutkan bahwa jejaring sosial ini akan memiliki algoritma unik untuk personalisasi konten. Berbeda dengan platform lain yang mengandalkan riwayat likes atau shares, OpenAI mungkin menggunakan analisis bahasa alami (NLP) untuk memahami preferensi pengguna dari percakapan atau prompt teks. Misalnya, AI bisa merekomendasikan komunitas atau konten visual berdasarkan obrolan pengguna di platform tersebut.

Namun, proyek ambisius ini tidak lepas dari tantangan. Isu privasi data dan penyalahgunaan teknologi generasi gambar—seperti penyebaran deepfake atau konten manipulatif—menjadi sorotan. OpenAI diyakini sedang merancang sistem deteksi dan filter ketat untuk memitigasi risiko ini. Selain itu, persaingan dengan platform mapan seperti Meta (Facebook, Instagram) atau TikTok juga akan menjadi ujian berat, meskipun keunikan fitur AI mungkin menjadi nilai jual.

Beberapa analis tech melihat langkah ini sebagai upaya OpenAI untuk membangun ekosistem sendiri. Selama ini, mereka lebih banyak berperan sebagai penyedia infrastruktur AI untuk perusahaan lain. Dengan jejaring sosial, mereka bisa langsung menjangkau pengguna akhir sekaligus mengumpulkan data untuk meningkatkan model AI-nya. "Ini strategi cerdas: mereka menciptakan pasar sekaligus menguasai supply chain teknologinya," ujar seorang pakar industri.

Respons publik terhadap rumor ini beragam. Sebagian antusias menyambut inovasi yang mungkin lahir dari kolaborasi AI dan media sosial, sementara lainnya skeptis karena kekhawatiran atas monopoli OpenAI di berbagai sektor digital. Jika proyek ini terealisasi, tantangan terbesarnya adalah menjaga keseimbangan antara kreativitas, etika, dan keamanan pengguna.

Sampai saat ini, OpenAI belum mengonfirmasi kebenaran rumor tersebut. Namun, perusahaan telah merekrut sejumlah insinyur dan ahli media sosial dalam beberapa bulan terakhir—sinyal yang memperkuat spekulasi. Jika jejaring sosial berbasis AI ini benar-benar diluncurkan, bukan tidak mungkin kita akan melihat era baru di mana manusia dan AI bersama-sama "menggambar" masa depan interaksi digital.

×
back to top