Kecepatan Starlink akan ditingkatkan 2x lipat
Dalam sebuah tweet, Elon Musk mengatakan akan meningkatkan kecepatan Starlink 2x lipat dari sebelumnya.
Layanan internet berbasis satelit, Starlink dilaporkan akan meningkatkan kecepatan internetnya. Hal ini disampaikan oleh CEO dari perusahaan pembuat Starlink, yakni Elon Musk. Melalui tweetnya, Musk mengatakan, Starlink akan menawarkan kecepatan mendekati 300 Mbps di tahun ini.
Kecepatan ini 2 kali lipat lebih cepat dari yang saat ini diiklankan oleh layanan tersebut. Bagaimanapun, kecepatan 300 Mbps tidak pernah terdengar sebelumnya, kecepatan ini lebih cepat daripada akses yang dimiliki banyak orang saat ini, terutama di area kepadatan populasi rendah hingga sedang, seperti target yang diharapkan Musk.
Dalam tweet yang Musk buat untuk membalas pengikutnya, juga mengatakan latensi akan ditingkatkan menjadi sekitar 20 milidetik. Pada uji coba yang sebelumnya dilakukan Starlink, latensi yang berhasil dicatat sekitar 34 milidetik dan 44 milidetik. Sementara situs memperkirakan antara 20 milidetik dan 40 milidetik pada uji coba.
Speed will double to ~300Mb/s & latency will drop to ~20ms later this year
— Elon Musk (@elonmusk) February 22, 2021
Kabar peningkatan kecepatan dan latensi pastinya merupakan kabar baik bagi mereka yang telah melakukan pra-pendaftaran internet Starlink. Untuk diketahui, layanan internet satelit ini telah membuka pemesanan awal dengan harga Rp1,3 juta dan Rp7 juta untuk Starlink kit. Layanan ini akan memberikan parabola untuk menerima internet. Meski pra-pendaftaran sudah dapat dilakukan di mana saja, namun layanan ini belum dihadirkan secara merata. Indonesia sendiri baru akan kebagian internet Starlink pada 2022 mendatang.
Dilansir dari CNET (23/2), Starlink kini memiliki lebih dari 10.000 pelanggan dan lebih dari 1.200 satelit telah diluncurkan ke orbit rendah Bumi.
Most of Earth by end of year, all by next year, then it’s about densifying coverage.
Important to note that cellular will always have the advantage in dense urban areas.
Satellites are best for low to medium population density areas. — Elon Musk (@elonmusk) February 22, 2021
