Penggunaan AI Makin Masif di Indonesia, Infrastruktur Digital Jadi Pendorong Inovasi
Percepatan digitalisasi jadi fondasi lompatan AI Indonesia. Infrastruktur 5G, data center, dan kolaborasi nasional menjadi kunci ekosistem digital.
Para pembicara dalam Indotelko Forum yang membahas percepatan digitalisasi. diok. Ist
Hadirnya kecerdasan buatan (AI) disambut baik masyarakat Indonesia dan kini menjelma menjadi negara terbesar ketiga pengguna AI di dunia.
Untuk mendorong penggunaan AI lebih masif dan berkontribusi terhadap target pertumbuhan ekonomi 8 persen, infrastruktur menjadi kunci utama agar pengembangan AI dan ekonomi digital Indonesia dapat tumbuh berkelanjutan.
Co Founder Indotelko Group, Setia Gunawan, menegaskan percepatan digitalisasi nasional tidak hanya berhenti sebagai deklarasi, tetapi harus diwujudkan melalui kebijakan dan aksi konkret.
“Pada puncak Hari Bhakti Postel ke-80 kita sudah berikrar untuk percepatan digitalisasi. Hari ini kita ingin membedah implementasinya, kebijakan pemerintah seperti apa, dan apa saja aksi korporasi untuk percepatan itu,” ujarnya dalam Indotelko bertajuk “Implementasi Kolaborasi Percepatan Digitalisasi”, Kamis (27/11).
- Indonesia Dinilai Perlu Perkuat Infrastruktur dan Akselerasi Investasi Digital
- Antisipasi Musim Belanja Akhir Tahun, Pelaku Retail Harus Berpikir Seperti Perusahaan Teknologi Hadapi Lonjakan Data
- DANA Premium Mini Bikin Anak Remaja Bisa Punya Dompet Digital Bermodal KIA, Orang Tua Tetap Pegang Kendali
- MyRepublic dan Komdigi Resmikan Program Nasional untuk Perlindungan Anak di Era Digital
Direktur Strategi dan Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi Digital (Komdigi) Denny Setiawan, memaparkan pemerintah tengah menyiapkan roadmap infrastruktur digital mencakup kabel laut, pusat data, fiber optik, hingga mobile broadband.
Pemerintah juga menyiapkan lelang frekuensi 700 MHz dan 2,6 GHz untuk memperluas layanan digital hingga ke desa-desa serta memperluas jaringan 5G.
“Jangka pendeknya kita akan mengubah regulasi peraturan-peraturan menteri yang lebih cepat. Kata kuncinya open access dan regulasi kompetisi akses,” kata Denny.
Ketua Umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan perluasan jaringan 5G merupakan pondasi utama perkembangan AI dan IoT di Indonesia.
Menurut hitungan Mastel, ekonomi digital diproyeksikan berkontribusi 8–10 persen terhadap PDB, atau setara lebih dari 100 miliar dolar AS (Rp1.600 triliun).
Namun, perluasan 5G masih menghadapi tantangan besar.
“5G tidak bisa berjalan baik tanpa backbone. Hitungan kami butuh 100 ribu kilometer jaringan fiber nasional. Saat ini 5G baru antara Bali dan Jakarta,” ujarnya.
Hasil survei APJII mencatat penetrasi internet Indonesia mencapai 80,66 persen, atau sekitar 229 juta jiwa. Namun, akselerasi jaringan tetap diperlukan agar ekonomi digital—yang kini menjadi tumpuan pelaku UMKM untuk berjualan dan promosi—dapat tumbuh lebih cepat.
Ketua Bidang Regulasi APJII Syahrial Syarif menyoroti tantangan ISP lokal.
“Sebanyak 88 persen ISP lokal memberi layanan terbatas. Salah satunya karena bagaimana mereka bisa memanfaatkan infrastruktur secara terbuka dengan harga wajar,” jelasnya.
Director & Chief IT Services Officer Lintasarta Ginandjar menegaskan Indonesia harus memperkuat infrastruktur inti seperti data center dan cloud, dua komponen penting untuk menopang kedaulatan digital dan pengembangan AI.
“AI kesempatan besar bagi kita tumbuh lebih cepat, namun jika salah menyikapi kita bisa tertinggal. Kolaborasi setiap layer penting sekali,” ujarnya.
Menurut Ginandjar, program AI Merdeka Lintasarta menjadi bagian penting dalam menyiapkan talenta digital yang mampu mengelola dan mengembangkan teknologi AI secara inklusif di seluruh daerah.
Head of Government Industry Relation Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal mengingatkan agar percepatan digitalisasi tidak hanya fokus pada pembangunan jaringan.
“Kita jangan cuma membangun jalan tolnya saja. Ini 5G, AI mau dipakai untuk industri, kolaborasi, produktivitas apa? Roadmap harus menyeluruh dan sinergi semua stakeholder agar Indonesia unggul,” katanya.
Operator telekomunikasi juga menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat jaringan dan menghadirkan inovasi digital.
Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi menyebut komitmen ini mencakup perluasan 5G dan pemanfaatan AI dalam autonomous network.
Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Danny Buldansyah menambahkan pentingnya sinkronisasi roadmap antara pemerintah, operator, dan industri teknologi.
“Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tapi tentang dampak sosial dan ekonomi nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur & Chief Regulatory Officer XLSMART Merza Fachys menyampaikan rencana pembangunan 8.000 site baru, serta layanan untuk 175 ribu sekolah, 42 ribu kantor pemerintahan, dan 8.000 fasilitas
kesehatan.









