×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Terbongkar, rahasia YouTube tahu selera tontonan kita

Oleh: Lalu Ahmad Hamdani - Rabu, 06 September 2017 11:41

Video yang direkomendasikan YouTube selalu menarik, apa rahasianya?

Cara kerja Youtube

Setahun lalu, saya berkenalan dengan Reza Otavian “Arap”. Dia adalah gamer-cum-YouTuber kondang. Waktu itu, saya khusuk mengikuti video tutorial game LIMBO di kanal Youtube Arap.

Kebetulan, saat itu, saya sedang asyik-asyiknya bermain LIMBO di smartphone. Tanpa bantuan Arap, mungkin saya tidak akan pernah menyelesaikan game "terkutuk" itu lebih cepat.

Selesai bermain LIMBO, YouTube tetap menyodorkan video-video terkait LIMBO di home page-nya untuk saya. Berkat video-video itulah, saya jadi tahu, ada stage atau level tersembunyi yang saya lewatkan. Padahal, saya sudah tamat bermain LIMBO di smartphone.

Tidak berhenti di situ, saya pun mendapati diri saya terperangkap dalam YouTube. Saya berkelana tanpa arah. Bahkan, YouTube memperkenalkan sebuah grup musik eksperimentalis asal Swedia, Wintergatan. Bagaimana YouTube tahu selera musik saya?

YouTube ditemukan 2005 lalu. Setelah lewat satu dekade, YouTube mulai mengerikan bagi saya. Situs itu mampu mendikte tontonan seseorang dengan cukup akurat.

Menurut Jim McFadden, Technical Lead for Recommendations di YouTube, "Kami tahu orang-orang bakal datang ke YouTube lagi karena ada tontonan yang ingin mereka lihat," ujarnya.

McFadden bergabung ke YouTube sejak 2011 sebagai insinyur software. Saat itu, orang-orang belum terlalu banyak menghabiskan waktunya menonton YouTube, seperti saat ini.  YouTube juga tidak memiliki engagment atau keterikatan kuat dengan penontonnya.

"Kami bilang, ok, bagaimana kami mengubah situs ini menjadi tujuan orang-orang," ujar McFadden.

Akhirnya, perubahan itupun terjadi. Algoritma untuk merekomendasikan tontonan ke pemirsa YouTube mereka ubah. Sebelumnya ,YouTube menyandarkan algoritma video rekomendasinya pada jumlah klik dalam satu video. Kini, algoritma video rekomendasi berdasarkan berapa lama orang menghabiskan waktu untuk menonton video tersebut.

Dalam semalam, kreator video clickbait di YouTube pun kehilangan jumlah klik. Sementara video berkualitas baik dan ditonton orang pun mendapat lonjakan pemirsa. Hasilnya, pada 2011, YouTube ditonton 50% lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.

Google Brain

source image: ibtimes.com

Pada 2015, YouTube mulai menggunakan Google Brain, kecerdasan artifisial buatan Google. Teknologi Google Brain mampu mencari dan menemukan hubungan dari input yang berbeda-beda. Kemampuan ini bahkan tidak mudah untuk ditebak seorang insinyur software kawakan, seperti McFadden.

McFadden menerangkan, "Sebelumnya, jika saya menonton video dari seorang komedian, rekomendasi terbaik dari YouTube adalah menyodorkan video dari sang komedian yang sama. Google Brain mampu mencari komedian lain yang tingkat kekocakannya mirip dengan komedian sebelumnya."

Contoh lainnya, algoritma Google Brain mampu merekomendasikan video-video yang lebih pendek di aplikasi smartphone. Sebaliknya, ia merekomendasikan video-video yang lebih panjang pada platform YouTube TV. Tebakannya akurat sekali dan perbedaan suguhan berdasarkan platform ini membuat orang-orang lebih lama lagi menonton YouTube.

Berdasarkan keterangan Todd Beaupre, group product manager untuk YouTube, dampak dari penggunaan kecerdasan buatan ini sangat luar biasa. Lebih dari 70 persen orang-orang menonton YouTube karena didikte video-video rekomendasi Google Brain. Tiap hari, YouTube merekomendasikan 200 juta video berbeda-beda kepada para penontonnya dalam 76 bahasa.

Dibandingkan tiga tahun sebelumnya, agregat penonton yang menghabiskan waktu di home page YouTube tumbuh 20 kali lebih besar. Singkatnya, kekuatan personalisasi konten di dalam YouTube cukup dahsyat.

Kini, YouTube tengah menyurvei pengguna mengenai seberapa suka mereka dengan video rekomendasi YouTube. Hasilnya nanti akan membuat YouTube lebih pintar lagi dan tentunya akan menuntun kita untuk konsumsi video lebih banyak lagi. Lagi. Dan lagi.

×
back to top