×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Prediksi Tren AI Analog Devices: Makin Terasa Nyata dengan Physical AI dan Densentralisasi di Perangkat Humaniod

Oleh: Tek ID - Rabu, 10 Desember 2025 13:13

Analog Devices prediksi 2026 sebagai era Physical AI, desentralisasi komputasi, dan robotika cerdas yang beroperasi langsung di dunia fisik.

AI Makin Terasa Nyata dengan Physical AI dan Densentralisasi Ilustrasi kecerdasan buatan

Dalam proyeksi terbarunya, para pemimpin teknologi di Analog Devices, Inc. (ADI) menegaskan AI tidak lagi akan hidup hanya di ruang digital, melainkan mulai beroperasi langsung di dunia fisik. 

Pergeseran ini diperkirakan akan mengubah cara industri merancang robotika, perangkat konsumen, hingga sistem otonom di sektor manufaktur.

Nilai pasar smart manufacturing yang diproyeksikan mencapai 13,4 miliar dolar AS pada 2024 menunjukkan besarnya ketergantungan berbagai sektor pada sistem yang mampu membaca dan merespons kondisi nyata di lapangan.

VP of Edge AI and Robotics ADI Paul Golding mengatakan, 2026 sebagai titik penting lahirnya Physical Intelligence—AI yang dapat belajar dari fenomena dunia nyata seperti getaran, suara, magnetik, hingga gerakan.

“Berbeda dari generasi sebelumnya yang bergantung pada pusat data, model baru ini diperkirakan akan berpindah ke perangkat edge, yaitu komputasi yang dilakukan langsung di perangkat atau sensor tanpa harus mengirimkan data ke server pusat,” ujar Golding. 

Kemampuan ini memungkinkan AI mengambil keputusan secara lokal, menyesuaikan respons dengan kondisi lingkungan, serta belajar cepat dari situasi baru meski hanya diberi sedikit contoh.

Golding juga menyebut hybrid world models akan semakin banyak diadopsi. Pendekatan ini menggabungkan penalaran matematis dan fisik dengan data sensor untuk menghasilkan AI yang tidak hanya memetakan dunia, tetapi mampu berinteraksi dan belajar dari pengalamannya sendiri.

Di ranah konsumen, Golding menilai audio akan menjadi antarmuka AI paling dominan pada 2026. Kombinasi spatial sound, sensor fusion, dan on-device reasoning akan melahirkan perangkat seperti kacamata AR, earbuds pintar, hingga sistem audio kendaraan yang mampu menafsirkan niat dan emosi pengguna. 

Teknologi ini juga meningkatkan noise cancellation, efisiensi daya, serta membuka peluang form factor baru.

“Tren perangkat ‘always-in-ear’, yang sudah berkembang di kalangan Gen Z, akan menguat seiring kemampuan AI menghadirkan pengalaman pendengaran yang lebih peka dan intuitif,” jelas Golding.

Golding memprediksi agentic AI akan semakin matang berkat pelatihan dalam simulasi berbasis fisika. Kombinasi dengan digital twin memungkinkan AI memahami dinamika gaya dan tekanan sebelum diterapkan pada operasi nyata. 

Ia menggambarkan skenario industri di mana agen AI dapat otomatis merespons prediksi kerusakan mesin, mengalihkan beban produksi, hingga mengatur inventori tanpa campur tangan manusia.

Tren lain yang ikut menguat adalah munculnya micro-intelligence, model AI berukuran kecil namun memiliki penalaran mendalam dalam domain khusus dan cukup efisien untuk dijalankan di perangkat edge. Model ini berpotensi menjadi orkestrator bagi ekosistem agen cerdas yang semakin berkembang.

Dari sisi komputasi, VP of Emergent AI ADI Massimiliano Versace memproyeksikan desentralisasi AI akan mulai diterapkan pada robotika humanoid generasi baru menjelang akhir 2026. 

Sensor cerdas, neuromorphic compute, serta in-memory compute langsung di dalam sensor akan memungkinkan robot memiliki mekanisme refleks layaknya makhluk hidup.

Dengan pendekatan ini, refleks dan keseimbangan diproses secara lokal, menghasilkan gerakan yang lebih mulus dan adaptif, sekaligus menghemat konsumsi daya. 

Prosesor pusat pun dapat difokuskan pada penalaran tingkat tinggi dan perencanaan jangka panjang.

Versace juga menggarisbawahi kebangkitan analog AI compute—pendekatan yang kembali relevan di tengah keterbatasan energi, latensi, dan memori pada arsitektur digital. 

Dalam skema ini, komputasi dilakukan melalui fisika perangkat sensing dan computing, sehingga energi dapat diproses langsung menjadi inferensi AI. Pendekatan ini diyakini akan membuka jalan bagi AI ultra-efisien di robotika, perangkat wearable, dan aplikasi otonom.

Perspektif Golding dan Versace menunjukkan adanya pergeseran besar menuju AI yang membaur dengan fenomena fisik di dunia nyata. 

×
back to top