Teleskop China berhasil deteksi dan lihat gelombang gravitasi
Pencapaian luar biasa ini menunjukkan bahwa penelitian China di bidang itu setara dengan standar internasional dan bahkan telah mencapai posisi terdepan.

Teleskop Sky Eye FAST buatan China, teleskop astronomi radio terbesar dan paling sensitif di dunia, terus membuat penemuan inovatif di bidang astronomi. Baru-baru ini, tim peneliti timing array pulsar China, yang terdiri dari para ilmuwan dari National Astronomical Observatories of the Chinese Academy of Sciences dan institusi lainnya, menggunakan Sky Eye FAST untuk mendeteksi bukti kuat gelombang gravitasi nano hertz. Pencapaian luar biasa ini menunjukkan bahwa penelitian China di bidang itu setara dengan standar internasional dan bahkan telah mencapai posisi terdepan.
Dilansir dari Gizmochina, temuan ini diterbitkan dalam jurnal astronomi bergengsi China, “Penelitian Astronomi dan Astrofisika,” pada 29 Juni. Tim peneliti menganalisis kumpulan data selama 3 tahun 5 bulan, dikumpulkan oleh Sky Eye FAST, dan berhasil mengidentifikasi bukti kunci yang mendukung keberadaan gelombang gravitasi nano hertz pada tingkat konfidensi 4,6 sigma. Tingkat konfidensi yang tinggi menandakan tingkat positif palsu kurang dari 1 dalam 500.000.
Gelombang gravitasi nano hertz adalah jenis gelombang gravitasi yang ditandai dengan frekuensi sangat rendah 10 pangkat minus 9 Hz. Mendeteksi gelombang ini menimbulkan tantangan yang signifikan karena frekuensinya yang sangat rendah, periode panjang yang berlangsung beberapa tahun, dan panjang gelombang yang membentang beberapa tahun cahaya.
Gelombang gravitasi, seperti yang diramalkan oleh teori relativitas umum Albert Einstein, adalah riak dalam ruang waktu yang disebabkan oleh percepatan benda bermassa. Sejalan dengan melempar batu ke dalam kolam dan mengamati riak yang dihasilkan di permukaan, gelombang ini merambat keluar dari sumber massa.
Interaksi mereka yang lemah dengan materi selama perambatan menjadikannya pembawa informasi berharga yang ideal dari kedalaman alam semesta. Astronomi gelombang gravitasi, bidang astronomi pengamatan, berfokus pada penggunaan gelombang gravitasi untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa astronomi yang keras seperti sistem bintang biner yang terdiri dari katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam. Supernova dan Big Bang juga berfungsi sebagai sumber gangguan kosmik ini.
Penemuan terobosan gelombang gravitasi pada tahun 2015 oleh tim ilmiah LIGO dan pengamatan selanjutnya telah membuka babak baru yang menarik dalam pemahaman kita tentang alam semesta. Sebagai pengakuan atas karya perintis mereka, Rainer Weiss, Barry Barish, dan Kip Thorne dianugerahi Hadiah Nobel Fisika pada tahun 2017.
Kontribusi signifikan China terhadap penelitian gelombang gravitasi, sebagaimana dibuktikan oleh terobosan terbaru yang memanfaatkan Sky Eye FAST, menegaskan kembali posisinya sebagai pemimpin global dalam astronomi dan menunjukkan dedikasi bangsa untuk mendorong batas pengetahuan ilmiah. Dengan setiap penemuan baru, pemahaman kita tentang alam semesta semakin dalam, mengungkap rahasianya dan menginspirasi generasi astronom dan ilmuwan masa depan.