Perusahaan AI tiongkok sulit bersaing dengan GPT-4 Turbo
GPT-4 Turbo, gagasan OpenAI, telah meningkatkan kemampuan AI, dengan kemampuan mengingat sejumlah besar informasi.
Peluncuran GPT-4 Turbo dari OpenAI telah menarik perhatian, terutama di Tiongkok, di mana para peneliti kecerdasan buatan (AI) juga menetapkan benchmark baru di bidangnya. Kemajuan ini menandakan adanya perubahan penting, mendorong AI ke era di mana pemahaman dan menghasilkan bahasa manusia menjadi semakin canggih.
GPT-4 Turbo, gagasan OpenAI, telah meningkatkan kemampuan AI, dengan kemampuan mengingat sejumlah besar informasi tekstual dan menawarkan kepada pengembang cara yang lebih hemat biaya untuk membuat aplikasi. Terobosan ini tidak luput dari perhatian di Tiongkok, tempat raksasa teknologi seperti Baidu dan Alibaba bersiap menghadapi tantangan tersebut.
Dilansir dari Gizmochina (9/11), perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya mengejar ketertinggalan tetapi juga memikirkan kembali strategi mereka untuk menyamai atau melampaui fitur-fitur model AI canggih ini.
Inti pembicaraannya adalah pertanyaan tentang bagaimana mengimbangi kemajuan pesat tersebut. Perusahaan-perusahaan dapat memilih untuk menyempurnakan model dasar mereka atau membuat solusi AI khusus untuk kebutuhan industri tertentu. Ini bukan sekadar kompetisi teknologi; ini adalah perlombaan untuk inovasi dan penerapan di seluruh industri.
Kebutuhan mendesak Tiongkok akan talenta AI menggarisbawahi kebutuhan akan inovasi dalam menghadapi perkembangan internasional seperti GPT-4 Turbo. Meskipun pemerintah Tiongkok menyadari potensi peningkatan ekonomi yang dapat diberikan oleh AI, pemerintah Tiongkok tetap waspada terhadap tata kelola teknologinya.
Namun, upaya AI lokal Tiongkok menghadapi kendala karena peraturan internet ketat yang membatasi akses ke alat AI asing seperti ChatGPT. Hal ini menciptakan ruang unik bagi solusi AI domestik untuk berkembang dan memenuhi kebutuhan spesifik pasar Tiongkok.