×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

OpenAI Ubah Aturan Sora, Video AI Kini Harus Izin dari Pemilik Karakter Jika Memiliki Hak Cipta

Oleh: Tek ID - Minggu, 05 Oktober 2025 09:14

OpenAI ubah aturan aplikasi Sora: karakter terkenal hanya bisa muncul jika pemiliknya memberi izin terlebih dulu.

OpenAI Ubah Aturan Sora, Video AI Kini Harus Izin Aplikasi Sora. dok. tangkapan layar/tek.id

Perusahaan kecerdasan buatan (AI), OpenAI, mengubah kebijakan soal hak cipta di aplikasi video barunya yang bernama Sora. 

Sebelum aplikasi media sosial itu diluncurkan pekan ini, The Wall Street Journal melaporkan bahwa OpenAI sempat memberi tahu studio film di Hollywood agar mereka menolak secara tertulis (opt-out) jika tidak ingin karya mereka dipakai dalam video buatan Sora.

Meski masih terbatas untuk pengguna undangan, Sora langsung populer dan naik ke peringkat atas App Store. 

Daya tarik utamanya ada pada fitur “cameo”, yaitu kemampuan pengguna mengunggah data wajah mereka agar bisa muncul sebagai versi digital dalam video buatan AI.

Namun, banyak pengguna justru menggunakan Sora untuk membuat video yang menampilkan karakter terkenal milik studio besar, seperti Pikachu atau SpongeBob. Bahkan, ada video yang menampilkan karakter tersebut seolah berbicara dengan versi digital CEO OpenAI, Sam Altman, dan menyinggung soal hak cipta.

Melihat fenomena itu, Altman menulis di blog resmi perusahaan bahwa OpenAI akan segera mengubah dua hal penting dalam Sora. 

Salah satunya adalah memberikan kendali penuh kepada pemilik karya atau karakter agar mereka bisa menentukan apakah karakter mereka boleh digunakan atau tidak.

Perubahan ini membuat sistem Sora yang semula otomatis berubah menjadi berdasarkan izin (opt-in), artinya karakter berhak cipta tidak bisa lagi digunakan tanpa persetujuan pemiliknya.

“Kami mendengar banyak pemilik hak cipta yang sebenarnya tertarik dengan konsep fan fiction interaktif ini, karena bisa membuka cara baru berinteraksi dengan penggemar. Tapi mereka juga ingin punya pilihan untuk mengatur bagaimana karakter mereka dipakai, termasuk melarang sama sekali,” tulis Altman.

Langkah ini dianggap sebagai upaya OpenAI untuk lebih menghormati hak cipta dan karya kreatif orang lain, di tengah kritik bahwa teknologi AI sering mengambil bahan dari karya berhak cipta tanpa izin. 

Dengan kebijakan baru ini, OpenAI berusaha menyeimbangkan inovasi teknologi dengan perlindungan bagi pembuat karya asli.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top