Ilmuwan kembangkan aplikasi untuk selamatkan kupu-kupu
Para ilmuwan dapat menentukan di mana kupu-kupu beristirahat saat migrasi panjangnya, hal ini mungkin dapat meminimalkan kematian.
Sebuah tim dari University of Maine memanfaatkan aplikasi yang memungkinkan para ilmuwan di sepanjang East Coast AS mengambil foto situs migrasi kupu-kupu raja dan mencatat detil tempat mereka ditemukan. Dilansir dari Engadget (16/8), respons akan dikompilasi dalam database online dan membantu peneliti menentukan apakah prediksi migrasi kupu-kupu raja yang mereka lakukan akurat.
Menurut para peneliti tersebut, kupu-kupu raja melakukan salah satu migrasi paling dramatis di dunia. Setiap musim gugur, para kupu-kupu di New England berbelok ke selatan dan memulai perjalanan sejauh 4.800 km ke tempat musim dingin pilihannya. Tetapi seperti semua serangga, populasi kupu-kupu raja berkurang. Jumlah migrasi panjang telah turun 90 persen dalam dua dekade terakhir.
Agar dapat lebih memahami pola migrasi kupu-kupu raja dan melindungi yang masih ada, para peneliti dari University of Maine telah membuat model untuk menentukan di mana kupu-kupu beristirahat di malam hari, atau hinggap. Karena model tersebut mencakup area yang begitu luas dari Maine ke Georgia dan dari Samudra Atlantik ke Pegunungan Appalachian. Tidak mudah bagi para peneliti untuk mengkonfirmasi prediksinya dengan berjalan kaki. Dengan demikian, di sinilah peranan aplikasi mulai digunakan.
Para peneliti telah mengkreasi survei Monarch Model Validator di aplikasi Collector for ArcGIS yang tersedia di Apple, Android dan Windows 10. Mereka meminta pengguna untuk mengambil foto kupu-kupu yang hinggap di situs prioritas tinggi yang telah ditentukan (ditandai dengan pin pada peta digital) atau di lokasi yang tidak ditandai. Pengguna juga diminta untuk menjawab survey singkat.
Meski penelitian ini terbatas pada East Coast, para peneliti di seluruh dunia mempelajari kupu-kupu dan populasinya menurun. Menurut beberapa temuan, jumlah spesies kupu-kupu di tanah pertanian di Inggris turun 58 persen antara tahun 2000 dan 2009. Jika para ilmuwan dapat menentukan di mana kupu-kupu beristirahat saat migrasi panjangnya, mungkin dapat meminimalkan kematian.
