sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id acer
  • partner tek.id samsung
Senin, 29 Okt 2018 12:15 WIB

Review Ryzen 7 2700, murah dan enak buat kerja

Memiliki 8 core dan 16 threads, AMD Ryzen 7 2700 sangat cocok bagi mereka yang ingin bermain gim atau meningkatkan produktivitas.

Review Ryzen 7 2700, murah dan enak buat kerja
AMD Ryzen 7 2700 (tek.id/Chandra)

Ryzen 7 2700 merupakan salah satu prosesor dengan price to performance terbaik milik AMD. Segudang fitur pun dibawa oleh prosesor ini, salah satunya: teknologi Store MI. Ya, ini merupakan salah satu fitur yang selama ini baru ada di Intel dengan prosesor high-end mereka.

Pada kesempatan kali ini, Tek.id mendapatkan kesempatan untuk menjajal kemampuan dari Store MI yang berada di prosesor tersebut. Tak ketinggalan, saya juga akan mencicipi kemampuan prosesor ini. Jika penasaran, silahkan simak ulasannya berikut ini!

Perangkat keras yang digunakan

Pada kesempatan kali ini, saya akan menggunakan motherboard dari Asus, yakni ROG STRIX X470-I GAMING. Saya memilih motherboard ini karena Store MI yang disediakan AMD, saat ini, hanya mendukung motherboard seri X470. Meski X370 sudah mendukung Ryzen generasi kedua, ia tidak mendukung Store MI.

Untuk RAM, saya menggunakan Corsair RGB DDR4 2x8GB 3000MHz. Sementara untuk Hard Disk, saya menggunakan Seagate Blue 2TB yang dipasangkan dengan SSD Samsung 860 Evo M.2. Perlu diingat, saya akan menggunakan HDD sebagai primary disk untuk menjajal kemampuan Store MI.

Agar adil, saya juga akan membandingkan hasil ini dengan menggunakan SSD. Di sektor grafis, saya menggunakan AMD Radeon RX 580 selama pengetesan. Saya juga akan menggunakan penyalur panas dan kipas (HSF) bawaan prosesor ini selama melakukan tes. Terakhir, saya akan menggunakan sistem operasi Windows 10 64-bit Professional.

Store MI, Penantang Intel Optane

Jujur, saat pertama kali ingin menggunakan teknologi ini, saya agak skeptis. Saya tidak berharap banyak dari teknologi Store MI untuk membuat HDD yang saya gunakan akan memiliki kecepatan sama dengan SSD.

Proses instalasinya cukup mudah. Pertama, pengguna hanya harus memasang aplikasi Store MI yang dapat diunduh melalui situs AMD. Lalu, harus diperhatikan juga agar OS di install di HDD, bukan SSD.

Setelah proses instalasi selesai, saya mencoba membandingkan pengalaman penggunaan Store MI dengan penggunaan HDD normal serta dengan SSD. Dan hasilnya pun cukup mengejutkan saya.

Dengan hanya menggunakan HDD, saya harus menunggu komputer untuk booting selama 3 menit dan 11 detik. Setelah menggunakan teknologi Store MI, saya hanya harus menunggu 2 menit saja. 

Hal yang sama terjadi pada saat saya melakukan pengetesan restart. Saat menggunakan HDD, saya harus menunggu 3 menit 28 detik, dan saat menggunakan Store MI, waktunya berkurang menjadi 2 menit 48 detik. Kedua hasil ini sangat jauh dibandingkan dengan SSD, yang hanya membutuhkan waktu 38 detik.

Pengalaman ini pun terus berlanjut pada saat saya membuka gim. Saya mencoba dua gim untuk mengetes waktu membuka aplikasi, yakni PUBG dan GTA V. Di sini, saya pun mendapat tren yang sama, namun dengan jeda waktu yang bisa dibilang cukup dekat.

Untuk gim PUBG, waktu menunggu sampai layar utama menggunakan HDD selama 1 menit 59 detik, Store MI 1 menit 9 detik, sedangkan SSD sekira 59 detik. Ini merupakan hasil yang rata-rata setelah saya melakukan pengetesan sebanyak 5 kali.

Di sisi lain, dalam membuka gim GTA V, saya harus menunggu 2 menit 5 detik sedangkan dengan Store MI hanya membutuhkan 1 menit 9 detik. Dan SSD membutuhkan waktu untuk membuka dalam waktu 1 menit 9 detik. Jadi, saya tidak menemukan alasan mengapa saya harus menggunakan Store MI ketika saya mendapat akses ke SSD berkapasitas diatas 128GB.

Oh iya hampir terlupa. Teknologi ini hanya mendukung SSD M.2 dengan kapasitas maksimum 250GB saja. Dan untungnya, AMD tidak memberikan batasan merek SSD untuk menjalankan teknologi Store MI ini. Sementara Intel harus menggunakan SSD Intel Optane untuk meningkatkan kecepatan sebuah HDD.

Satu lagi, bila Anda berencana untuk melakukan ini, ada efek samping yang akan terjadi. Anda harus melakukan format low level terhadap SSD M.2 yang digunakan sebagai cache sementara HDD akan digunakan untuk keperluan lain. Dan jujur saja, hal ini cukup sulit untuk dilakukan.

Kemampuan prosesor yang cukup baik

Tak hanya memiliki kelebihan di bidang Store MI, kemampuan dari prosesor ini pun cukup baik. Wajar, prosesor ini memiliki  8 core dan 16 thread. Kecepatan dasarnya mencapai 3,2Ghz dan Max Boost hingga 4,1GHz dengan L3 Cache 16MB dan TDP 65W.

Saat saya melakukan pengetesan benchmark sintetis, seperti Cinebench R15, 3D Mark, serta PC Mark, prosesor ini berhasil mendapatkan performa yang cukup baik. Berikut ini hasil pengetesan benchmark sintetis dalam keadaan standar.

Untuk Cinebench R15 Single Core, prosesor ini berhasil mendapatkan skor 146 CB dan untuk Multi Thread berhasil mencapai 1.494 CB. Lalu, untuk skor 3DMark Fire Stike Ultra, prosesor ini berhasil mencatatkan skor 2.985.

Kemudian, untuk 3DMark Time Spy Extreme dengan skor dikombinasi antara GPU dan CPU adalah 1.979 poin. Untuk skor CPU saja berhasil mencatatkan skor 1.860 poin. Terakhir, ada tes PCMark 10 yang berhasil mencatatkan skor 4.603 poin.

Lalu, saat saya melakukan pengujian prosesor ini menggunakan beberapa gim, seperti GTA V, PUBG, dan Fortnite, menunjukkan hasil yang lumayan baik. Untuk GTA V, dengan perpaduan prosesor ini dengan RX 580 berhasil mendapatkan rata-rata 65fps. Skor terendahnya hanya 51fps.

Dalam pengujian PUBG, perpaduan ini berhasil mendapatkan rata-rata 74fps dengan minimal 52fps. Terakhir, ada Fortnite dengan rata-rata 96fps dengan minimal 76fps. 

Untuk tes produktivitas, seperti menggunakan Blender untuk melakukan render 3D, hasilnya sangat lumayan. Untuk test BMW, prosesor ini dapat melibasnya dengan waktu 5 menit 17 detik. Sementara untuk test Classroom, Ryzen 7 2700 berhasil melahapnya dalam waktu 17 menit 16 detik.

Namun, untuk ulasan saat ini, saya tidak melakukan overclock. Jujur, saya cukup takut untuk melakukannya. HSF bawaan AMD akan membatasi kemampuan overclock prosesor tersebut. Tapi saat berbicara mengenai suhu, menggunakan HSF ini, saya mendapati suhu terpanas di 69 derajat celcius.

Oke Buat Gaming, Oke buat produktivitas. Tapi...

Dihargai Rp4,6 juta, prosesor ini memiliki price to performance yang cukup baik. Memiliki 8 core dan 16 threads, AMD Ryzen 7 2700 sangat cocok bagi mereka yang ingin bermain gim atau meningkatkan produktivitas.

Terlebih lagi, dengan adanya teknologi Store MI yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan SSD M.2 mereka untuk menambah kecepatan HDD konvensional, mungkin bisa menjadi pilihan yang rasional. Meski begitu, Anda juga harus mempertimbangkan efek negatif dari penggunaan Store MI ini, seperti yang sudah dijelaskan di dalam artikel.

AMD Ryzen 7 2700

Bagus ...
  • Memiliki harga terjangkau
  • Performa gaming dan produktivitas baik dikelasnya
Kurang ...
  • Stroe MI yang kurang greget
  • Pengguna harus memaksa memformat SSD setelah menggunakan Store MI untuk digunakan kembali
Share
×
tekid
back to top