sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Jumat, 29 Des 2017 11:24 WIB

Asus ROG Spatha, mouse untuk sultan

Asus ROG Spatha ini ibarat barang mewahnya kalangan gamer.

Bagi saya, mouse tak lebih dari perpanjangan tangan pada layar monitor yang tidak mendukung sentuhan. Karena itu, ketika mencoba Asus ROG Spatha, saya hanya bisa mesem-mesem.

Desain

Bagi saya, Spatha, pemegang kasta tertinggi mouse ROG, cukup menggambarkan semuanya. Desainnya elegan, keren, canggih dan mewah. Mouse berukuran medium ini dibalut finishing hitam metalik dengan karakter yang tegas dan permukaan yang halus.

Asus menyematkan total 12 buah tombol pada Spatha: 6 buah tombol pada sisi atas dan 6 tombol di sisi kiri. Ukuran tombolnya tergolong besar dan melekuk mengikuti kontur bodi, membutnya terasa nyaman digenggam karena mengikuti sisi ergonomis tangan.

Spatha dirancang untuk memanjakan gamer dengan keunggulan koneksi nirkabel. Ia dibekali dengan docking yang menjadi penerima sinyal sekaligus pengisi daya pada mouse ketika didudukkan. Meski begitu, Asus tetap memberikan opsi koneksi via kabel jika diperlukan dimomen-momen tertentu.

Sama seperti beberapa varian mouse ROG lainnya, Spatha juga dibekali switch yang bisa diganti untuk memberikan pengalaman yang berbeda.

ROG Armoury

Spatha tentu didukung oleh software eksklusif ROG Armoury seperti beberapa varian lainnya. Namun, pengaturan Spatha terlihat lebih padat dan lengkap.

Gamer bisa mengkonfigurasi fungsi dari 11 tombol pada Spatha yang meliputi Mouse Functions, Windows Shortcuts, Multimedia, Macro dan Keyboard Function. Diluar itu gamer juga bisa mengatur konfigurasi DPI (maks 8200), Angle Snapping, Sensitivity, Polling Rate, Button Response, Lighting, Calibration, dan Power.

Pengujian

Mouse ini terasa nyaman digunakan untuk menemani aktivitas harian, seperti mengetik dan browsing internet. Bobotnya yang berkisar 178 gram memang agak kurang nyaman untuk diangkat-angkat. Namun, secara pergerakan, mouse ini tergolong mulus. Kebetulan, saya menggunakan ROG Scabard sebagai mouse pad.

Awalnya, saya cukup ragu bisa memaksimalkan seluruh tombol pada sisi kiri Spatha, selain bentuknya yang tidak biasa, peletakannya juga cukup berdekatan. Tentu, hal ini akan membuat kita sering salah pencet. Namun, Asus mendesain setiap tombol pada sisi kiri dengan ukurat dan lekukan yang membantu ibu jari menekan dengan tepat.

Buat main gim, mouse ini jelas bisa merangkul setiap jenis gim favorit gamer. Meski terasa agak berat untuk diangkat-angkat, tapi dengan mengandalkan mouse pad, akan membuat pergerakan mouse makin mulus. Hanya saja, saya agak kerepotan menekan tombol DPI yang nyempil di belakang tombol scroll, selain mungil tombolnya agak keras ditekan.

Asus menyertakan switch pada kotak penjualan dengan karakter yang berbeda. Tidak ada informasi lebih rinci mengenai switch cadangan ini. Hanya saja, rasanya sedikit lebih keras dibanding yang sudah terpasang pada mouse.

Dari perhitungan saya, mouse ini membutuhkan waktu berkisar 2,5 jam hingga terisi penuh dan mampu bertahan lebih dari 6 jam. Artinya, ia cukup oke bermain gim, tanpa khawatir mati di tengah momen seru.

Menurut saya

Mouse berharga 2 jutaan lebih ini memang tidak ditujukan untuk gamer yang menyukai pergerakan mouse yang lincah. Sejatinya, mouse ini tergolong berat dan kurang lincah, apalagi jika tidak menggunakan mouse pad.

Menurut saya, menggunakan Spatha terasa nyaman dengan desain ergonomisnya yang menyesuaikan kontur tangan. Untuk performanya, saya tidak bisa berkata banyak karena mouse ini menawarkan semua yang saya butuhkan, termasuk penggantian switch yang inovatif itu.

Sayangnya, bobotnya tidak ringan.

Tag
Share
×
tekid
back to top