×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Primaya Cardiovascular Conference 2025 Ungkap Teknologi Medis Terbaru Penanganan Penyakit Jantung

Oleh: Tek ID - Senin, 22 September 2025 20:15

Primaya Cardiovascular Conference 2025 hadirkan teknologi ablasi tanpa panas hingga bypass minimal invasif, beri harapan baru bagi pasien jantung Indonesia.

Sejumlah Teknologi Medis Terbaru Penanganan Penyakit Jantung Penjelasan mengenai teknologi penanganan penyakit jantung. dok. Primaya Hospital

Penyakit jantung dan pembuluh darah masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Data WHO 2023 mencatat lebih dari 17 juta kematian setiap tahun, dengan Indonesia menyumbang 651.481 kasus, terdiri dari stroke, jantung koroner, hingga hipertensi jantung. 

Angka tersebut memperlihatkan urgensi peningkatan layanan kardiovaskular di tanah air.

Hal itu juga menjadi perhatian dalam Primaya Cardiovascular Conference 2025 yang mengusung tema “Beat for Life, Love Your Heart”.

Konferensi yang digelar bertepatan dengan Bulan Jantung Sedunia 2025 itu menghadirkan pakar nasional dan internasional untuk membahas inovasi terkini dalam penanganan penyakit kardiovaskular.

Chief Medical Officer Primaya Hospital Group Esther Ramono, menekankan pentingnya keseimbangan antara teknologi dan edukasi. 

“Konferensi ini menjadi sarana memastikan standar layanan kardiovaskular di Indonesia terus berkembang seiring kemajuan global. Teknologi terbaru harus diiringi dengan gaya hidup sehat dan deteksi dini, agar angka kematian akibat penyakit jantung dapat ditekan,” ujarnya.

Terobosan Teknologi untuk Penyakit Jantung

Berbagai inovasi terapi menjadi sorotan utama konferensi ini. Ablasi PFA disebut lebih aman dibanding metode panas karena minim risiko pada esofagus dan saraf, menjadikannya terapi masa depan untuk atrial fibrillation. 

Precision PCI, yang mengandalkan pencitraan intravaskular, memungkinkan intervensi koroner lebih presisi dan personal.

Selain itu, era baru tanpa stent mulai dibuka dengan hadirnya Drug-Coated Balloon (DCB), yang dinilai lebih sederhana, minim risiko perdarahan, serta memberi outcome pasien lebih baik tanpa meninggalkan logam di pembuluh darah.

Untuk kasus kompleks, CTO PCI (Chronic Total Occlusion Percutaneous Coronary Intervention) menawarkan solusi membuka sumbatan total pada pembuluh darah jantung dengan keberhasilan yang kini semakin meningkat berkat teknologi pencitraan dan teknik modern.

Pada penanganan darurat, para ahli menekankan pentingnya intervensi cepat dengan PCI dini untuk mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. 

Sementara dalam operasi besar, Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dengan teknik minimal invasif dan penggunaan graft arteri ganda terbukti meningkatkan survival jangka panjang hingga lebih dari 63% dalam 12 tahun. 

Protokol pemulihan cepat (ERAS) juga membuat pasien pulih lebih singkat dengan kualitas hidup lebih baik.

Masa Depan Layanan Jantung di Indonesia

Primaya Hospital menegaskan, terobosan medis ini bukan hanya soal kecanggihan teknologi, tetapi juga soal keberpihakan pada pasien. 

Dengan metode yang lebih presisi, aman, dan minim invasif, kualitas hidup pasien dapat ditingkatkan secara signifikan.

Namun, para pakar menegaskan teknologi canggih saja tidak cukup. Edukasi publik tentang pencegahan tetap menjadi kunci utama. 

Pemeriksaan rutin, gaya hidup sehat, dan kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga jantung dinilai sama berharganya dengan terapi modern.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top