Meta Jalin Kemitraan Strategis dengan Arm Untuk Perkuat Infrastruktur AI
Arm dan Meta menjalin kemitraan strategis untuk memperkuat efisiensi sistem AI global lewat platform Neoverse berbasis cloud.
Kantor Meta di Sao Paolo. dok. Meta
Perusahaan desain semikonduktor Arm menjalin kemitraan strategis dengan Meta untuk memperkuat efisiensi sistem kecerdasan buatan (AI) raksasa media sosial tersebut.
Kolaborasi ini menjadi bagian penting dari upaya Meta memperluas infrastruktur globalnya di tengah lonjakan kebutuhan daya komputasi AI yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kerja sama ini, sistem ranking dan rekomendasi Meta, yang menjadi tulang punggung algoritma di aplikasi seperti Facebook, Instagram, dan Threads, akan dipindahkan ke platform Arm Neoverse, arsitektur baru yang telah dioptimalkan untuk sistem AI berbasis cloud.
“AI sedang mengubah cara orang berinteraksi dan berkreasi. Bermitra dengan Arm memungkinkan kami untuk memperluas inovasi ini secara efisien bagi lebih dari tiga miliar pengguna aplikasi Meta di seluruh dunia," ujar Santosh Janardhan, Head of Infrastructure Meta, dikutip dari TechCrunch.
- DeepSeek Rilis Model AI V3.2 dan V3.2 Speciale: Tantang Dominasi GPT-5 dan Gemini 3 Pro
- AWS re:Invent 2025 Jadi Pembuktian Reformasi AI AWS dengan Chip Baru, UltraServer, dan Layanan Mandiri
- Nvidia Perkenalkan Model ‘Alpamayo-R1’, Model AI untuk Pengembangan Kendaraan Otonom Tingkat Lanjut
- 3 Tahun ChatGPT: Perkembangan Teknologi AI yang Mengubah Dunia
Arm, yang selama ini dikenal luas lewat arsitektur CPU di perangkat mobile, kini berupaya memperluas pengaruhnya di dunia komputasi AI dengan menonjolkan keunggulan pada efisiensi daya.
Di tengah dominasi GPU Nvidia dan AMD dalam komputasi berat, Arm mengedepankan pendekatan berbeda: efisiensi per watt.
"Era berikutnya dari AI akan ditentukan oleh kemampuan untuk menghadirkan efisiensi dalam skala besar. Melalui kemitraan dengan Meta, kami menggabungkan keunggulan performa-per-watt Arm dengan inovasi AI Meta," kata Rene Haas, CEO Arm.
Kerja sama jangka panjang ini mencerminkan perubahan strategi besar dalam ekosistem AI global, di mana efisiensi energi menjadi fokus utama setelah lonjakan konsumsi daya dari pusat data (data center) AI skala besar.
Kemitraan dengan Arm hadir di tengah ekspansi besar-besaran Meta terhadap jaringan pusat data globalnya. Salah satu proyek ambisius Meta, Prometheus, sedang dibangun di New Albany, Ohio, Amerika Serikat, dengan kapasitas daya mencapai beberapa gigawatt dan diperkirakan beroperasi pada 2027.
Untuk menopang kebutuhan energinya, Meta bahkan membangun pembangkit listrik tenaga gas alam 200 megawatt khusus untuk proyek tersebut.
Selain itu, Meta juga tengah mengembangkan kompleks dpusat data “Hyperion” di area seluas 2.250 hektare di Louisiana Barat Laut. Proyek ini ditargetkan menghasilkan 5 gigawatt daya komputasi saat rampung pada 2030, menjadikannya salah satu fasilitas AI terbesar di dunia.
Upaya ekspansi ini menunjukkan strategi Meta untuk memastikan kemandirian energi dan kecepatan komputasi tinggi demi mendukung layanan AI generatif dan metaverse.
Menariknya, kemitraan Arm dan Meta berbeda dari pola investasi yang kini umum di dunia AI. Tidak ada pertukaran saham maupun pembangunan infrastruktur bersama, fokusnya murni pada pengembangan teknologi dan efisiensi sistem.
Langkah ini kontras dengan pendekatan perusahaan lain seperti Nvidia, yang baru-baru ini mengumumkan investasi senilai US$100 miliar secara bertahap ke OpenAI, serta pendanaan miliaran dolar ke xAI (Elon Musk), Thinking Machines Lab (Mira Murati), dan laboratorium AI asal Prancis, Mistral.
Sementara itu, AMD, rival utama Nvidia dan Arm, juga memperkuat posisinya lewat kemitraan dengan OpenAI dengan menyediakan kapasitas komputasi sebesar 6 gigawatt, disertai insentif berupa opsi saham hingga 10% bagi OpenAI.









