Meta gandeng UNESCO demi tingkatkan teknologi terjemahan berbasis AI

Meta dan UNESCO baru-baru ini mengumumkan kemitraan mereka dalam program baru yang bertujuan untuk meningkatkan teknologi AI terjemahan dan pengenalan suara. Program ini, yang dikenal sebagai Language Technology Partner Program, bertujuan untuk mengumpulkan rekaman suara dan teks terjemahan dari berbagai bahasa, terutama bahasa yang kurang diperhatikan, untuk mendukung upaya UNESCO dalam Dekade Internasional Bahasa Asli.

Dilansir dari Engadget (10/2), Meta mengundang mitra untuk berkontribusi dengan lebih dari 10 jam rekaman suara yang dilengkapi dengan transkripsi, teks tertulis yang luas, dan set dari kalimat-kalimat terjemahan. Kontribusi ini akan membantu dalam pengembangan model AI yang lebih canggih untuk pengenalan suara dan terjemahan, yang kemudian akan tersedia secara open source untuk umum.

Meta dan UNESCO telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Nunavut, sebuah wilayah di Kanada Utara, untuk mendukung pengembangan sistem terjemahan untuk bahasa-bahasa Inuit seperti Inuktitut dan Inuinnaqtun. Program ini juga meluncurkan standar evaluasi terjemahan open source yang disebut BOUQuET, yang dirancang untuk mengevaluasi kinerja model AI terjemahan.

Dengan kemitraan ini, Meta berharap dapat menciptakan sistem cerdas yang dapat memahami dan merespons kebutuhan manusia yang kompleks, tanpa memandang bahasa atau latar belakang budaya. Selain itu, Meta juga berencana untuk memperluas cakupan bahasa yang dapat digunakan oleh asisten AI mereka, Meta AI, serta menguji fitur-fitur baru seperti terjemahan otomatis untuk kreator.

Program ini dianggap sebagai upaya filantropis yang dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, termasuk Meta yang akan mendapatkan manfaat dari model-model terjemahan dan pengenalan suara yang lebih baik. Meta juga berencana untuk meluncurkan fitur terjemahan otomatis untuk Instagram Reels, memungkinkan kreator untuk mendubbing suara mereka dan mencapai sinkronisasi bibir secara otomatis.