Xiaomi dapat lampu hijau untuk produksi 100 ribu kendaraan setiap tahun

Dalam langkah penting menuju industri otomotif, Xiaomi telah mendapatkan persetujuan penting dari badan pengatur utama untuk memulai produksi 100.000 kendaraan setiap tahunnya. 

Dilansir dari Gizmochina (24/8), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) telah memberi lampu hijau atas pengajuan Xiaomi. Ini akan menjadi tonggak sejarah perusahaan dalam memasuki industri otomotif, khususnya di bidang manufaktur kendaraan listrik. 

Untuk diketahui, Pendiri Xiaomi, Lei Jun, mengumumkan masuknya perusahaan ke dalam pasar kendaraan listrik pintar pada tahun 2021. Dia menjanjikan investasi sebesar USD10 miliar selama kurun waktu sepuluh tahun dan menetapkan target ambisius untuk memulai produksi massal kendaraan perdana pada paruh pertama tahun 2024.

Langkah Xiaomi memasuki pasar kendaraan listrik (EV) bisa dibilang cukup berani mengingat perusahaan mengalami penurunan pendapatan kuartal pertama sebesar 18,9% dibandingkan tahun lalu.

Namun, langkah berani ini merupakan respons strategis untuk mendiversifikasi bisnisnya di luar sektor pintar. Dengan menurunnya permintaan ponsel pintar, raksasa teknologi ini ingin memanfaatkan jaringan tokonya yang luas dan berencana mengubahnya menjadi showroom kendaraan listrik.

Lei Jun mengungkapkan bahwa usaha EV akan menandai usaha wirausaha besar terakhirnya. Dalam unggahan di Weibo baru-baru ini, Lei Jun membagikan gambar para eksekutif Xiaomi Group, termasuk mitra dan presiden Lu Weibing, yang memperlihatkan spanduk yang dihiasi slogan, “Championing Xiaomi Cars.”

Langkah ini menggarisbawahi tekad Xiaomi untuk membentuk kembali lanskap bisnisnya dan membangun pijakan yang lebih kuat di industri otomotif yang terus berkembang.

Saat perusahaan menghadapi tantangan di pasar tradisionalnya, masuknya perusahaan ke dalam kendaraan listrik menunjukkan komitmen tegas terhadap inovasi dan adaptasi.

Terlepas dari itu, realisasi kendaraan listrik Xiaomi tampaknya memerlukan lebih banyak waktu. Perusahaan masih harus menunggu lampu hijau dari Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi negara setempat, yang secara ketat menilai aspek teknis dan keselamatan sebelum memberikan persetujuannya.