Tiongkok meluncurkan satelit untuk dukung misi bulan di masa depan
Queqiao-2 bertugas untuk menyampaikan pesan antara pesawat bulan Tiongkok, seperti pesawat Chang'e, serta kendaraan lain di permukaan bulan, dan pengendali misi di Bumi.

Tiongkok baru-baru ini telah mengirimkan satelit ke arah bulan sebagai bagian dari ambisinya di luar angkasa. Roket Long March 8 meluncur dari Pusat Peluncuran Satelit Wenchang di Pulau Hainan, Tiongkok selatan pada (19/3). Roket tersebut membawa satelit Queqiao-2, yang memiliki peran penting sebagai satelit relay. Queqiao-2 bertugas untuk menyampaikan pesan antara pesawat bulan Tiongkok, seperti pesawat Chang'e, serta kendaraan lain di permukaan bulan, dan pengendali misi di Bumi.
Queqiao-2 dirancang untuk mengorbit bulan dengan pola yang sangat elips, memungkinkannya untuk mendukung misi di kutub selatan bulan dan di sisi jauh bulan, seperti dikitup dari laporan SpaceNews (21/3).
Sebelumnya, pada 14 Maret, Tiongkok meluncurkan dua pesawat ruang angkasa lainnya menuju bulan dalam sebuah peluncuran yang tidak diumumkan sebelumnya. Xinhua, agensi berita Tiongkok, pertama kali mengumumkan bahwa sepasang pesawat tersebut tidak mencapai orbit yang diinginkan.
Kendati sedikit yang diketahui tentang dua pesawat ruang angkasa tersebut, yang disebut DRO-A dan DRO-B, namun keduanya ditujukan untuk orbit retrograde jauh (DRO). Orbit DRO adalah orbit tinggi di atas bulan yang bergerak berlawanan arah dengan rotasi bulan sekitar Bumi. Para ahli menduga bahwa pesawat ini merupakan bagian dari demonstrasi teknologi yang bertujuan untuk membantu membangun infrastruktur bulan, seperti yang dilaporkan oleh SpaceNews.
- Temuan aneh di Mars: Lahan gelap terbentuk di kawasan Kutub Selatan
- Gunung berapi baru di bulan Io milik Jupiter muncul dalam 25 tahun terakhir
- Dari tumbukan ke supermasif: Evolusi lubang hitam di pusat Galaksi Bima Sakti
- Bintang raksasa R Doradus memiliki gelembung gas 75 kali lebih besar dari Matahari
Meskipun NASA dan Angkatan Luar Angkasa AS aktif dalam misi bulan mereka, Tiongkok tetap menjadi pesaing serius dalam eksplorasi luar angkasa. Militer AS pun semakin memperhatikan ambisi bulan Tiongkok, menganggapnya sebagai potensi ancaman bagi keamanan AS.
Tiongkok telah mengumumkan rencananya untuk mendaratkan astronot di bulan pada tahun 2030. Negara ini juga tengah berkolaborasi dengan Rusia untuk membangun Stasiun Penelitian Bulan Internasional yang direncanakan akan dimulai dengan misi Chang'e 7 dan 8 pada tahun 2026 dan 2028.
Langkah Tiongkok dalam misi bulan ini menegaskan posisinya sebagai pemain utama dalam penjelajahan luar angkasa. Dengan tekadnya yang kuat, Tiongkok berusaha untuk mengejar dan bahkan melampaui negara-negara lain dalam eksplorasi ruang angkasa.