TikTok akan larang tautan e-commerce lain di platform
Dengan diterapkannya larangan tautan e-commerce, TikTok akan mencegah kreator konten mempromosikan produk.
TikTok berencana melarang tautan di platform yang mengarah ke e-commerce. Langkah ini disebut-sebut sebagai cara perusahaan untuk memaksa orang menggunakan TikTok Shop jika mereka ingin membeli barang yang mereka lihat di aplikasi tersebut.
Sebagaimana diketahui, TikTok menjadi salah satu media promosi bagi para pengusaha online. Mereka biasanya menggunakan influencer atau kreator untuk mempromosikan produk dan menyertakan link ke platform belanja selain TikTok Shop.
Namun, dengan diterapkannya larangan tautan e-commerce, TikTok ingin mengurangi kreator konten dalam mempromosikan hal-hal seperti peralatan dapur dan furnitur yang tersedia di etalase Amazon atau e-commerce lainnya.
Belum diketahui e-commerce apa saja yang akan dilarang, saat ini laporan dari The Informant hanya menyebutkan Amazon sebagai tautan yang dilarang di TikTok.
- Larangan Penggunaan Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 tahun di Australia Berlaku Pekan Depan, Ini Pemicunya
- Threads Bidik Komunitas Podcaster, Tantang Dominasi X di Ruang Diskusi Digital
- Threads Tambahkan Fitur “Reply Approvals” untuk Kendalikan Balasan yang Muncul di Postingan
- Threads Tembus 150 Juta Pengguna Aktif Harian, Meta Siapkan Ekspansi Iklan Video
Meskipun tidak diketahui kapan TikTok berencana menerapkan larangan tersebut, tetapi setelah larangan mulai berlaku, pengguna TikTok hanya dapat membeli barang yang dipromosikan oleh kreator melalui TikTok Shop.
Dikutip dari TechCrunch (24/8), langkah ini tidak lain merupakan cara TikTok untuk meningkatkan penjualan di TikTok Shop.
Di Asia Tenggara, volume barang dagangan kotor harian TikTok Shop adalah sekitar USD50 juta hingga USD60 juta. TikTok berharap dapat meningkatkan jumlah ini menjadi sekitar USD90 juta pada akhir tahun ini.









