Riot Games pecat 11% karyawan demi lebih fokus ke pengembangan game

Riot Games secara resmi telah memberhentikan hubungan kerja dengan sejumlah karyawannya baru-baru ini demi alasan efisiensi serta fokus pada pengembangan game. Ada 530 karyawan yang terdampak imbas kebijakan tersebut, dengan kata lain itu sekitar 11% dari jumlah karyawannya di seluruh dunia.

Dilansir dari Bloomberg (23/1), informasi ini sudah dipastikan secara langsung oleh CEO Riot Games, Dylan Jadeja kepada para karyawannya yang terkena pemutusan hubungan kerja tersebut. Dylan Jadeja mengaku ini merupakan suatu keputusan yang berat namun harus tetap diambil mengingat perusahaan tengah berusaha kembali fokus kepada pengembangan produknya terutama game.

"Kami sebuah perusahaan yang sejauh ini masih belum memiliki suatu arah fokus yang cukup dan kita terlalu banyak mengerjakan hal. Sejumlah sektor yang telah perusahaan investasikan juga tidak kunjung seusai dengan ekspektasi. Dengan kata lain, sebagian besar pengeluaran perusahaan justru mengarah pada sesuatu yang mana hal tersebut belum sepenuhnya stabil," ucap Dylan Jadeja.

Kebijakan ini tentunya tidak akan memberikan dampak kepada pengembangan game, malah sebaliknya Riot Games berjanji akan semakin meningkatkan kualitas produk demi kepuasan para konsumen. Beberapa game yang dewasa ini tengah menjadi fokus dari Riot Games seperti League of Legend, Valorant, Teamfight Tactics, hingga Wild Rift.

Adapun Riot Games telah diambil alih oleh Tencent sejak 2011 silam dan tidak hanya itu perusahaan asal Tiongkok itu juga sudah mengakuisisi Epic Games tidak lama setelahnya. Berkat diambil alih Tencent, Riot Games perlahan mulai berkembang setiap tahunnya, hingga sekarang perusahaan ini mampu menjadi game developer yang cukup terkemuka di dunia.