OpenAI Siapkan Aplikasi Mirip TikTok, Tapi Hanya Untuk Video AI
OpenAI dikabarkan akan meluncurkan aplikasi mirip TikTok berisi video AI dari Sora 2, lengkap dengan fitur verifikasi identitas dan pembatasan durasi 10 detik.
Ilustrasi media sosial. dok. Freepik
Perusahaan kecerdasan buatan. OpenAI, dikabarkan tengah menyiapkan gebrakan baru dengan menggarap aplikasi media sosial yang menyerupai TikTok, bersamaan dengan perilisan model video terbarunya, Sora 2.
Laporan ini diungkap oleh Wired dan langsung menarik perhatian industri teknologi.
Aplikasi tersebut akan menghadirkan tampilan feed video vertikal dengan navigasi geser layaknya TikTok.
Namun ada perbedaan mencolok: seluruh konten di dalamnya sepenuhnya dibuat oleh AI, tanpa opsi bagi pengguna untuk mengunggah foto atau video dari kamera ponsel mereka.
- Threads Bidik Komunitas Podcaster, Tantang Dominasi X di Ruang Diskusi Digital
- Threads Tambahkan Fitur “Reply Approvals” untuk Kendalikan Balasan yang Muncul di Postingan
- Threads Tembus 150 Juta Pengguna Aktif Harian, Meta Siapkan Ekspansi Iklan Video
- X Bakal Hapus Domain Twitter.com, Pengguna Diminta Segera Perbarui Keamanan Aku
Menurut laporan, OpenAI membatasi Sora 2 hanya untuk menghasilkan video berdurasi maksimal 10 detik di dalam aplikasi.
Belum jelas apakah pembatasan ini juga berlaku di luar aplikasi. Sebagai perbandingan, TikTok kini mengizinkan unggahan hingga 10 menit, meski awalnya hanya 15 detik.
Fitur lain yang disebut bakal hadir adalah verifikasi identitas. Jika pengguna memilih untuk memverifikasi, wajah mereka bisa digunakan oleh Sora 2 untuk membuat video.
Pengguna lain bahkan bisa menandai atau memanfaatkan kemiripan wajah tersebut untuk membuat video remix. Sebagai langkah keamanan, OpenAI akan mengirimkan notifikasi setiap kali wajah seorang pengguna dipakai, bahkan jika video itu tidak dipublikasikan ke feed aplikasi.
Dari sisi perlindungan konten, OpenAI menyatakan akan menolak pembuatan video tertentu yang terkait hak cipta. Namun, masih ada keraguan mengenai sejauh mana perlindungan ini berjalan.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa pemilik hak cipta justru harus melakukan opt-out agar karya mereka tidak dipakai dalam video yang dihasilkan Sora 2.
Alasan di balik langkah OpenAI meluncurkan aplikasi sosial ini diduga terkait peluang pasar di tengah ketidakpastian TikTok di Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump beberapa kali memperpanjang tenggat bagi ByteDance untuk menjual bisnis TikTok di AS. Kondisi ini dipandang membuka celah bagi pesaing baru.
Dengan menambahkan komponen sosial ke dalam Sora, OpenAI juga diyakini ingin membangun komunitas pengguna yang membuat mereka enggan berpindah ke model lain.
Gebrakan ini menegaskan ambisi OpenAI untuk tidak hanya bersaing di ranah teknologi AI, tetapi juga masuk ke pasar media sosial, sebuah langkah yang berpotensi mengguncang dominasi platform video pendek yang sudah ada.









