Jaringan modern & AI: Beban atau solusi
Perkembangan asisten dan agen AI membuat arsitektur jaringan perusahaan berubah cepat.
Cisco
Perkembangan asisten dan agen AI membuat arsitektur jaringan perusahaan berubah cepat. Riset Cisco terbaru mengungkap bahwa 98% pemimpin TI di Indonesia menyatakan jaringan modern merupakan kunci utama untuk mendukung penerapan AI, IoT, dan cloud. Mayoritas juga berencana menambah anggaran jaringan demi memastikan infrastruktur siap menghadapi lonjakan beban dan kompleksitas lalu lintas data.
Gangguan layanan yang serius kini sering kali dipicu oleh serangan siber, beban jaringan berlebih, dan konfigurasi yang salah. Cisco memperkirakan satu gangguan parah per perusahaan per tahun dapat menimbulkan kerugian global hingga US$160 miliar. Kondisi ini mendorong 100% pemimpin TI menekankan kebutuhan akan jaringan yang aman dan resilien, serta 86% menilainya sangat krusial untuk operasi sehari-hari.
Meningkatnya penggunaan AI juga mempercepat evolusi pusat data. Lebih dari setengah pemimpin TI, sekitar 53%, mengakui infrastruktur on-premise mereka belum memadai untuk beban kerja AI saat ini. Sebagai respons, 95% perusahaan berencana meningkatkan kapasitas data center baik secara lokal maupun di cloud.
Transformasi jaringan modern tidak hanya soal teknologi, tapi juga soal nilai bisnis. Sebanyak 95% pemimpin TI percaya bahwa peningkatan infrastruktur jaringan akan langsung mendongkrak pendapatan. Sedangkan 96% memproyeksikan penghematan biaya signifikan—dari operasional yang lebih efisien, gangguan berkurang, hingga konsumsi energi yang lebih rendah.
- Red Hat Perkuat Inferensi AI di AWS, Dorong Kinerja Tinggi dan Efisiensi Biaya AI Generatif
- Google dan OpenAI Luncurkan Pembaruan Model AI dalam Waktu Berdekatan, Sinyal Perang AI Makin Intens
- Prediksi Tren AI Analog Devices: Makin Terasa Nyata dengan Physical AI dan Desentralisasi di Perangkat Humanoid
- Lonjakan Agentic AI Picu Peningkatan Risiko Siber: F5 Peringatkan Kesenjangan Keamanan API di Asia Pasifik
Nilai finansial yang sudah direalisasikan mencakup:
- Peningkatan pengalaman pelanggan hingga 61%
- Efisiensi operasional meningkat 74%
- Dukungan inovasi mencapai 62%
Namun, risiko hilangnya potensi ini tetap ada. Sekitar 45% responden menghadapi sistem terfragmentasi, 63% masih dalam proses implementasi, dan 44% bergantung pada pengawasan manual.
Secara global, para CEO juga mendukung percepatan adopsi AI dan modernisasi jaringan. Sebanyak 97% memperluas pemanfaatan AI dan 78% mengandalkan CIO/CTO untuk menentukan investasi infrastruktur. Mereka mengakui infrastruktur lama berisiko menghambat pertumbuhan—74% menyebutnya sebagai penghalang utama.
Marina Kacaribu, Managing Director Cisco Indonesia, menegaskan bahwa jaringan modern akan menjadi fondasi bisnis masa depan. Kecepatan, kecerdasan, dan ketahanan infrastruktur akan memengaruhi kemampuan perusahaan dalam berinovasi, melayani pelanggan, dan menjaga keamanan.
Di era di mana data adalah bahan bakar utama, perusahaan yang mengedepankan modernisasi jaringan berpeluang memetik keuntungan kompetitif, baik dari sisi pendapatan maupun efisiensi biaya. Jaringan modern bukan lagi beban investasi: ia menjadi solusi strategis untuk menghadapi tantangan dan meraih peluang di masa depan.









