Facebook tambahkan fitur baru untuk tangkal berita hoax
Fitur terbaru Facebook untuk menangkal berita hoax akan memunculkan kotak pop-up kepada pengguna yang bereaksi pada berita hoax, seperti memberi Like atau Komen.
Source: Enterpreneur
Facebook kembali mengenalkan beberapa pembaruan pada fitur penangkal berita hoax. Fitur tersebut dapat memperingatkan pengguna yang baru saja membaca berita hoax. Upaya ini masih Facebook lakukan dalam upaya untuk memerangi berita tidak benar terkait virus corona (Covid-19).
Apabila pengguna bereaksi pada berita hoax, seperti memberi Like atau Komen, maka akan muncul kotak pop-up peringatan yang mengatakan kalau berita tersebut salah. Setelahnya, Facebook mungkin akan menghapus berita itu dan mengalihkan pengguna ke laman resmi World Health Organization (WHO).
Tidak hanya itu, secara terpisah Facebook juga meluncurkan menu terbaru “Get the Facts”. Menu tersebut berisi berita-berita seputar Covid-19 yang telah terverifikasi kebenarannya. Pembaruan-pembaruan ini dikabarkan langsung oleh pendiri Facebook, Mark Zuckerberg lewat akun Facebooknya.
Dilansir dari The Verge (17/4), pembaruan yang baru saja Facebook lakukan melanjuti laporan tidak mengenakkan yang ia terima dari kelompok nirlaba Avaaz. Kelompok itu menyebut kalau Facebook merupakan pusat informasi salah tentang Covid-19. Avaaz juga menyinggung banyak posting-an yang berisi saran kesehatan berbahaya dan obat palsu.
- Meta Luncurkan Fitur yang Cegah Reels Dicuri dan Diunggah Ulang Tanpa Izin
- Meta Rilis Fitur AI Baru di Facebook, Bisa Edit dan Usulkan Unggahan dari Foto di Galeri
- Meta Tutup Aplikasi Messenger untuk Desktop Mulai 15 Desember
- Fitur Baru Facebook Dekatkan Fans dan Kreator lewat Fan Challenges dan Top Fans Badges
Menanggapi laporan tersebut, Facebook mengklaim sudah menghapus ratusan ribu informasi tidak benar dalam beberapa minggu terakhir. Untuk berita hoax dengan konten ringan, Facebook mengaku tidak bisa menghapus sepenuhnya. Sebuah statistik yang Facebook kutip menunjukkan, 95% orang tidak mengklik berita yang telah dilabeli sebagai berita hoax.
“Facebook telah melakukan pembaruan pada fiturnya, tetapi langkah yang Facebook lakukan tidak mencerminkan keseluruhan dari apa yang kami ingin mereka lakukan,” kata Direktur Avaaz, Fadi Quran.








