Ecommerce lokal ternyata masih butuh jasa pembuatan website

Seiring waktu, toko online atau e-commerce lantas tumbuh cukup pesat akhir-akhir ini. Sayangnya website yang digunakan seringkali belum sesuai dengan kebutuhan atau pola di e-commerce.

Peluang ini lantas menginspirasi Brian Marshal untuk menghadirkan solusi yang sesuai bagi kebutuhan pelaku e-commerce, khususnya pemilik toko online dengan brand lokal yang masih pemula. Bermula di tahun 2013, Brian membangun Sirclo - perusahaan teknologi yang menyediakan solusi untuk jualan secara online.

"2013 kebetulan masih awal online, dulu masih pake BlackBerry Messenger," katanya mengenang.

"Kebetulan saya kuliah Imu Komputer, saya punya teman yang sering tanya toko online. 'Eh sekarang yang lagi laku toko online', kemudian saya kaitkan dengan kenyataan bahwa kalau mulai dari nol itu rumit, lama. Apa nggak bisa ya dibikin satu cetakan (website) yang dibuat sama aja karena polanya sama," imbuhnya.

Setelah itu Brian melakukan percobaan yang hasilnya memungkinkan ide tersebut. Dirinya secara bersamaan juga melakukan studi banding atas model bisnis yang telah diuji coba itu.

"Saya bikin possible. Akhirnya ya kita bikin. Secara bersamaan di luar negeri bisnis model seperti itu sudah ada," ujar Brian.

Mulanya Sirclo hanya menyediakan solusi berbentuk website toko online yang disebut Sirclo Store. Namun seiring berjalannya waktu dan kebutuhan konsumen, Sirclo juga menghadirkan Sirclo Commerce - sebuah solusi channel management yang menjadi solusi bagi brand besar untuk masuk ke jalur distribusi online. Dengan solusi ini, perusahaan bisa mendapatkan teknologi yang mampu mensinkronkan penjualan di berbagai marketplace.

Sirclo Store sederhananya menyediakan website toko online bagi pelaku usaha. Bedanya dengan kreator lain, Sirclo menyediakan website yang disesuaikan dengan kebutuhan toko online termasuk fitur chatting hingga penunjang transaksi pembayaran. Dijelaskan Brian, layanannya ini menyasar pada pelaku usaha lokal yang masih terbilang kurang popular namun ingin go online. Layanan ini tersedia secara gratis (Starter) maupun berbayar mulai dari Rp200 ribuan per bulannya. 

Brian menyebut Sirclo Store hingga saat ini telah memiliki lebih dari 10.000 pengguna starter dan hampir 1.000 pengguna berbayar. Hingga saat ini Sirclo Store telah membukukan transaksi mencapai USD7 juta dolar atau setara Rp100 miliar.

Dengan pencapaian ini, CEO dan Founder Sirclo tersebut mengatakan bahwa lokal brand yang ada di Indonesia tak hanya menjadi potensi, namun sudah menjadi hasil. " Ini membuktikan bisnis lokal saja laku... Lokal brand kita bukan cuma potensi, tapi sudah benar-benar jadi hasil," katanya.

Sementara itu layanan Sirclo Commerce telah memiliki lebih dari 20 klien yang mencakup lebih dari 80 brand ternama. Sirclo Commerce sendiri sederhananya membantu brand besar untuk mengelola distribusi penjualan produknya yang dibeli konsumen secara online di berbagai marketplace. 

Sirclo nantinya akan merekap orderan konsumen, mengemas produk hingga mendistribusikan produk tersebut ke konsumen melalui jasa kurir. Dalam praktiknya Sirclo menyediakan gudang sebagaimana mekanisme di e-commerce ternama. Namun demikian Brian menyebutkan belum berencana memiliki e-commerce sendiri karena model bisnis yang disediakannya masih memiliki potensi yang besar.

"Kami saat ini melihat, itu (e-commerce) industri yang banyak pemain. Justru lebih enak nebeng. Mengerjakan industri yang belum dilayani dengan baik. Justru yang membantu memaksimalkan brand, memanfaatkan toko online justru lebih bagus," terang Brian.

Lima tahun menyediakan layanannya, Sirclo hampir selalu mendapatkan pendanaan dari investor setiap tahun. Kini startup tersebut telah mendapatkan pendanaan seri B. Kucuran dana tersebut dijelaskan rian akan dimanfaatkan untuk mengembangkan operasional perusahaan serta memperluas gudang yang dibutuhkan. Dengan merangkul brand lokal, Brian berambisi untuk membawa kliennya setara dengan brand lain di mall-mall besar.