Videotto Raih Pendanaan dari East Ventures, Tawarkan Solusi Editing Video Berbasis AI
Videotto, startup AI asal Singapura karya remaja 18 tahun, mendapat pendanaan awal dari East Ventures untuk mengubah masa depan pengeditan video.
Startup Videotto mendapat pendanaan awal dari East Venture. dok. East Ventures
Usaha rintisan (startup) yang memberikan solusi pengeditan video berbasis kecerdasan buatan (AI), Videotto, mendapatkan pendanaan tahap awal (seed funding) dari perusahaan modal ventura, East Venture.
Videotto didirikan oleh dua remaja berusia 18 tahun asal Singapura, Tay Yao Ming (Co-Founder & CEO) dan Ian Lee (Co-Founder & CTO).
Ide startup ini lahir dari pengalaman pribadi Yao Ming yang merasa kesulitan mengedit video podcast miliknya, yang kala itu memakan waktu hingga 20 jam hanya untuk satu episode.
“Saya menjalankan podcast yang menampilkan para founder muda, tapi proses pengeditannya sangat memakan waktu. Dari situ, saya berpikir: mengapa tidak membuat sistem otomatis berbasis AI untuk mempercepat proses ini?” ujar Yao Ming.
- 10 Startup Terbaik Semesta AI Diumumkan, Jadi Tonggak Bangun Kedaulatan Digital Nasional
- Startup Sewa Motor Digital Ini Jadi Satu-Satunya Wakil Indonesia Raih Penghargaan di Asia Smart Innovation Awards 2025
- 3 Inovator Iklim Raih Pendanaan Rp10 Miliar di Climate Impact Innovations Challenge 2025
- Toyota Kucurkan Rp23 Triliun untuk Pendanaan Startup bidang AI, Otomasi, dan Energi Masa Depan
Yao Ming menegaskan, Videotto kini hadir untuk membantu kreator di seluruh dunia membuat video profesional secara instan dan mudah diakses siapa pun.
Videotto memanfaatkan AI untuk menyederhanakan proses pengeditan video yang biasanya memakan waktu panjang.
Cukup dengan mengunggah video berdurasi panjang, sistem AI milik Videotto secara otomatis akan memilih momen terbaik, menambahkan teks dinamis, menyesuaikan pencahayaan dan suara, serta menyusun transisi dengan mulus.
Lebih dari itu, platform ini dapat menghasilkan beberapa versi video pendek yang telah dioptimalkan untuk berbagai platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan YouTube Shorts.
Seiring waktu, sistem Videotto akan mempelajari gaya pengeditan pengguna, menciptakan hasil yang semakin personal dan efisien.
Keputusan East Ventures untuk berinvestasi di Videotto lahir dari keyakinan terhadap visi dan kemampuan para pendirinya.
“Presentasi Yao Ming menunjukkan kedewasaan berpikir yang luar biasa untuk usianya. Setelah pertemuan itu, saya langsung memutuskan untuk berinvestasi keesokan harinya,” ujar Willson Cuaca, Co-Founder & Managing Partner East Ventures.
Willson menambahkan pendanaan ini sejalan dengan thesis East Ventures yang berfokus pada founder, bukan semata produk.
“Inovasi bisa datang dari siapa pun, tanpa memandang usia atau latar belakang, selama ada semangat dan masalah nyata yang ingin diselesaikan. Kami percaya AI bukan hanya teknologi, tapi alat untuk menciptakan kesetaraan peluang dan memberdayakan individu muda seperti mereka,” tegasnya.
Videotto kini diperkuat oleh tim inti beranggotakan empat orang, termasuk dua talenta muda di bidang AI, Felix Isaac Lim dan Chong Kah Hian, yang bekerja hingga 100 jam per minggu untuk membangun arsitektur sistem dan memperkuat infrastruktur produk.
Dengan pendanaan baru ini, Videotto berencana untuk mempercepat pengembangan produk, merekrut talenta teknis kelas dunia, dan menjangkau klien besar di kawasan Asia.
Startup ini juga akan memamerkan produknya di Singapore Week of Innovation and Technology (SWITCH) 2025, di bawah stan Singapore Polytechnic dan Ngee Ann Polytechnic, sebagai debut publik teknologi AI mereka.









