×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

3 Inovator Iklim Raih Pendanaan Rp10 Miliar di Climate Impact Innovations Challenge 2025

Oleh: Tek ID - Selasa, 14 Oktober 2025 14:36

East Ventures dan Temasek Foundation beri pendanaan Rp10 miliar bagi Aslan Renewables, Arukah Capital, dan SXD AI untuk uji coba solusi iklim di Indonesia.

3 Inovator Iklim Raih Pendanaan Rp10 Miliar di CIIC 2025 Tiga inovator penerima pendanaan dari CIIC 2025. dok. East Ventures

Tiga inovator teknologi hijau, Aslan Renewables, Arukah Capital, dan SXD AI, meraih total pendanaan sebesar Rp10 miliar dari program Climate Impact Innovations Challenge (CIIC) 2025, kompetisi inovasi iklim terbesar di Indonesia yang digelar oleh East Ventures dan Temasek Foundation.

Acara puncak CIIC 2025 diselenggarakan di ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF), Jakarta, setelah melewati proses seleksi ketat sejak program diluncurkan pada Maret 2025.

Program ini dirancang untuk mendorong inovasi teknologi iklim di tiga sektor utama: Transisi Energi, Pertanian Berkelanjutan, dan Ekonomi Sirkular. 

Ketiganya menjadi fokus penting dalam mendukung agenda global menuju ketahanan iklim dan ekonomi berkelanjutan.

CIIC 2025 menarik lebih dari 500 peserta dari 50 negara, menandakan meningkatnya perhatian dunia terhadap solusi iklim yang dapat diimplementasikan di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia. 

Dari jumlah tersebut, sembilan finalis terpilih untuk mengikuti final pitch di hadapan juri yang terdiri dari investor terkemuka dan pemimpin industri.

“CIIC 2025 merupakan titik balik penting dalam memajukan inovator iklim generasi berikutnya. Keberlanjutan selalu menjadi DNA East Ventures, dan kami sangat antusias melihat bagaimana teknologi, termasuk AI, mendorong percepatan solusi iklim,” ujar Avina Sugiarto, Partner East Ventures.

Hasil akhir Grand Finale menetapkan tiga pemenang utama yang akan menguji coba solusi mereka di Indonesia. Pertama Aslan Renewables yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga air modular tanpa bendungan besar, berbiaya rendah dengan efisiensi hingga 86%.

kedua, Arukah Capital dengan teknologi mengolah limbah pertanian menjadi bioenergi dan bioproduk, sekaligus membagikan 50% pendapatan karbon kepada petani kecil.

Ketiga, SXD AI yang erancang bahan tekstil zero waste dengan efisiensi bahan 10 kali lipat, pengurangan emisi CO₂ hingga 80%, dan penghematan biaya produksi 55%.

Selain hadiah utama dari CIIC, Sinar Mas Agribusiness & Food juga memberikan hibah tambahan sebesar US$50.000 kepada Arukah Capital atas kontribusinya di sektor pertanian berkelanjutan.

“Sebagai wadah akselerasi keberlanjutan, CIIC membantu inovator seperti Aslan Renewables, Arukah Capital, dan SXD AI untuk beralih dari tahap ide ke implementasi nyata. Kami berharap kolaborasi ini terus berkembang demi masa depan net-zero yang tangguh,” ujar Heng Li Lang, Head of Climate & Liveability, Temasek Foundation.

Ketiga pemenang juga menyampaikan komitmen untuk melanjutkan proyek percontohan (pilot project) mereka di Indonesia mulai tahun depan.

CEO Aslan Renewables Andrew Murray mengatakan pihaknya siap meluncurkan proyek tenaga air modular pertama di Indonesia pada 2026.

“Melalui dukungan CIIC, kami dapat berkolaborasi dengan mitra lokal dan menghadirkan sumber energi air bersih yang efisien dan dapat dikembangkan lebih luas,” katanya.

Joanna Yeo, Founder dan CEO Arukah Capital Joanna Yeo menegaskan penghargaan ini menjadi bukti potensi besar inovasi iklim dari Asia Tenggara.

“Model bisnis kami memungkinkan petani memperoleh 50% pendapatan dari kredit karbon melalui kemitraan agribisnis. Dukungan CIIC membantu kami memperluas skala ke Indonesia,” ujarnya.

Dari sektor manufaktur berkelanjutan, Shelly Xu, CEO SXD AI, mengungkapkan rasa bangganya karena dapat menghadirkan solusi zero waste bagi industri tekstil global dari Indonesia.

“Indonesia istimewa bagi kami. Meski rentan terhadap perubahan iklim, negara ini punya potensi besar memimpin masa depan manufaktur berkelanjutan,” katanya.

×
back to top