×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Data 50 juta pengguna Facebook bocor

Oleh: Lely Maulida - Rabu, 21 Maret 2018 10:35

Data tersebut diketahui disimpan tanpa izin Facebook oleh firma analis Cambridge Analytica

Data 50 juta pengguna Facebook bocor

50 juta data pengguna Facebook bocor dan disimpan tanpa izin oleh firma analis Cambridge Analytica. Perusahaan tersebut diketahui merupakan firma analis yang digunakan untuk kampanye Trump selama pemiihan umum Amerika Serikat (AS) pada 2016.

Kabar kebocoran data pengguna Facebook menyusul keputusan raksasa jejaring sosial untuk mendepak firma tersebut. Dalam pengumumannya, Facebook menyatakan bahwa 270.000 orang telah memberikan persetujuan mereka untuk menyerahkan data kepada pihak ketiga dan profesor Universitas Cambridge yakni Dr. Aleksandr Kogan. Artinya, jumlah data pengguna yang bocor melebihi jumlah yang diperoleh Facebook.

Dilansir Wired, Kogan yang bekerja di perusahaan Global Science Research, membuat sebuah aplikasi yang disebut "thisisyourdigitallife". Aplikasi tersebut menggunakan fitur login Facebook, kemudian memungkinkan penggunanya untuk memakai aplikasi pihak ketiga dengan akun Facebook.

Sebagaimana disebut Facebook, 270.000 pengguna mencoba aplikasi itu sehingga memberikan Kogan kuasa untuk mendapatkan data pengguna, termasuk identitas dan hal yang mereka sukai. 

Mirisnya, aplikasi itu juga memungkinkan Kogan untuk mendapatkan akses data ke jaringan teman dari pengguna yang memakai aplikasinya. Dari sinilah, Kogan meraup puluhan juta data pengguna Facebook yang lain, sebagaimana dilaporkan Times. Kogan lantas membagikan data yang ia peroleh ke Cambridge Analytica. 

"Kogan akhirnya memberikan lebih dari 50 juta profil mentah ke perusahaan," kata Christopher Wylie, whistleblower (pembocor informasi) yang mengungkapkan kebocoran data ke media.

Dari 50 juta data tersebut, sekitar 30 juta memuat informasi termasuk tempat tinggal pengguna. Sayangnya, pengguna aplikasi Kogan tanpa sadar memberikan persetujuan mereka atas data pribadi mereka.

Kogan dan Cambridge Analytica menyebut telah menghapus data pengguna Facebook yang diperolehnya sejak 2015 silam. Meski begitu, salinan datanya masih di luar kendali Facebook. Cambridge Analytica mengklaim data yang didapatnya telah dihapus dan tak menyadari bahwa pengumpulan data yang diperolehnya melanggar aturan Facebook.

Facebook sendiri telah menghentikan hubungan perusahaan dengan Cambridge Analytica dan Kogan. Kini perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg tersebut tengah berupaya melakukan penyelidikan demi menentukan keputusan lebih lanjut. Demikian dilansir Wired (21/3).

×
back to top