CEO Dana: Kita tak berambisi jadi unicorn
Berkaca pada pertumbuhan OVO, bukan tidak mungkin Dana juga bernasib serupa. Menjadi unicorn dalam waktu singkat.
OVO belum lama ini dikabarkan telah berstatus sebagai unicorn. Namun demikian perusahaan tak memberikan pernyataan resmi terkait kabar tersebut. OVOsendiri merupakan aplikasi financial technology (fintech) yang dirilis di 2017. Jika kabar ini benar adanya, maka pertumbuhannya bisa dibilang sangat signifikan.
Dana, yang juga bergelut di bidang fintech masih terbilang baru. Perusahaan yang khas dengan warna biru ini baru mendeklarasikan dirinya pada akhir 2018, meski sempat melakukan soft launch pada Maret di tahun yang sama.
Berkaca pada pertumbuhan OVO, bukan tidak mungkin Dana juga bernasib serupa. Menjadi unicorn dalam waktu singkat. Namun disinggung soal itu, CEO Dana, Vincent Iswara mengatakan status unicorn bukanlah hal yang menjadi fokusnya saat ini.
"Kita nggak melihat itu (status unicorn). Karena kita melihat dampak kita terhadap pengguna. Itu yang lebih menjadi standar kita," katanya.
- Videotto Raih Pendanaan dari East Ventures, Tawarkan Solusi Editing Video Berbasis AI
- 10 Startup Terbaik Semesta AI Diumumkan, Jadi Tonggak Bangun Kedaulatan Digital Nasional
- Startup Sewa Motor Digital Ini Jadi Satu-Satunya Wakil Indonesia Raih Penghargaan di Asia Smart Innovation Awards 2025
- 3 Inovator Iklim Raih Pendanaan Rp10 Miliar di Climate Impact Innovations Challenge 2025
Ambisi Dana sendiri adalah mendorong masyarakat Indonesia untuk bertransformasi secara digital. "Ambisi kita lebih ke improve masyarakat Indonesia, jadi transformasi ke ekonomi digital. Itu ambisi kita," ujarnya.
Belum lama ini Dana disebut-sebut akan diakuisisi oleh Grab, hingga kemudian dilebur bersama OVO. Namun baik OVO, Grab dan Dana tak pernah memberikan pernyataan resmi. Dalam kesempatan yang sama, Vincent mengatakan dirinya tak menanggapi rumor pasar yang tengah berkembang.








