Bukan HongMeng, Ark OS akan jadi nama sistem operasi Huawei
Huawei dipastikan akan merilis sistem operasinya sendiri. Kabar terbaru menyebutkan bahwa sistem operasi ini akan bernama Ark OS.
Source: Shutterstock
Huawei pernah menyatakan sudah menyiapkan rencana cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk setelah dinyatakan masuk dalam Entity List pemerintah AS. Salah satu rencana cadangan itu adalah dengan menghadirkan sistem operasi alternatif sebagai pengganti Android.
Untuk diketahui, pasca putusan Entity List dijatuhkan oleh pemerintah AS, Google pun menarik diri dari kerjasama bisnis dengan Huawei. Keadaan ini membuat Huawei tak lagi bisa mengakses sistem operasi Android langsung dari Google. Sebagai gantinya Huawei masih bisa mengakses Android Open Source Program.
Sebelumnya dikabarkan bahwa sistem operasi yang dibuat Huawei ini akan bernama HongMeng OS. Namun muncul kabar terbaru yang menyatakan bahwa sistem operasi itu akan bernama Ark OS.
Dilansir dari AndroidHeadlines (29/5), perusahaan asal Cina itu baru-baru ini mendaftarkan beberapa merek dagang baru di EUIPO (European Union Intellectual Property Office), yakni HUAWEI ARK OS, HUAWEI ARK, ARK dan ARK OS. Pendaftaran itu baru dilakukan pada 24 Mei lalu.
- Peta Jalan 5G-Advanced Huawei Targetkan Capai 100 Juta Pengguna Smartphone Hingga Akhir 2025
- Huawei Luncurkan Infrastruktur AI Baru, Siap Tantang Dominasi Nvidia di Tengah Larangan di China
- Huawei Mate X6: Ponsel Rp30 juta untuk mempersulit hidup dengan gaya
- SMIC dan Huawei capai tonggak penting dalam pengembangan chip 5nm
Sebenarnya belum diketahui apakah deretan nama tersebut memiliki hubungan dengan sistem operasi yang dibuat Huawei. Jika melihat kondisi Huawei saat ini, maka besar kemungkinan salah satu nama itu akan menggantikan nama HongMeng OS untuk menjadi sistem operasi alternatif Huawei.
Ark OS ini kabarnya akan dapat menjalankan seluruh aplikasi Android. Pasalnya, Huawei membangun sistem operasi itu menggunakan lisensi AOSP yang tersedia secara gratis dan dapat digunakan siapa saja. Absennya Play Store diakali dengan menggandeng Aptoide, toko aplikasi pihak ketiga yang kabarnya sudah menampung lebih dari 900 ribu aplikasi. Basis penggunanya pun cukup besar, mencapai 200 juta orang.
Huawei dilaporkan sudah berusaha mengembangkan sistem operasi sendiri sejak November tahun lalu. Saat itu, kabar tersebut belum terlalu menjadi perhatian sampai akhirnya Huawei kehilangan lisensinya atas Android.








