Huawei Luncurkan Infrastruktur AI Baru, Siap Tantang Dominasi Nvidia di Tengah Larangan di China
Huawei meluncurkan infrastruktur AI SuperPoD Interconnect yang mampu hubungkan 15.000 GPU, jadi strategi tandingi Nvidia di pasar China.
Komplek Perkantoran Huawei di China. Dok. Huawei
Raksasa teknologi asal China, Huawei, meluncurkan infrastruktur AI terbaru yang dirancang untuk meningkatkan daya komputasi dan memperkuat posisinya menghadapi dominasi Nvidia.
Pengumuman ini disampaikan dalam ajang Huawei Connect Conference pada Kamis.
Dikutip dari Techcrunch, Huawei memperkenalkan teknologi SuperPoD Interconnect, sistem interkoneksi canggih yang mampu menghubungkan hingga 15.000 kartu grafis, termasuk chip Ascend AI milik Huawei.
Teknologi ini memungkinkan peningkatan kapasitas komputasi secara signifikan, terutama untuk kebutuhan pelatihan dan pengembangan sistem AI berskala besar.
- Peta Jalan 5G-Advanced Huawei Targetkan Capai 100 Juta Pengguna Smartphone Hingga Akhir 2025
- Huawei Mate X6: Ponsel Rp30 juta untuk mempersulit hidup dengan gaya
- SMIC dan Huawei capai tonggak penting dalam pengembangan chip 5nm
- Meskipun dikenai sanksi AS, pembuat chip Huawei SMIC kini menjadi foundry ketiga terbesar di dunia
SuperPoD Interconnect digadang-gadang sebagai pesaing langsung NVLink milik Nvidia, yang selama ini menjadi standar komunikasi berkecepatan tinggi antar chip AI.
Meski chip AI Huawei masih kalah bertenaga dibandingkan chip Nvidia, kemampuan mengklaster ribuan unit diyakini dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan maupun pengguna di industri AI.
Langkah strategis ini muncul sehari setelah pemerintah China mengumumkan larangan bagi perusahaan domestik membeli perangkat keras Nvidia, termasuk server RTX Pro 600D yang sebelumnya dirancang khusus untuk pasar China. Kondisi ini membuka peluang besar bagi Huawei untuk mengisi kekosongan pasar chip AI di dalam negeri.
Dengan dukungan teknologi baru ini, Huawei berharap dapat memperkuat ekosistem AI nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada produk semikonduktor asing, di tengah tensi geopolitik dan pembatasan ekspor teknologi yang terus berlangsung.









