×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

AI jadi senjata baru serangan siber lebih meyakinkan

Oleh: Erlan - Senin, 28 April 2025 15:03

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) tidak hanya dimanfaatkan untuk inovasi positif.

AI jadi senjata baru serangan siber lebih meyakinkan

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) tidak hanya dimanfaatkan untuk inovasi positif, tetapi juga menjadi alat berbahaya di tangan pelaku kejahatan siber. Dilansir dari Hardwarezone, para penyerang kini menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan efektivitas serangan siber, membuat metode phishing, rekayasa sosial (social engineering), dan penipuan digital semakin sulit dideteksi.

AI memungkinkan penjahat siber membuat konten yang lebih personal dan meyakinkan. Contohnya, alat generative AI seperti ChatGPT dapat menghasilkan email phishing dengan bahasa yang natural, tanpa kesalahan tata bahasa atau struktur yang mencurigakan. Selain itu, teknologi deepfake digunakan untuk membuat video atau rekaman suara palsu yang mirip dengan figur otoritas, seperti CEO perusahaan atau pejabat pemerintah, untuk memanipulasi korban mengirim dana atau data sensitif.

Serangan berbasis AI ini fokus pada eksploitasi kepercayaan dan emosi manusia. Misalnya, penipu menggunakan analisis data media sosial untuk membuat pesan yang sesuai dengan minat atau kebiasaan korban. Sebuah studi menunjukkan bahwa serangan phishing yang dipersonalisasi dengan AI memiliki tingkat keberhasilan 40% lebih tinggi dibanding metode tradisional.

Sektor finansial, kesehatan, dan pemerintahan menjadi target utama karena menyimpan data bernilai tinggi. Serangan ransomware yang didukung AI juga semakin canggih, mampu mengenkripsi sistem dengan cepat dan menyebar melalui jaringan secara otomatis.

Di sisi lain, perusahaan keamanan siber seperti Palo Alto Networks dan CrowdStrike mengembangkan AI untuk mendeteksi anomali secara real-time. Teknologi behavioral analysis dapat mengidentifikasi aktivitas mencurigakan yang tidak terlihat oleh sistem konvensional. Selain itu, edukasi pengguna tentang tanda-tanda serpan AI dan penerapan multi-factor authentication (MFA) menjadi kunci pertahanan.

Meski AI membantu memerangi ancaman siber, para ahli memperingatkan bahwa kejahatan berbasis AI akan terus berevolusi. Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan tech, dan masyarakat diperlukan untuk membangun regulasi dan kesadaran yang lebih kuat.

Dengan kecepatan perkembangan AI, pertarungan antara penyerang dan defender di dunia siber akan semakin sengit. Kunci utama adalah tetap waspada dan terus memperbarui strategi keamanan.

×
back to top