AI jadi kunci keamanan siber masa kini
Ancaman siber kini semakin canggih dan kompleks, melampaui sekadar isu teknis IT.
Ilustrasi
Ancaman siber kini semakin canggih dan kompleks, melampaui sekadar isu teknis IT. Serangan social engineering menargetkan aspek psikologis dengan modus penipuan online, konten pornografi, hingga disinformasi. Data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa lebih dari 10 juta konten negatif ditangani sepanjang 2024, mayoritas berisi penipuan dan pelanggaran hak cipta. Kombinasi deepfake dan AI dalam penyebaran konten membuat serangan ini kian sulit dibendung, menuntut pendekatan keamanan yang adaptif dan proaktif.
Di ranah teknis, perkembangan serangan juga pesat. BSSN mencatat lonjakan serangan web defacement, phishing, serta malware adaptif. Bahkan, threat actor mulai memanfaatkan AI untuk menciptakan ransomware yang belajar pola sistem dan DDoS dengan penyesuaian real-time. Laporan global Team8 memperkirakan satu dari empat CISO mengalami serangan berbasis AI dalam setahun terakhir, memperlihatkan urgensi penerapan advanced metrics seperti time to exploitation dan velocity indicators agar deteksi lebih akurat.
PT Datacomm Diangraha menjawab tantangan ini dengan mendorong adopsi solusi keamanan siber berbasis Artificial Intelligence. Melalui unit DTrust, perusahaan menawarkan Managed Security Service Provider (MSSP) berbasis cloud yang mampu mendeteksi, mengantisipasi, dan merespons serangan secara real-time. Teknologi AI DTrust mengidentifikasi pola scam dan phishing dengan akurasi tinggi serta mengotomatiskan isolasi ancaman dalam hitungan detik, sehingga meminimalkan dampak operasional.
“Ancaman siber berkembang layaknya entitas hidup—belajar dan beradaptasi. Organisasi harus beralih ke sistem keamanan berbasis AI untuk merespons dengan cepat dan cerdas,” ujar Muhammad Haikal Azaim, Cybersecurity Operations and Detection Manager PT Datacomm Diangraha. Pernyataan ini menjadi landasan strategi perusahaan dalam memastikan perlindungan menyeluruh bagi sektor bisnis dan publik.
- Kaspersky Ungkap 500.000 File Berbahaya Terdeteksi Setiap Hari Sepanjang 2025
- “123456” Jadi Password Terpopuler di Indonesia Selama 2 Tahun Berturut-turut
- Serangan Siber di Indonesia Tembus 133 Juta, Awan Pintar Andalkan AI untuk Perkuat Ketahanan Digital Nasional
- Gangguan pada Cloudflare Bukan Serangan Siber, Tapi Kesalahan Internal Sistem Bot Management
Selain infrastruktur teknologi, peningkatan kesadaran digital juga krusial. Datacomm menyediakan program edukasi dan pelatihan menghadapi ancaman social engineering. Organisasi diajak menyusun kebijakan keamanan yang mencakup aspek sosial, teknis, dan operasional. Upaya ini bertujuan menciptakan kultur keamanan proaktif di setiap lini perusahaan.
Dengan mengintegrasikan AI ke dalam ekosistem keamanan, perusahaan dapat berpindah dari pendekatan reaktif ke preventif. Penerapan teknologi ini tidak hanya memperkuat pertahanan, tetapi juga meningkatkan keunggulan kompetitif di era digital. Bagi instansi dan korporasi, beralih ke keamanan siber berbasis AI bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis untuk bertahan menghadapi ancaman masa depan.









