sun
moon
Premium Partner :
  • partner tek.id samsung
  • partner tek.id telkomsel
  • partner tek.id realme
  • partner tek.id wd
  • partner tek.id poco
  • partner tek.id acer
Kamis, 18 Apr 2024 15:57 WIB

3 perbedaan El Nino vs. La Nina: Fenomena iklim yang sedang terjadi di Indonesia

Menurut prediksi BMKG, La Nina akan mencapai puncak pada sekitar bulan Juli 2024 dan terus mengalami penurunan pada periode bulan Agustus hingga September 2024.

3 perbedaan El Nino vs. La Nina: Fenomena iklim yang sedang terjadi di Indonesia

Peristiwa alam El Nino dan La Nina merupakan fenomena yang mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meskipun keduanya terjadi di Samudra Pasifik, namun terdapat perbedaan signifikan antara keduanya. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, seperti dikutip dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) (18/4).

1. Perbedaan fase dan penyebab

  • El Nino: Merupakan fase di mana suhu air laut di Samudra Pasifik meningkat. Penyebabnya adalah interaksi permukaan laut dengan atmosfer yang menghasilkan pemanasan suhu perairan.
  • La Nina: Sebaliknya, La Nina adalah fase di mana suhu air laut di Samudra Pasifik mengalami penurunan. Fenomena ini disebabkan oleh pendinginan suhu perairan akibat interaksi permukaan laut dengan atmosfer.

2. Dampak terhadap curah hujan

Saat El Nino terjadi di Indonesia, curah hujan cenderung menurun, menyebabkan kekeringan, seperti yang terjadi sepanjang tahun 2023, hingga di beberapa daerah mencapai suhu 40 derajat celcius. Sementara itu, La Nina merupakan anomali iklim yang berpusat di Samudera Pasifik yang bisa menambah curah hujan di Indonesia. Hasilnya, banjir, hujan, longsor lebih banyak.

3. Jangka waktu

El Nino lazimnya berlangsung selama 9 sampai 12 bulan, sementara La Nina dapat berlangsung dalam kurun waktu 1 hingga 3 tahun. Kedua fenomena ini biasanya terjadi mulai bulan Maret hingga Juni, dengan puncaknya di kisaran Desember hingga April.

Menurut pemantauan dari Stasiun Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Indonesia, diketahui bahwa El Nino memang masih berlangsung pada bulan Februari 2024 kemarin. Hanya saja, intensitasnya mulai mengalami penurunan dan menuju netral seiring berjalannya waktu. Pasalnya, suhu permukaan laut kini menjadi lebih dingin dari pada sebelumnya.

“El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024,” jelas Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia.

Akibat perubahan ini, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Climate menyebutkan bahwa kemungkinan sebentar lagi La Nina akan datang. Menurut prediksi BMKG, La Nina akan mencapai puncak pada sekitar bulan Juli 2024 dan terus mengalami penurunan pada periode bulan Agustus hingga September 2024.

Dengan perbedaan dalam fase, dampak terhadap curah hujan, dan jangka waktu, El Nino dan La Nina memiliki karakteristik yang unik. Meskipun keduanya merupakan fenomena alam yang alami, pemahaman akan perbedaan antara keduanya sangat penting untuk mempersiapkan diri menghadapi dampaknya. 

Sebagai bagian dari sistem iklim global, El Nino dan La Nina juga mempengaruhi cuaca dan iklim di seluruh dunia, menunjukkan pentingnya kerjasama internasional dalam mengatasi tantangan iklim yang semakin kompleks.

Tag
Share
×
tekid
back to top