Redmi 13C, standar baru entry-level
Redmi 13C dirancang agar memiliki desain ramping dan mulus, dengan ketebalan hanya 8,09. Ponsel dengan bobot 192 gram ini memiliki desain yang cukup menarik perhatian.
Xiaomi baru saja meluncurkan Redmi 13C dengan klaim menghadirkan standar baru untuk ponsel entry-level. Sebagai perusahaan induk Redmi, Xiaomi mengatakan bahwa Redmi 13C menawarkan desain yang sangat menarik di kelasnya serta layar yang mulus berkat refresh rate yang tinggi.
Dari sisi perangkat keras, ponsel tersebut menampilkan prosesor MediaTek Helio G85 dengan dua varian. Model pertama menawarkan RAM 8GB dengan memori internal 256GB, sedangkan model yang lainnya menawarkan RAM 6GB dengan memori internal 128GB. Kalian dapat meningkatkan memori penyimpanan melalui slot mcroSD hingga 1TB.
Standar baru dari redmi 13C di entry-level juga menampilkan teknologi NFC sehingga memungkinkan kalian lebih praktis mengisi uang elektronik atau melakukan pairing pada perangkat yang mendukung. Berikut adalah hasil ulasan kami terhadap Redmi 13C dengan model RAM 8GB dan memori internal 256GB.
Desain
Redmi 13C dirancang agar memiliki desain ramping dan mulus, dengan ketebalan hanya 8,09mm. Ponsel dengan bobot 192 gram ini memiliki desain yang cukup menarik perhatian. Kebetulan kami mendapat unit berwarna hitam (Midnight Black), dengan sisi belakang yang anti noda sidik jari. Dengan demikian, kalian tidak perlu menggunakan soft case. Berbicara seputar soft case, Xiaomi tidak menyertakan di dalam paket penjualannya.
Masih di bagian belakang, bodi ponsel ini tidak menampilkan hitam monoton lantaran masih menampilkan gaya metalik, terutama ketika di bawah sinar matahari atau lampu. Terdapat tiga konfigurasi kamera belakang. Kamera utama menggunakan sensor beresolusi 50MP, kamera kedua untuk keperluan fotografi makro beresolusi 2MP, dan kamera terakhir disebut “auxiliary lens”.
Meski ada tiga kamera belakang, sekilas Redmi 13C hanya memiliki dua kamera. Hal ini dikarenakan ponsel tersebut dirancang dengan dua lingkaran “modul” kamera berorientasi vertikal. Modul bagian atas menampung satu kamera (kamera utama), sedangkan modul bawah menampung dua kamera (kamera makro dan auxiliary).
Sisi pinggir Redmi 13C dibuat rata, yang mungkin membutuhkan waktu bagi kalian yang belum terbiasa memegang tepian ponsel rata. Pengalaman kami memegang bodi ponsel ini tidak terlalu licin sehingga cukup nyaman.
Pada sisi bawah, akan terlihat lubang mikrofon, port USB-C, dan lubang speaker. Beralih ke sisi kanan, di sini terdapat tombol volume dan tombol daya. Untuk tombol daya, ini dirancang terintegrasi dengan sensor sidik jari. Sisi atas terdapat port audio 3,5 mm untuk earphone kabel konvensional, yang sayangnya tidak tersedia dalam paket pembelian. Terakhir, di sisi kiri hanya ada tray kartu SIM dan microSD.
Layar Redmi 13C berukuran 6,74 inci dengan punch-hole di tengah untuk kamera depan. Resolusi layar ini adalah 1.600 x 720 piksel dengan refresh rate 90Hz. Kedalaman warna layar ini adalah 8 bit sehingga bisa menampilkan warna hingga sekitar 16 juta, yang cukup untuk ponsel entry-level.
Sayangnya layar ini tidak terlalu berperforma tinggi ketika kami operasikan di luar ruangan ketika siang hari. Kami agak merasa kesulitan melakukan komposisi ketika sedang ingin memotret subjek. Hal ini dikarenakan kecerahan layar Redmi 13C tidak terlalu tinggi. Solusi masalah ini adalah dengan menghalangi sinar matahari dengan sebelah tangan jika ingin memotret di outdoor.
Kamera
Selanjutnya kami ingin membicarakan seputar kameranya. Di bagian belakang, ada kamera beresolusi 50MP untuk kamera utamanya. Selanjutnya ada kamera makro beresolusi 2MP, dan terakhir ada auxiliary lens. Dalam menguji performa kamera, kami memotret dengan bermacam-macam skenario
Pengujian pertama, kami memotret kamera utama Redmi 13C pada siang hari dengan kondisi cuaca sangat cerah. Hasil yang diberikannya menawarkan warna yang cukup bagus untuk ponsel sekelas entry-level. Performa auto exposure dapat dibilang cukup bagus memilah bagian highlight dan shadow.
Auto white balance sudah sesuai dengan keadaan pencahayaan ketika kami memotret. Sayangnya ketajaman yang diberikannya seharusnya lebih tinggi lagi, ini bisa dilihat pada tekstur perahu dan terpalnya.
Selanjutnya kami mengambil foto menggunakan mode portrait. Seperti yang kita tahu, ini berguna untuk menambahkan efek bokeh di belakang subjek. Kalian dapat memilih aperture digital dari f/1.0 hingga f/16. Ketika kami memotret menggunakan aperture “besar” f/2.8, hasil bokeh latar belakang seharusnya menampilkan hasil yang lebih alami. Kabar baiknya adalah separasi subjek dan latar belakang terlihat rapi.
Kamera makro memungkinkan kita mengambil subjek dari jarak dekat sehingga terlihat lebih besar. Kami mencoba kamera ini dengan memotret potongan karang kecil di tepi pantai. Tekstur yang terlihat dari foto makro yang kami ambil lumayan terlihat meski tidak istimewa. Warna akurat, meski ada beberapa noise.
Kebetulan kami menguji kamera Redmi 13C di pantai. Jadi kami ingin mengambil perahu di kejauhan dengan menggunakan zoom digital kamera ponsel ini. Zoom 2x menampilkan warna yang masih cukup bagus dengan sedikit penurunan kualitas. Di sisi lain, tekstur menurun secara drastis. Masih kami sarankan untuk memotret zoom 2x jika pencahayaan cukup dan bukan untuk dicetak.
Setelah zoom digital 2x, sekarang kami mencoba memotret dengan zoom 4x. Detail yang ditawarkannya menurun drastis dengan kualitas warna yang menurun pula. Meskipun tidak ada gangguan color fringing, tidak disarankan untuk memotret zoom 4x ke atas jika tidak benar-benar terpaksa.
Seperti ponsel lainnya, Redmi 13C juga memiliki mode HDR untuk memotret subjek yang membelakangi cahaya. Hasilnya cukup bagus tetapi bukan yang paling bagus di kelasnya. Subjek patung kuda warna-warni yang kami foto tidak terganggu under-exposure. Namun tampaknya bagian langit terlalu over-exposure sehingga awan tidak terlalu tampak. Ada sedikit gangguan under-exposure di latar belakang, serta gangguan noise jika diperhatikan lebih teliti lagi.
Untuk kamera depan, Redmi 13C menampilkan sensor beresolusi 8 MP. Kalian juga dapat memotret dengan latar belakang bokeh. Hasil mode portrait cukup bagus meski separasi antara subjek dan latar belakang seharusnya lebih rapi lagi. Namun, hasil latar belakang bokeh masih disarankan untuk kreatifitas fotografi selfie.
Sekarang saatnya mengetahui performa kamera ketika digunakan pada malam hari. Dalam kondisi yang sangat minim cahaya sekitar, Redmi 13C memang menampilkan hasil yang cukup terang. Namun hasilnya terdapat beberapa noise sehingga detail pada daun dan tekstur gedung agak menurun. Hal ini dapat dimaklumi mengingat Redmi 13C adalah kelas entry-level. Kabar baiknya adalah tidak ada gangguan blooming pada tulisan berbasis lampu pada resto yang kami foto. Intinya, masih disarankan untuk memotret pada malam hari.
Tidak ketinggalan kami memotret malam hari menggunakan kamera depan. Meski foto terlihat beberapa noise dan kurang tajam, tetapi hasilnya cukup terang.