×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

Cloudera Soroti Pentingnya Pengelolaan Data untuk Dorong Profitabilitas Bank

Oleh: Tek ID - Kamis, 11 Desember 2025 16:07

Cloudera menilai profitabilitas bank di Asia Pasifik bergantung pada tata kelola data dan AI terpadu di tengah tekanan margin dan penurunan suku bunga

Pentingnya Pengelolaan Data untuk Dorong Profitabilitas Ilustrasi profitabilitas. dok. Freepik

Prospek profitabilitas bank di Asia Pasifik berada dalam tekanan baru seiring ekspektasi penurunan suku bunga global. 

Federal Reserve yang diprediksi melonggarkan kebijakan moneternya menyebabkan pendapatan bunga, komponen utama laba bank, mengalami penurunan. Kondisi ini diperparah berbagai tantangan struktural yang muncul di sejumlah negara besar.

Country Manager Cloudera Indonesia Sherlie Karnidta, memaparkan Fitch Ratings telah memperingatkan peningkatan risiko terhadap profitabilitas bank, terutama di pasar seperti China dan Korea Selatan, akibat kenaikan biaya kredit serta kekhawatiran kualitas aset. 

“Di China, stimulus pemerintah justru mempersempit margin, sementara permintaan kredit yang lemah terus membebani kinerja perusahaan,” tulis Sherlie dalam keterangannya.

Situasi regional ini juga dirasakan di Indonesia. Bank Indonesia memang menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25% untuk mendorong pertumbuhan kredit, namun bank-bank masih menahan penyesuaian suku bunga pinjaman karena tekanan biaya pendanaan dan risiko kredit. 

Hal ini menunjukkan profitabilitas tetap menghadapi tantangan meskipun berada dalam fase kebijakan moneter yang lebih longgar.

Dalam pandangan Sherlie, langkah pertama yang harus dilakukan bank untuk menjaga profitabilitas adalah meningkatkan efisiensi operasional melalui pengelolaan data. 

Dengan arsitektur data yang tepat, bank dapat mempercepat otomatisasi, memperkuat sistem anti-fraud, dan memanfaatkan AI untuk menghasilkan insight strategis yang mendorong ketahanan bisnis.

Salah satu transformasi terbesar terjadi pada pengelolaan customer relationship. 

“Kemampuan data dan AI modern memungkinkan bank mengkonsolidasikan informasi nasabah yang sebelumnya terpisah-pisah, sehingga memberikan gambaran menyeluruh yang membantu meningkatkan retensi dan loyalitas,” jelas Sherlie.

Namun, ia menekankan peningkatan kemampuan analitik harus dibarengi lapisan keamanan yang kuat, terutama karena pemerintah Asia Pasifik kini memperketat regulasi perlindungan data pribadi.

Sejumlah bank besar di kawasan sudah melihat manfaat transformasi ini. OCBC, misalnya, bekerja sama dengan Cloudera untuk membangun platform data berbasis cloud privat yang mendukung analitik real time dan pengambilan keputusan berbasis AI. 

Pendekatan ini memungkinkan layanan perbankan yang lebih personal dan efisien, namun tetap sesuai regulasi di Singapura maupun negara lain tempat mereka beroperasi.

UOB juga mengambil langkah serupa dengan memperkuat kualitas dan tata kelola data perusahaan bersama Cloudera. 

Bank ini mengatasi tantangan seperti konsistensi metadata dan kualitas data untuk membangun fondasi yang siap menyambut implementasi GenAI. Inisiatif tersebut mempercepat penyelesaian proyek, meningkatkan aksesibilitas data, dan memastikan adopsi AI tetap selaras regulasi.

Di sisi lain, Sherlie menyoroti meningkatnya transaksi digital yang mendorong kenaikan risiko penipuan. Sistem pemantauan fraud berbasis aturan dan batch dinilai sudah tidak memadai menghadapi modus yang kian canggih.

“Platform data memungkinkan bank menyatukan data streaming, catatan perilaku, dan model risiko historis untuk mendeteksi anomali secara real time,” tulisnya. 

Pendekatan ini bukan hanya menekan potensi kerugian, tetapi juga mengurangi false positive dan biaya penyelidikan.

GenAI yang mulai dimanfaatkan dalam asesmen kredit, layanan nasabah, dan operasi internal bank membawa kompleksitas baru pada aspek risiko. 

Karena itu, menurut Sherlie, bank harus meninggalkan tata kelola yang terpecah-pecah dan beralih ke pendekatan terpadu yang menanamkan kontrol dan kepatuhan langsung pada platform data.

BNI menjadi salah satu pelopor di Indonesia. Dengan menggunakan Cloudera AI Inference untuk menjalankan large language model di lingkungan on-premise, BNI dapat mempertahankan kedaulatan data sekaligus memenuhi regulasi lokal. 

Bank ini menyatukan proses ingestion, analitik, machine learning, dan tata kelola dalam satu platform untuk memastikan pengembangan AI berlangsung aman, terukur, dan sesuai tujuan bisnis.

Sherlie menegaskan di tengah margin yang terus menipis, bank harus menjadikan disiplin operasional dan pengelolaan data sebagai fondasi. 

“Platform data dan AI yang tepat akan memberdayakan bank untuk bergerak cepat, tetap patuh, dan mengembangkan AI dengan percaya diri. Di era AI saat ini, data yang dikelola dengan baik adalah kekuatan yang strategis,” pungkasnya.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top