OpenAI Salip SpaceX, Jadi Perusahaan Swasta Paling Bernilai di Dunia dengan Valuasi Rp8.000 Triliun
OpenAI resmi jadi perusahaan swasta paling bernilai di dunia dengan valuasi $500 miliar, salip SpaceX dan ByteDance.
OpenAI. dok. OpenAi News
OpenAI kini resmi menyandang predikat perusahaan swasta paling bernilai di dunia, dengan valuasi menembus US$500 miliar atau sekitar Rp8.000 triliun (kurs Rp16.000).
Angka tersebut membuat OpenAI melampaui SpaceX yang bernilai US$400 miliar, serta ByteDance, pengembang TikTok, yang berada di kisaran US$220 miliar.
Dikutip dari Engadget, kenaikan valuasi ini dipicu oleh aksi penjualan saham sekunder yang diizinkan OpenAI.
Dari total US$10,3 miliar saham yang ditawarkan, sekitar US$6,6 miliar berhasil terjual kepada investor besar, termasuk SoftBank, MGX Fund milik pemerintah Abu Dhabi, Thrive Capital dari AS, dan manajer investasi global T. Rowe Price.
- DeepSeek Rilis Model AI V3.2 dan V3.2 Speciale: Tantang Dominasi GPT-5 dan Gemini 3 Pro
- AWS re:Invent 2025 Jadi Pembuktian Reformasi AI AWS dengan Chip Baru, UltraServer, dan Layanan Mandiri
- Nvidia Perkenalkan Model ‘Alpamayo-R1’, Model AI untuk Pengembangan Kendaraan Otonom Tingkat Lanjut
- 3 Tahun ChatGPT: Perkembangan Teknologi AI yang Mengubah Dunia
Langkah besar ini datang seiring rencana OpenAI untuk bertransformasi menjadi Public Benefit Corporation (PBC) yang dikendalikan oleh badan nonprofitnya.
Divisi nonprofit tersebut kini memiliki ekuitas lebih dari US$100 miliar, menjadikannya pemegang saham utama.
Transformasi ini diharapkan membuat OpenAI lebih menarik bagi investor, karena menghapus batasan keuntungan yang bisa diperoleh.
CEO OpenAI Sam Altman bahkan menargetkan untuk menghabiskan triliunan dolar dalam pembangunan pusat data skala besar demi mengoperasikan layanan kecerdasan buatan.
Meski disambut positif oleh investor, langkah ini mendapat kritik tajam dari Elon Musk, salah satu pendiri OpenAI sekaligus CEO SpaceX.
Musk menuding perubahan struktur OpenAI melanggar misi awal perusahaan yang dibangun untuk “kepentingan umat manusia.”
Ia bahkan membawa sengketa ini ke pengadilan, menuduh OpenAI dan Altman mengkhianati kontrak awal dengan fokus pada keuntungan komersial.
Dengan valuasi yang kini melampaui SpaceX, OpenAI mempertegas dominasinya sebagai raksasa baru di dunia teknologi. Bukan hanya sebagai pengembang AI, tetapi juga sebagai perusahaan swasta paling bernilai di planet ini.
Ke depan, persaingan diprediksi semakin ketat, mengingat kebutuhan OpenAI untuk pendanaan besar-besaran dalam membangun infrastruktur AI, sekaligus menghadapi tantangan regulasi dan kritik terkait etika serta arah perusahaan.









