Tesla Rilis Model 3 dan Model Y Versi Murah, Tanpa Fitur Autopilot
Tesla rilis Model 3 dan Model Y Standard mulai Rp585 juta, tanpa Autopilot dan fitur premium. Strategi baru untuk dorong penjualan global.
Tesla Model 3 Standard. dok. Tesla
Setelah lebih dari setahun menggoda publik dengan janji menghadirkan mobil listrik yang lebih terjangkau, Tesla akhirnya resmi meluncurkan dua model baru, Model 3 Standard dan Model Y Standard.
Dikutip dari TechCrunch, kedua model hadir dengan harga awal masing-masing US$36.990 (sekitar Rp585 juta) dan US$39.990 (sekitar Rp632 juta), menjadikannya varian termurah dari lini kendaraan Tesla saat ini.
Langkah ini menjadi upaya Tesla untuk mengembalikan momentum pertumbuhan setelah penjualan global mereka menurun sepanjang 2024. Namun, harga yang ditawarkan ternyata masih lebih tinggi dari ekspektasi publik, terutama setelah CEO Elon Musk pernah menjanjikan Tesla dengan harga US$25.000 (sekitar Rp395 juta), proyek yang kini sudah dibatalkan.
Baik Model 3 Standard maupun Model Y Standard sama-sama menawarkan jarak tempuh hingga 321 mil (sekitar 517 km) dalam satu kali pengisian daya penuh. Namun, untuk mencapai harga yang lebih rendah, Tesla memangkas sejumlah fitur premium dari versi ini.
- Harga Chery J6T Akhirnya Resmi Terungkap di GJAW 2025, Simak lagi Keunggulan SUV Listrik Premium Ini
- Mobil Balap Listrik Formula E Gen4 Diklaim Lebih Cepat dari F1, Siap Debut pada Musim 2026-27
- Macan GTS Electric Tawarkan Perpaduan Teknologi Canggih dan Karakter Bertenaga Khas Porsche
- Volvo Perkuat Portofolio Elektrifikasi di Indonesia lewat The Refreshed XC60 dan XC90
Kedua mobil tidak dilengkapi Autopilot, sistem bantuan mengemudi canggih khas Tesla. Sebagai gantinya, pengguna hanya mendapatkan traffic-aware cruise control, tanpa fitur Autosteer yang biasa menjadi bagian dari paket Autopilot.
Di interior, pendekatan desain minimalis Tesla kini didorong ke batas ekstrem. Versi Standard tidak memiliki layar sentuh di baris kedua, setir dan spion diatur secara manual, tidak ada radio FM/AM, serta hanya dilengkapi tujuh speaker atau lebih sedikit dibandingkan 15 speaker dan subwoofer pada versi premium. Bahkan, fitur pemanas kursi hanya tersedia untuk baris depan.
Dari sisi eksterior, Tesla juga menghapus panel kaca atap (glass roof) dan lampu bar depan yang biasa menjadi ciri khas Model Y versi mahal, untuk menekan biaya produksi.
Langkah agresif ini mencerminkan strategi “strip-it-down” yang sudah lama digagas Musk, yakni mengurangi sebanyak mungkin komponen untuk menekan biaya produksi.
Dalam beberapa kesempatan, Musk bahkan menyebut strategi ini sebagai “Game of Thrones tapi versi hemat” untuk menggambarkan kerasnya kompetisi industri EV (electric vehicle) saat ini.
Dengan strategi tersebut, Tesla berharap dapat menarik konsumen baru di tengah pasar yang mulai jenuh dengan EV berharga tinggi. Perusahaan juga berencana menjual varian Standar ini di berbagai negara, termasuk pasar Eropa.
Namun, berakhirnya kredit pajak EV federal di Amerika Serikat pada September lalu membuat harga Tesla kini lebih transparan dan tanpa potongan pajak tambahan, kecuali di negara bagian yang masih menawarkan insentif lokal.
Peluncuran Tesla Model 3 dan Model Y Standard datang di saat industri otomotif tengah mengalami pergeseran besar. Banyak produsen mobil lain mulai menunda atau membatalkan proyek EV kelas atas dan beralih ke segmen EV ekonomis.
Ford tengah mengembangkan platform kendaraan listrik berbiaya rendah yang dijadwalkan meluncur pada 2027, sementara General Motors (GM) berencana menghidupkan kembali Chevy Bolt sebagai model murah.
Di sisi lain, Rivian, Lucid Motors, dan pendatang baru seperti Slate Auto juga menyiapkan mobil listrik di kisaran harga yang bersaing langsung dengan Tesla varian Standard.
Meski demikian, langkah Tesla ini juga berisiko menekan harga mobil bekas Tesla serta menciptakan kompetisi internal antar model, karena perbedaan harga antara versi Standard dan varian premium kini semakin tipis.









