×
Kanal
    • partner tek.id realme
    • partner tek.id samsung
    • partner tek.id acer
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd
    • partner tek.id wd

AI dalam film tidak pengaruhi peluang Oscar

Oleh: Erlan - Rabu, 23 April 2025 16:01

Dewan Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) baru-baru ini mengeluarkan pedoman terbaru terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam produksi film.

AI dalam film tidak pengaruhi peluang Oscar

Dewan Academy of Motion Picture Arts and Sciences (AMPAS) baru-baru ini mengeluarkan pedoman terbaru terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam produksi film. Dalam pernyataan resminya, Academy menegaskan bahwa penggunaan AI generatif tidak akan menjadi faktor penentu dalam nominasi Oscar, baik untuk mendongkrak maupun mengurangi peluang sebuah karya. Keputusan ini muncul di tengah maraknya perdebatan tentang peran AI dalam industri kreatif, terutama menyangkut orisinalitas, etika, dan masa depan pekerja seni.

Dilansir dari Engadget, pedoman AMPAS menyatakan bahwa penilaian nominasi Oscar tetap berfokus pada kualitas artistik, teknis, dan naratif suatu karya, terlepas dari alat atau teknologi yang digunakan. "AI hanyalah alat. Yang menentukan adalah bagaimana manusia memanfaatkannya untuk bercerita," ujar perwakilan Academy. Keputusan ini sekaligus menjawab kekhawatiran banyak pihak yang mengira film berbasis AI akan dianggap "kurang manusiawi" atau justru mendapat keuntungan tidak adil.

Reaksi terhadap kebijakan ini terbelah. Sejumlah sutradara dan produser menyambut positif, menyebut keputusan Academy adil karena menilai hasil akhir, bukan proses. "Jika AI bisa membantu menciptakan efek visual epik seperti dalam Dune, mengapa harus dipersoalkan?" kata seorang insan film. Di sisi lain, kritikus seperti Jonathan Taplin, penulis Move Fast and Break Hollywood, menilai sikap ini mengabaikan risiko jangka panjang, seperti penggantian pekerja kreatif oleh mesin atau plagiarisme terselubung oleh AI.

Beberapa film belakangan mulai memanfaatkan AI untuk proses praproduksi, seperti skrip, storyboard, atau desain karakter. Misalnya, studio independen Curious Refuge menggunakan AI untuk membuat trailer konsep Star Wars versi tahun 1950-an yang viral. Namun, karya seperti ini tidak masuk nominasi Oscar karena tergolong eksperimen. Sementara itu, film seperti The Creator (2023) yang mengangkat tema AI justru dinilai secara konvensional—kualitas akting dan sinematografi menjadi penentu, bukan teknologi di balik layar.

Meski Academy bersikap netral, para ahli mengingatkan bahwa industri perlu menyusun regulasi etika AI yang jelas. Misalnya, bagaimana jika suatu film menggunakan AI untuk menjiplak gaya sutradara legendaris? Atau jika sebuah skenario sepenuhnya ditulis oleh mesin? AMPAS sendiri belum memasukkan aturan spesifik tentang kepemilikan hak cipta konten berbasis AI.

Keputusan Academy ini mencerminkan filosofi bahwa Oscar adalah penghargaan untuk manusia, bukan mesin. Namun, seiring makin canggihnya teknologi, batas antara alat dan pencipta mungkin akan semakin kabur. Untuk saat ini, pesan yang jelas adalah: AI bisa jadi alat pendukung, tetapi jantung dari film Oscar-worthy tetaplah cerita yang menyentuh dan kerja keras manusia di baliknya.

Tag

Tagar Terkait

×
back to top