GenAI: Gap antara CEO dan CISO

Riset terbaru yang dirilis oleh NTT DATA mengungkapkan ketidaksepahaman mencolok antara pandangan pimpinan perusahaan mengenai adopsi Generative AI (GenAI). Berdasarkan survei terhadap lebih dari 2.300 pengambil keputusan senior di 34 negara, laporan berjudul “The AI Security Balancing Act: From Risk to Innovation” menunjukkan bahwa meski optimisme dan komitmen investasi tinggi mendominasi di kalangan CEO, pandangan di level keamanan siber justru berbeda.

Sebanyak 99% eksekutif C-Suite berencana meningkatkan investasinya di GenAI dalam dua tahun ke depan, dengan 67% CEO menyatakan akan berkomitmen besar-besaran pada teknologi ini. Hal ini menunjukkan keyakinan kuat pimpinan bisnis terhadap manfaat GenAI dalam mendorong inovasi dan efisiensi operasional.

Di sisi lain, hampir separuh (45%) CISO menyuarakan sentimen negatif terhadap adopsi GenAI. Mereka mengkhawatirkan adanya celah keamanan, kesulitan dalam pengelolaan infrastruktur lama, serta belum adanya pedoman internal yang jelas mengenai penggunaan dan tanggung jawab atas GenAI.

Selain perbedaan pandangan, riset juga menyoroti ketimpangan antara visi strategis dan kesiapan operasional. Meskipun 97% CISO merasa memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan terkait teknologi ini, sebanyak 69% mengakui bahwa tim di lapangan belum sepenuhnya memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola GenAI. Hanya 38% CISO yang menilai bahwa strategi GenAI telah sejalan dengan kebijakan keamanan siber perusahaan, berbeda jauh dengan 51% pandangan optimis dari CEO.

Tantangan semakin berat dengan mayoritas organisasi (72%) yang belum memiliki kebijakan formal terkait penggunaan GenAI. Selain itu, 88% pemimpin keamanan mengidentifikasi bahwa infrastruktur lama menghambat kelincahan bisnis dalam mengadopsi teknologi baru ini. Untuk mengatasi kendala tersebut, 64% CISO menyarankan pentingnya inovasi bersama mitra IT strategis yang dapat memberikan solusi GenAI secara menyeluruh dari ujung ke ujung.